Proses Haru Anies Baswedan Antar Cucu ke Harvard

Senin, 28 Juli 2025 | 08:04:36 WIB
Proses Haru Anies Baswedan Antar Cucu ke Harvard

JAKARTA - Kebahagiaan dan haru menyatu dalam sebuah momen perpisahan yang dialami oleh keluarga Anies Baswedan. Setelah baru satu bulan merasakan kehadiran cucu pertama, Ibrahim, Anies harus melepas kepergian anak dan cucunya ke Amerika Serikat. Kepergian itu bukan tanpa sebab, melainkan karena pencapaian yang membanggakan: Mutiara Annisa Baswedan, putri sulung Anies yang akrab disapa Tia, berhasil meraih beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Harvard University.

Tia tidak sendiri dalam menjalani perjalanan baru ini. Ia ditemani oleh sang suami, Ali Saleh Alhuraiby, dan tentu saja si kecil Ibrahim. Sebagai pasangan muda yang baru dikaruniai anak, langkah mereka ke Amerika menjadi awal dari fase kehidupan yang lebih menantang sekaligus penuh harapan.

Tia berhasil mendapatkan beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), yang membawanya ke salah satu kampus terbaik dunia. Ia akan melanjutkan studi jenjang S2 di Harvard, universitas ternama di Boston, Amerika Serikat.

Momen keberangkatan keluarga kecil ini menjadi sorotan karena bukan hanya prestasi yang menginspirasi, tetapi juga karena kehangatan keluarga yang terpancar dalam setiap detik perpisahan. Anies, sebagai seorang ayah dan kakek, tak hanya mendampingi hingga ke bandara, tapi juga memberikan banyak pesan berharga yang penuh makna bagi anak dan menantunya.

“Pokoknya Tia dan Ali tinggal berdua. Saling jaga, saling support. Seperti yang sering dibilang, kalau ngadepin yang rumit-rumit yakin ini bukan orang yang pertama. If other can do it, you can do it,” ujar Anies saat mengantar keberangkatan keluarga Tia di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Kutipan tersebut menggambarkan kepercayaan dan optimisme yang diberikan Anies kepada anak dan menantunya. Ia meyakini bahwa keduanya mampu menjalani tantangan hidup di negeri orang dengan saling mendukung. Selain itu, sebagai keluarga muda yang harus menyesuaikan diri dengan budaya dan sistem baru, kerja sama dan komunikasi yang baik adalah kunci utama.

Menurut Anies, salah satu cara terbaik agar pasangan suami istri dapat hidup harmonis di tengah kesibukan dan lingkungan baru adalah dengan mengetahui dan memahami jadwal satu sama lain.

“Jadwal Tia, Ali tahu, jadwal Ali, Tia tahu. Itu make things a lot easier,” tambah Anies dalam pesannya yang dikutip dari kanal YouTube pribadinya.

Sebelum keberangkatan, keluarga besar Anies menggelar doa bersama yang berlangsung khidmat di kediamannya yang terletak di kawasan Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan. Doa tersebut dipimpin oleh Aliyah Rasyid, nenek dari Tia, sebagai bentuk permohonan perlindungan dan kelancaran untuk keluarga yang akan memulai hidup di negeri jauh.

“Mohon doanya semua. Semoga Tia, Ali dan Ibrahim sehat sampai di Boston. Insya Allah perjalanan lancar semua untuk memulai sebuah perjalanan baru di tanah yang baru, yang jauh dari Indonesia,” tutur Anies dalam acara tersebut.

Suasana haru terlihat jelas, terutama saat keberangkatan di bandara. Selain Anies dan sang istri Fery Farhati, tampak pula keluarga besar yang hadir untuk memberikan semangat. Teman-teman dekat pasangan Tia dan Ali juga ikut hadir mengantar, memperlihatkan dukungan penuh dari lingkungan sekitar.

Keberangkatan ini menjadi simbol bukan hanya dari sebuah pencapaian akademik, melainkan juga dari proses kehidupan yang terus berjalan. Sebagai orang tua, Anies menunjukkan sikap yang dewasa dan penuh kasih. Ia rela melepas kepergian anak dan cucunya demi sebuah cita-cita besar, meskipun perpisahan tersebut tidak mudah.

Kisah ini juga menjadi inspirasi bagi banyak orang tua dan keluarga muda di Indonesia. Bagaimana pendidikan bisa menjadi jembatan untuk masa depan yang lebih baik, dan bagaimana dukungan keluarga menjadi fondasi penting untuk melewati berbagai tantangan. Perjalanan Tia dan keluarganya ke luar negeri bukan hanya soal studi, tetapi juga proses adaptasi, kedewasaan, dan ketangguhan keluarga.

Kehadiran seorang cucu memang menjadi momen bahagia yang sangat dinantikan dalam sebuah keluarga. Namun di tengah euforia itu, Anies harus mengikhlaskan kepergian Ibrahim untuk waktu yang belum pasti. Meski begitu, ia tidak melihat hal ini sebagai kehilangan, melainkan sebagai bagian dari perjalanan panjang yang membawa kebaikan.

Pendidikan, menurut keluarga ini, bukan sekadar prestasi individual, tetapi bagian dari kontribusi terhadap masyarakat. Ketika seseorang mendapatkan kesempatan untuk belajar di luar negeri, maka harapannya kelak ia bisa kembali dan memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi tanah air.

Sebagai mantan Gubernur DKI Jakarta dan tokoh pendidikan, Anies sudah lama dikenal menempatkan nilai pendidikan di posisi terpenting dalam pembangunan manusia. Maka, tidak heran jika keberangkatan putrinya ke Harvard menjadi kebanggaan tersendiri, sekaligus penegasan bahwa misi pendidikan adalah tanggung jawab bersama, dimulai dari keluarga.

Kini, Tia, Ali, dan Ibrahim telah menjejakkan kaki di Boston, memulai kehidupan baru sebagai keluarga pelajar di negeri empat musim itu. Jauh dari rumah, namun tetap membawa nilai dan semangat keluarga besar mereka. Di tanah asing itu, mereka akan menulis cerita baru tentang mimpi, pengorbanan, dan perjalanan menuju masa depan yang lebih cerah.Dan di tanah air, doa-doa dari orang-orang tercinta akan terus mengiringi.

Terkini

Vivo X200 Pro 2025, Desain Mewah dengan Performa Tangguh

Kamis, 11 September 2025 | 10:37:25 WIB

Infinix HOT 60 Pro Plus Hadir dengan Inovasi Besar

Kamis, 11 September 2025 | 10:37:24 WIB

Poco F7 Pro Hadir dengan Spesifikasi Lengkap dan Modern

Kamis, 11 September 2025 | 10:37:22 WIB

Harga Terjangkau, Tecno Spark 40 Hadir dengan Fitur Lengkap

Kamis, 11 September 2025 | 10:37:21 WIB

Lima Keunggulan Realme P3 5G, Smartphone Gaming Rp3 Jutaan

Kamis, 11 September 2025 | 10:37:19 WIB