JAKARTA - Upaya pemerataan akses energi listrik terus menjadi prioritas pemerintah. Salah satu wujud nyatanya hadir melalui program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) yang dijalankan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bekerja sama dengan PT PLN (Persero). Program ini ditujukan untuk warga kurang mampu yang belum memiliki sambungan listrik mandiri di rumahnya.
Dalam semangat mempercepat pemerataan energi jelang peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-80, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bersama Direktur Jenderal Ketenagalistrikan serta jajaran Direksi PT PLN (Persero) melakukan peninjauan langsung ke lokasi penerima manfaat program BPBL di Desa Cabean, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora.
Dalam kunjungan tersebut, turut hadir Direktur Retail & Niaga, Direktur Transmisi & Perencanaan Sistem, serta General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta (PLN UID JTY). Kehadiran mereka mencerminkan dukungan penuh terhadap implementasi program listrik gratis yang menyasar langsung masyarakat yang membutuhkan.
Program BPBL sendiri dilaksanakan dengan anggaran belanja negara yang dikelola oleh Kementerian ESDM dan dilaksanakan oleh PLN sebagai operator utama. Menteri ESDM menyampaikan apresiasinya kepada PLN atas sinergi dan pelaksanaan program yang dinilai sangat memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Menurutnya, kehadiran listrik di rumah warga yang sebelumnya belum menikmati sambungan mandiri bukan hanya memberikan kenyamanan, tetapi juga membuka akses terhadap kegiatan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. “Program ini sangat bermanfaat untuk masyarakat terutama warga yang membutuhkan,” ujar Menteri ESDM.
Sejak pelaksanaan pertamanya pada 2022, program BPBL telah memberikan manfaat kepada sebanyak 367.212 rumah tangga di berbagai wilayah Indonesia. Khusus di tahun ini, sebanyak lebih dari 18.000 warga Provinsi Jawa Tengah dan 306 rumah tangga di Kabupaten Blora telah menerima bantuan tersebut.
Salah satu penerima manfaat, Ahmad, warga Desa Cabean, mengungkapkan rasa syukurnya. Sebelumnya, ia harus menyalur listrik dari rumah orang tuanya untuk kebutuhan sehari-hari. Kini, ia bisa menikmati listrik secara mandiri di rumah sendiri.
“Kami saat ini merasa sangat nyaman, sudah dapat listrik secara mandiri, sangat melegakan di hati, terima kasih kepada Pemerintah dan PLN,” ungkap Ahmad.
Dalam program tahun ini, setiap rumah tangga penerima bantuan mendapatkan sejumlah fasilitas penting guna memastikan kelistrikan yang aman dan layak. Direktur Retail dan Niaga PT PLN (Persero), Adi Priyanto menjelaskan bahwa fasilitas yang diberikan mencakup tiga titik lampu, tiga buah lampu LED, pemasangan instalasi listrik rumah, pemeriksaan dan pengujian Sertifikat Laik Operasi (SLO), biaya penyambungan daya 900 VA, serta token listrik perdana senilai seratus ribu rupiah.
Paket bantuan tersebut tidak hanya berfungsi sebagai pemenuhan hak dasar atas listrik, tetapi juga menjamin bahwa sambungan yang diterima sesuai standar keselamatan dan kenyamanan.
General Manager PLN UID JTY, Sugeng Widodo, menyampaikan terima kasih atas dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak yang turut menyukseskan program ini. Ia menekankan bahwa pelaksanaan program berjalan lancar berkat sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan PLN.
“Terima kasih kepada Kementerian ESDM, Gubernur Jawa Tengah & Gubernur DIY, Bupati Blora dan Bupati Walikota lain di Jateng DIY atas kolaborasi yang baik selama ini. Kami alhamdulillah telah berhasil melaksanakan amanah ini dengan baik, semoga dapat menjadi manfaat bagi masyarakat,” kata Sugeng.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri ESDM juga menyerahkan bantuan secara simbolis kepada keluarga penerima program BPBL. Bantuan berupa paket sembako tersebut disalurkan melalui Yayasan Baitul Maal PT PLN (Persero), sebagai bentuk perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat penerima bantuan.
Langkah ini tidak hanya menambah nilai sosial dari pelaksanaan program, tetapi juga menunjukkan bahwa inisiatif kelistrikan ini dibangun atas semangat gotong royong dan kepedulian terhadap masyarakat kurang mampu.
Kehadiran listrik mandiri di rumah warga merupakan bagian dari misi besar pemerintah dalam mewujudkan keadilan energi di seluruh pelosok negeri. Tidak hanya di kota besar, namun hingga ke desa-desa terpencil yang sebelumnya belum terjamah oleh jaringan listrik mandiri. Dengan listrik, anak-anak bisa belajar di malam hari, keluarga bisa menjalankan usaha rumahan, dan masyarakat memiliki harapan baru untuk meningkatkan taraf hidup.
PLN bersama Kementerian ESDM berkomitmen untuk terus menjalankan program ini secara berkelanjutan, menjangkau lebih banyak rumah tangga yang membutuhkan. Program BPBL membuktikan bahwa akses listrik bukan lagi kemewahan, melainkan hak dasar yang perlu diwujudkan dengan nyata.
Dengan terus mendorong pemerataan akses kelistrikan melalui program seperti BPBL, pemerintah memperkuat komitmennya terhadap pembangunan inklusif dan berkelanjutan. Di tengah semangat peringatan kemerdekaan, inisiatif ini menjadi simbol nyata bahwa energi adalah hak setiap warga negara.