JAKARTA - Serangan jantung kerap dikaitkan dengan kelompok usia lanjut. Namun, kini kenyataannya tidak lagi demikian. Sejumlah kasus menunjukkan bahwa serangan jantung bisa menimpa siapa saja, termasuk mereka yang masih berusia muda. Kondisi ini menimbulkan keprihatinan dan menuntut perhatian serius dari tenaga medis.
Fenomena meningkatnya pasien muda yang datang dalam kondisi serangan jantung akut menjadi sorotan. Hal ini disampaikan oleh dr. M. Tasrif Mansur, Sp.PD, K-KV, dari RS Wahidin Sudirohusodo dalam siaran kesehatan melalui media sosial.
“Banyak pasien usia muda datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi serangan jantung akut. Tidak sedikit dari mereka tidak tahu bahwa dirinya memiliki faktor risiko,” ujarnya.
Apa yang sebenarnya menjadi penyebab tren ini? Mengapa usia muda yang seharusnya berada di masa paling produktif justru rentan terhadap penyakit jantung?
Gaya Hidup Modern Jadi Pemicu Utama
Menurut Tasrif, gaya hidup yang tidak sehat menjadi pemicu utama dari maraknya serangan jantung di kalangan usia muda. Kehidupan yang serba cepat dan menuntut produktivitas tinggi, membuat banyak orang mengabaikan kebutuhan dasar tubuh, seperti istirahat cukup, pola makan seimbang, dan aktivitas fisik teratur.
Ia menegaskan bahwa pola makan tinggi lemak, stres berlebihan, merokok, serta kurang berolahraga merupakan kombinasi berbahaya yang bisa mempercepat kerusakan sistem kardiovaskular.
“Gaya hidup seperti ini menyebabkan kondisi metabolik seperti kolesterol tinggi, hipertensi, dan gula darah tidak terkontrol. Itu semua mempercepat proses aterosklerosis atau penyempitan pembuluh darah,” jelas Tasrif.
Proses aterosklerosis inilah yang kemudian menjadi penyebab utama dari serangan jantung koroner, yang tak jarang muncul secara mendadak tanpa gejala awal yang jelas.
Sehat dari Luar, Namun Bahaya Mengintai
Satu hal yang mengejutkan, menurut Tasrif, adalah kenyataan bahwa banyak pasien muda tampak sehat secara fisik. Namun, di dalam tubuh mereka, proses penyakit telah berkembang diam-diam tanpa disadari. Inilah yang membuat serangan jantung terasa mendadak dan mengagetkan, baik bagi pasien maupun keluarganya.
“Biasanya, mereka datang ke rumah sakit saat sudah terjadi serangan jantung. Sebelumnya, mereka tidak tahu kalau punya risiko,” tuturnya.
Bahkan, beberapa pasien tersebut tidak mengetahui bahwa dirinya memiliki kadar kolesterol yang tinggi atau tekanan darah yang di atas normal. Hal ini menjadi bukti bahwa penampilan luar tidak selalu mencerminkan kondisi kesehatan dalam tubuh.
Meskipun faktor genetik atau keturunan turut berperan, Tasrif menekankan bahwa gaya hidup tetap menjadi faktor dominan yang bisa dikendalikan oleh individu itu sendiri. Oleh karena itu, kesadaran untuk menjaga pola hidup sehat menjadi langkah pertama yang harus diambil.
Pemeriksaan Rutin dan Edukasi Sejak Dini
Menyadari pentingnya pencegahan, Tasrif menyoroti perlunya edukasi dan deteksi dini. Pemeriksaan kesehatan secara berkala bisa membantu mengidentifikasi risiko yang mungkin tersembunyi, sebelum berkembang menjadi masalah serius.
Ia menganjurkan agar anak muda mulai membiasakan diri memantau kadar kolesterol, tekanan darah, dan gula darah sejak dini. Dengan mengetahui kondisi tersebut, langkah-langkah pencegahan bisa segera diambil.
“Kita harus mulai dari edukasi. Banyak orang tidak tahu bahwa dia punya kolesterol tinggi. Begitu serangan terjadi, baru tahu,” ujar dia.
Pemeriksaan sederhana di fasilitas kesehatan bisa menjadi alat penting dalam menghindari bencana yang lebih besar. Dengan mengenali potensi risiko, individu bisa membuat perubahan yang signifikan dalam gaya hidup mereka.
Perubahan Kecil, Dampak Besar
Tasrif juga menekankan bahwa pencegahan serangan jantung tidak harus dilakukan dengan perubahan drastis. Langkah kecil yang dilakukan secara konsisten dapat memberikan dampak besar dalam menjaga kesehatan jantung.
Mulai dari mengurangi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, memperbanyak aktivitas fisik seperti berjalan kaki atau bersepeda, hingga menghindari kebiasaan merokok dan mengelola stres secara sehat merupakan hal-hal dasar yang sangat efektif.
Mengatur pola tidur yang cukup juga penting, mengingat banyak anak muda yang mengalami kurang tidur akibat pola kerja atau gaya hidup yang tidak teratur. Tidur cukup tidak hanya membantu regenerasi tubuh, tetapi juga menjaga kestabilan tekanan darah dan ritme jantung.
Jantung Sehat, Masa Depan Terlindungi
Meningkatnya kasus serangan jantung pada usia muda menjadi pengingat bahwa kesehatan adalah aset yang harus dijaga sejak dini. Bukan hanya untuk menghindari penyakit, tetapi juga untuk memastikan masa depan yang produktif dan berkualitas.
Dengan edukasi yang tepat dan kebiasaan hidup sehat, serangan jantung sebenarnya dapat dicegah. Hal ini menjadi tanggung jawab bersama, tidak hanya oleh tenaga medis, tapi juga individu itu sendiri dan lingkungan sekitarnya.
“Menjaga kesehatan jantung adalah investasi jangka panjang,” tegas Tasrif.
Kesadaran kolektif untuk memulai pola hidup sehat akan sangat membantu menekan angka kejadian serangan jantung di usia muda. Tidak perlu menunggu sampai tua atau mengalami gejala, karena pencegahan yang dilakukan saat ini akan membawa dampak besar di kemudian hari.