JAKARTA - Program stimulus ekonomi dari PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau PELNI yang memberikan potongan harga tiket sebesar 50 persen berhasil menyedot perhatian masyarakat secara luas. Animo luar biasa ini bahkan membuat kuota program habis terjual lebih cepat dari waktu yang dijadwalkan.
Meski awalnya program direncanakan berlangsung hingga akhir bulan, realitas di lapangan menunjukkan bahwa seluruh kuota telah terserap lebih awal. Tiket sudah ludes, menandai penutupan program beberapa hari sebelum tenggat akhir yang ditetapkan sebelumnya.
Secara total, terdapat 782.011 tiket yang telah terjual selama periode pelaksanaan program. Jumlah ini menghabiskan seluruh alokasi dana subsidi sebesar Rp134 miliar. Angka tersebut menunjukkan betapa kuatnya daya tarik program diskon ini, terutama bagi masyarakat yang sangat membutuhkan moda transportasi laut yang terjangkau dan aman.
PELNI Tetap Prioritaskan Keselamatan
Meningkatnya jumlah penumpang yang bepergian tidak membuat PELNI lengah dalam hal keselamatan. Pihak perusahaan tetap menjalankan standar operasional pelayaran sesuai regulasi nasional yang berlaku.
Sekretaris Perusahaan PELNI, Evan Eryanto, menegaskan komitmen perusahaan untuk mengutamakan keselamatan meskipun beban operasional meningkat.
“Kami pastikan seluruh perjalanan tetap mengedepankan keselamatan dengan menjalankan prosedur operasional sesuai standar pelayaran nasional,” tegas Evan.
Lonjakan penumpang terbesar tercatat pada tanggal 25 Juni, dengan total 26.639 orang naik kapal dalam satu hari. Hal ini membuktikan besarnya kebutuhan masyarakat terhadap layanan transportasi laut yang memadai, terutama di masa libur panjang.
Dukungan Pemerintah Jadi Faktor Penting
Keberhasilan program diskon ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah melalui Kementerian Perhubungan. Dukungan regulasi dan anggaran yang disiapkan pemerintah menjadi pondasi kuat pelaksanaan stimulus ini.
Evan menyampaikan rasa terima kasih atas kolaborasi yang dibangun selama masa program.
“Kami sangat bersyukur atas tingginya antusiasme masyarakat terhadap program stimulus ekonomi. Ini membuktikan bahwa PELNI tetap menjadi tulang punggung konektivitas maritim yang mendorong roda ekonomi dan pariwisata nasional,” ungkapnya.
Berkat dukungan subsidi, akses masyarakat terhadap moda transportasi laut menjadi jauh lebih luas. Hal ini sangat membantu, terutama di tengah periode padat seperti musim liburan sekolah, di mana kebutuhan bepergian meningkat signifikan.
Stimulus Ekonomi yang Berdampak Luas
Lebih dari sekadar program potongan harga, stimulus ini menjadi bagian penting dari strategi nasional untuk meningkatkan mobilitas masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Selaras dengan kebijakan Presiden Prabowo Subianto, program ini menjadi instrumen untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah dinamika ekonomi global.
Selain itu, program ini juga bertujuan untuk memperkuat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Ketika biaya transportasi ditekan, masyarakat menjadi lebih mudah menjangkau berbagai destinasi wisata domestik, yang pada akhirnya membuka peluang ekonomi baru di wilayah tujuan.
“Ke depan, PELNI berkomitmen untuk terus mendukung visi pemerintah dalam memperkuat konektivitas antarpulau, membuka akses transportasi bagi masyarakat luas, dan mendorong pertumbuhan sektor maritim Indonesia,” ucap Evan.
Efek dari stimulus ini juga terasa langsung di berbagai daerah. Banyak pelaku usaha kecil dan menengah yang memperoleh limpahan manfaat dari meningkatnya arus kunjungan. Dari pelabuhan hingga objek wisata, aktivitas ekonomi ikut bergerak lebih dinamis.
Momentum bagi Transportasi Laut Nasional
Salah satu pelajaran penting dari keberhasilan program ini adalah bahwa masyarakat masih menaruh kepercayaan besar terhadap transportasi laut. Dengan pelayanan yang konsisten, harga yang terjangkau, dan jaminan keselamatan, kapal laut bisa kembali menjadi pilihan utama bagi mobilitas domestik.
Selain itu, tingginya respons publik memperlihatkan potensi besar yang dimiliki oleh sektor pelayaran nasional. Bukan hanya untuk mobilitas, tetapi juga sebagai motor penggerak ekonomi maritim secara menyeluruh.
Momen ini seharusnya bisa menjadi titik tolak bagi pengembangan program-program serupa di masa mendatang. Baik oleh pemerintah maupun BUMN lainnya, model kolaborasi antara regulasi dan operator bisa menjadi solusi efektif untuk menjawab kebutuhan masyarakat.
Program diskon 50 persen tiket kapal PELNI bukan hanya soal potongan harga, tetapi simbol keberhasilan strategi pelayanan publik yang tepat sasaran. Dengan kuota habis sebelum waktunya, dapat disimpulkan bahwa masyarakat menanggapi stimulus ini secara positif dan aktif.
Pengalaman ini membuka cakrawala baru bagi sektor transportasi laut untuk terus dikembangkan, tidak hanya sebagai sarana logistik atau mobilitas, tetapi juga sebagai instrumen penting pembangunan nasional.