DMO Batubara Semester I Tembus 104 Juta

Rabu, 30 Juli 2025 | 16:21:31 WIB
DMO Batubara Semester I Tembus 104 Juta

JAKARTA - Di tengah dinamika pasar energi global dan tantangan harga produksi, serapan batubara domestik atau Domestic Market Obligation (DMO) pada paruh pertama tahun 2025 menunjukkan capaian yang signifikan. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan realisasi serapan batubara DMO hingga Juni 2025 telah mencapai 104,59 juta ton, atau hampir separuh dari target tahunan yang ditetapkan sebesar 239 juta ton.

Surya Herjuna, Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara di Ditjen Mineral dan Batubara ESDM, mengungkapkan bahwa target DMO tahun ini ditetapkan dari total produksi batubara nasional yang diproyeksikan mencapai 739 juta ton. “Hingga bulan Juni 2025, realisasi DMO mencapai 104,59 juta ton. Target DMO batubara tahun 2025 ditetapkan sebesar 239 juta ton,” ujarnya.

Angka ini menunjukkan langkah positif dalam penyaluran batubara ke pasar domestik yang berperan penting dalam mendukung sektor energi nasional, terutama kebutuhan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Pemerintah terus memantau agar penyaluran batubara dalam negeri berjalan optimal sesuai dengan target yang telah ditetapkan, sebagai bagian dari upaya menjamin ketersediaan bahan bakar energi primer.

Namun, selain penyerapan batubara domestik, volume ekspor batubara Indonesia juga menjadi perhatian penting. Surya menambahkan, ekspor batubara pada tahun 2025 diperkirakan akan mencapai sekitar 500 juta ton, angka ini mengalami penurunan dibandingkan volume ekspor pada tahun sebelumnya yang mencapai 555 juta ton. Penurunan ini sejalan dengan perubahan kondisi pasar global dan permintaan yang terus bergeser.

“Ekspor batubara tahun ini diproyeksikan sekitar 500 juta ton. Pemerintah mencermati pemasukan PNBP sektor batubara, baik volume ekspor, tetapi juga akibat fluktuasi harga batubara global yang dipengaruhi oleh kondisi geopolitik dan pasar energi internasional,” kata Surya. Fluktuasi harga global menjadi salah satu tantangan utama yang turut memengaruhi pemasukan negara dari sektor minerba.

Di tengah kondisi tersebut, pemerintah terus mengupayakan agar target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor minerba dapat tercapai sesuai dengan rencana. PNBP ini sangat penting bagi negara untuk mendukung berbagai program pembangunan dan memperkuat struktur ekonomi nasional.

Namun, dalam aspek harga DMO batubara untuk pasar domestik, terdapat kritik yang disampaikan oleh Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI). Pelaksana Tugas Direktur Eksekutif APBI, Gita Mahirani, menyampaikan bahwa harga DMO batubara tidak mengalami perubahan sejak tahun 2018, meskipun biaya produksi terus mengalami kenaikan. “Harga belum berubah, padahal biaya produksi batubara sudah semakin meningkat,” ujarnya pada Selasa, 29 Juli 2025.

Kondisi ini memberikan tekanan tambahan bagi pelaku usaha pertambangan, terutama mengingat situasi pasar yang juga menghadapi tren penurunan harga batubara secara global dan menurunnya permintaan ekspor. Gita juga menyoroti dampak dari pencabutan subsidi B40 untuk non PSO (Public Service Obligation) yang menyebabkan kenaikan biaya operasional bagi perusahaan tambang.

“Kinerja batubara pada tahun ini sangat menantang karena adanya tren penurunan harga, penurunan permintaan ekspor serta makin bertambahnya biaya produksi. Ini salah satunya karena pencabutan subsidi B40 untuk non PSO, sehingga terjadi peningkatan biaya operasional,” kata Gita.

Pandangan yang sejalan juga disampaikan oleh Executive Director Indonesian Mining Association (IMA), Hendra Sinadia. Ia menegaskan bahwa harga DMO untuk batubara yang digunakan kelistrikan masih tetap di level 70 dolar AS per ton, sedangkan untuk non-kelistrikan, kecuali smelter, dipatok di 90 dolar AS per ton. Harga tersebut belum mengalami perubahan sejak 2018, sementara biaya produksi terus meningkat.

“Harga DMO untuk kelistrikan itu tidak berubah sejak 2018, sementara biaya produksi terus meningkat. Asosiasi telah menyampaikan agar pemerintah perlu mempertimbangkan lagi hal ini,” tegas Hendra.

Isu harga DMO yang tidak menyesuaikan dengan kenaikan biaya produksi menjadi salah satu perhatian serius dalam menjaga keberlanjutan sektor pertambangan batubara, khususnya agar tetap menarik bagi investor dan dapat mendukung kebutuhan domestik dengan efisien.

Mengingat pentingnya batubara sebagai salah satu sumber energi utama di Indonesia, terutama dalam pembangkitan listrik, keberlangsungan dan ketersediaan batubara di pasar domestik harus dijaga dengan baik. Selain itu, pengelolaan yang baik terhadap ekspor juga menjadi penopang utama dalam meningkatkan penerimaan negara dan menjaga stabilitas pasar.

Pemerintah melalui Kementerian ESDM dan Ditjen Minerba terus melakukan pemantauan dan evaluasi atas realisasi DMO dan ekspor batubara. Mereka juga mengkaji kebijakan yang tepat untuk menyeimbangkan antara kebutuhan pasar domestik dan pasar internasional, serta untuk menjamin keberlanjutan sektor pertambangan.

Secara keseluruhan, pencapaian realisasi DMO batubara sebesar 104,59 juta ton di semester pertama 2025 merupakan indikasi positif bahwa upaya pemerintah dan industri dalam memenuhi kebutuhan energi nasional berjalan sesuai harapan. Meski begitu, tantangan dari sisi harga dan biaya produksi tetap harus diatasi agar sektor ini dapat terus berkembang dan berkontribusi maksimal bagi pembangunan nasional.

Dengan sinergi yang baik antara pemerintah, asosiasi industri, dan para pelaku usaha, diharapkan target DMO sebesar 239 juta ton pada akhir tahun dapat tercapai. Selain itu, pengelolaan ekspor yang efektif juga akan mendukung stabilitas ekonomi dan ketahanan energi nasional.

Terkini

Batik Kekinian Jadi Pilihan Fashion Anak Muda

Selasa, 09 September 2025 | 17:10:50 WIB

Kolaborasi Cerdas Dorong Kemandirian Industri Alkes

Selasa, 09 September 2025 | 17:10:43 WIB

Pilihan Olahraga Lari Dan Jalan Kaki Tepat

Selasa, 09 September 2025 | 16:51:52 WIB

Live Streaming Pertandingan Voli Divisi Utama Hari Ini

Selasa, 09 September 2025 | 16:51:50 WIB

5 Pemain Asia Gemilang Raih Gelar Bergengsi Liga Inggris

Selasa, 09 September 2025 | 16:51:48 WIB