Prabowo Subianto Mantapkan Visi Maritim Lewat KRI Baru

Rabu, 30 Juli 2025 | 11:56:52 WIB
Prabowo Subianto Mantapkan Visi Maritim Lewat KRI Baru

JAKARTA - Modernisasi alutsista Indonesia terus bergulir sebagai bentuk nyata transformasi pertahanan di bawah komando Presiden Prabowo Subianto. Salah satu langkah penting terbaru adalah kehadiran KRI Brawijaya-320, kapal fregat mutakhir buatan Italia, yang menjadi simbol perkuatan pertahanan laut dan sekaligus cerminan arah pembangunan nasional ke depan.

Modernisasi pertahanan tidak lagi dipandang semata dari sisi militeristik. Pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto mendorong pembangunan sektor pertahanan sebagai pilar utama bagi tercapainya swasembada dan kemajuan ekonomi berkelanjutan.

Langkah tersebut tercermin dari keberangkatan KRI Brawijaya-320 dari La Spezia, Italia, menuju Indonesia pada Selasa, 29 Juli 2025. Kapal perang ini akan memperkuat Komando Armada Republik Indonesia (Koarmada RI) sebagai bagian dari penguatan sistem pertahanan nasional.

Panglima Komando Armada RI, Laksamana Madya TNI Denih Hendrata, mengungkapkan bahwa kapal modern ini dipastikan siap tempur, baik dari segi peralatan maupun kesiapan para personel.

“Kesiapan KRI Brawijaya-320 sudah 100 persen, baik dari aspek material maupun personel pengawak,” ujar Denih.

Kapal canggih yang dibuat oleh galangan kapal Fincantieri, Italia, ini dirancang sebagai kapal fregat dengan panjang 143 meter dan kapasitas hingga 171 awak. Ditenagai oleh mesin berkecepatan tinggi, kapal ini mampu melaju hingga kecepatan maksimum 32 knot.

KRI Brawijaya-320 dibekali sistem persenjataan antiudara (Anti-Air Warfare/AAW) dan berbagai sistem teknologi mutakhir. Beberapa fitur unggulannya meliputi Combat Management System (CMS) terintegrasi, sensor dan sistem senjata canggih, jaringan komunikasi berkecepatan tinggi, serta desain modular yang memungkinkan pengembangan lebih lanjut di masa mendatang.

Fregat ini dijadwalkan akan tiba di Pangkalan Koarmada II Surabaya pada 10 September 2025 setelah menempuh pelayaran selama kurang lebih satu bulan.

KRI Brawijaya dan Peran Strategis di Kawasan

Dengan berbagai keunggulannya, KRI Brawijaya-320 diharapkan memberikan kontribusi signifikan dalam pengamanan wilayah maritim strategis Indonesia, termasuk perairan Natuna dan Laut China Selatan.

Kehadiran kapal ini juga menunjukkan peningkatan kapasitas Indonesia dalam menjaga kedaulatan wilayah laut, terutama di tengah dinamika geopolitik yang terus berkembang di kawasan Asia Tenggara.

Presiden Prabowo Subianto telah menegaskan dalam berbagai kesempatan bahwa sistem pertahanan negara harus tangguh dan adaptif terhadap tantangan zaman. Oleh karena itu, KRI Brawijaya bukan hanya sekadar kapal perang baru, tetapi bagian dari strategi besar menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang kuat dan mandiri.

Komitmen Swasembada dan Ekonomi Berkelanjutan

Lebih jauh dari fungsi pertahanan semata, pengadaan kapal modern seperti KRI Brawijaya-320 juga berkaitan erat dengan agenda nasional lainnya, seperti swasembada pangan, energi, dan penguatan ekonomi kreatif.

Visi tersebut sejalan dengan Astacita Kedua yang digagas Presiden Prabowo, yakni memantapkan sistem pertahanan keamanan negara, sekaligus mendorong pembangunan ekonomi berbasis kerakyatan dan berkelanjutan.

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Dr Muhammad Ali, menegaskan bahwa modernisasi armada laut Indonesia tidak hanya fokus pada aspek tempur, tetapi juga menyokong aktivitas maritim untuk mendukung investasi, perdagangan, dan perikanan.

“Penguatan armada laut tidak hanya untuk pertahanan, tetapi juga mendukung keamanan maritim dalam mendorong investasi di sektor kelautan dan perikanan,” kata Muhammad Ali.

Dengan kehadiran KRI Brawijaya, diharapkan proses pengamanan jalur distribusi logistik nasional yang sebagian besar melewati laut dapat berlangsung dengan lebih aman dan efisien. Ini tentu berdampak positif terhadap stabilitas pasokan pangan dan energi nasional.

Dorong Transfer Teknologi dan Industri Pertahanan

Meski kapal ini merupakan produksi luar negeri, langkah ini sekaligus menjadi jembatan menuju kemandirian industri pertahanan nasional. Pemerintah menekankan pentingnya percepatan transfer teknologi dari negara produsen, yang akan memungkinkan Indonesia mulai memproduksi alutsista strategis secara mandiri di masa depan.

Pentingnya penguatan industri pertahanan dalam negeri menjadi fokus dalam agenda pertahanan nasional. Tantangan ke depan adalah memanfaatkan kerja sama luar negeri untuk memperkuat kapasitas produksi nasional, baik dari segi teknologi, sumber daya manusia, maupun fasilitas produksi.

Menuju Poros Maritim Dunia

Langkah-langkah tersebut bukan tanpa arah. Semua ditujukan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia yang kuat, mandiri, dan berdaulat. Peningkatan kualitas armada laut, investasi di sektor strategis, serta kebijakan pertahanan yang menyatu dengan pembangunan ekonomi adalah pondasi utama untuk mewujudkan cita-cita tersebut.

Melalui sinergi yang kuat antara sektor pertahanan dan pembangunan nasional, Indonesia perlahan namun pasti tengah menapaki jalur menuju kemandirian sejati.

KRI Brawijaya-320 adalah bukti bahwa pertahanan bukan hanya soal senjata, tetapi juga tentang arah besar sebuah bangsa dalam menjaga kedaulatan dan masa depannya.

Terkini

Danantara Jadi Pilar Strategis Kemandirian Fiskal Indonesia

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:22 WIB

Hutama Karya Rayakan Harhubnas Dengan Jembatan Ikonik

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:21 WIB

Jasa Marga Tingkatkan Layanan Tol Cipularang Padaleunyi

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:19 WIB

Waskita Karya Garap Proyek Budidaya Ikan Nila

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:17 WIB