JAKARTA - Bagi pemilik kendaraan bermotor, menjaga performa mesin tentu menjadi prioritas utama. Namun, ada satu ancaman tersembunyi yang sering luput dari perhatian: bahan bakar yang tidak murni atau tercemar logam berat. Tanpa disadari, kandungan logam atau sedimen dalam bahan bakar bisa memberikan dampak serius, baik terhadap kesehatan mesin maupun terhadap lingkungan.
Bahan bakar yang tidak bersih tidak selalu dapat dikenali secara kasat mata. Kontaminasi oleh partikel halus seperti zat besi (Fe), mangan (Mn), atau bahkan timbal (Pb) dapat menyusup dalam sistem pembakaran dan mulai merusak komponen mesin secara perlahan namun pasti. Hal ini ditegaskan oleh Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, yang juga dikenal sebagai pakar bahan bakar dan pelumas.
“Jika bahan bakar mengandung Fe (zat besi), liner akan cepat haus. Kalau mengandung Mn (mangan), busi akan cepat mati. Sementara jika ada Pb (timbal), emisi gas buang bisa membahayakan kesehatan,” ungkap Prof. Tri.
Kerusakan Mesin yang Tak Terhindarkan
Dalam dunia otomotif, liner silinder adalah bagian penting yang berperan sebagai lapisan pelindung di dalam ruang bakar. Ketika zat besi hadir dalam bahan bakar, partikel ini bisa mempercepat keausan liner. Hasilnya, mesin kehilangan efisiensi, suara menjadi kasar, dan performa secara keseluruhan menurun. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan parah yang mengharuskan pemilik kendaraan melakukan overhaul dini.
Di sisi lain, mangan yang kadang digunakan sebagai aditif bahan bakar demi meningkatkan oktan, justru bisa menjadi boomerang ketika kadarnya tidak terkontrol. Endapan mangan cenderung menumpuk pada kepala busi, membuat percikan api tidak optimal dan pembakaran menjadi terganggu. Dalam jangka waktu singkat, busi bisa mati, dan sistem pengapian pun terganggu. Ini tentu berdampak langsung pada efisiensi bahan bakar dan kenyamanan berkendara.
Timbal, Racun yang Diam-diam Menyebar
Timbal mungkin menjadi salah satu logam paling berbahaya yang bisa ditemukan dalam bahan bakar. Meski penggunaannya dalam bensin telah dibatasi secara global, bukan berarti risiko ini telah hilang sepenuhnya. Beberapa produk bahan bakar dari sumber tidak terpercaya masih mungkin mengandung Pb dalam kadar tertentu. Dampaknya tidak hanya pada mesin, tetapi juga lingkungan dan kesehatan manusia.
Ketika bahan bakar mengandung timbal, proses pembakaran akan menghasilkan emisi gas buang yang beracun. Ini meningkatkan polusi udara secara signifikan. Dalam jangka panjang, paparan timbal dalam udara dapat memicu berbagai penyakit, terutama gangguan saraf dan pernapasan, baik bagi pengguna kendaraan maupun masyarakat sekitar.
Memilih Bahan Bakar yang Tepat
Untuk menghindari risiko kerusakan akibat bahan bakar kotor, para pemilik kendaraan disarankan untuk lebih selektif dalam memilih tempat pengisian bahan bakar. Pastikan stasiun pengisian yang digunakan memiliki reputasi baik dan mengikuti standar distribusi bahan bakar yang aman.
Langkah ini terlihat sederhana, tetapi sangat berpengaruh dalam menjaga kualitas pembakaran serta memperpanjang usia pakai mesin. Selain itu, pemilik kendaraan juga perlu memahami pentingnya melakukan pengecekan dan perawatan sistem bahan bakar secara rutin, seperti mengganti filter bensin, membersihkan injektor, dan melakukan tune up secara berkala.
Kerusakan yang Tak Terlihat, Dampak yang Nyata
Apa yang terjadi dalam mesin kendaraan sering kali tidak langsung terasa. Gejala kerusakan akibat kontaminasi logam bisa muncul perlahan, seperti menurunnya tenaga, konsumsi bahan bakar yang membengkak, atau suara mesin yang berubah. Namun ketika tanda-tanda tersebut muncul, sering kali kerusakan sudah cukup parah.
“Zat besi (Fe) yang terbawa dalam bahan bakar dapat mempercepat keausan pada liner silinder, sehingga performa mesin menurun dan bisa berujung pada overhaul lebih cepat dari seharusnya,” jelas Prof. Tri.
Ia juga menambahkan bahwa kandungan mangan (Mn), meski kadang digunakan sebagai aditif untuk meningkatkan oktan, jika kadarnya berlebih bisa menyebabkan endapan pada busi. Akibatnya, busi cepat rusak dan pembakaran menjadi tidak optimal.
Sedangkan terkait timbal (Pb), ia menekankan bahwa efeknya bukan hanya kerusakan mesin dalam jangka panjang. “Timbal juga meningkatkan polusi udara yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat,” ujar Prof. Tri.
Kesadaran Pemilik Kendaraan Sangat Diperlukan
Ancaman dari bahan bakar tercemar ini seharusnya menjadi peringatan bagi seluruh pemilik kendaraan. Dalam banyak kasus, kerusakan mesin bisa dicegah hanya dengan memastikan bahan bakar yang digunakan benar-benar bersih dan berasal dari sumber yang dapat dipercaya.
Lebih dari itu, kesadaran terhadap dampak lingkungan juga perlu diperkuat. Emisi yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar tercemar logam bukan hanya masalah mekanis, tapi juga persoalan kesehatan publik yang lebih luas.
Kepedulian terhadap kualitas bahan bakar bukan lagi semata-mata urusan performa mesin, tetapi juga bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan dan keselamatan diri serta orang lain. Maka dari itu, pemilik kendaraan perlu memahami bahwa kualitas bahan bakar bukan hanya soal harga atau merek, melainkan juga tentang apa yang terkandung di dalamnya.