JAKARTA - Perjalanan industri fesyen Indonesia menuju pasar global semakin menunjukkan sinyal yang menjanjikan. Bukan sekadar tren, namun ini menjadi bagian dari transformasi jangka panjang yang mengangkat kekayaan lokal sebagai kekuatan utama. Narasi budaya yang kental dalam setiap desain, pemanfaatan kain tradisional dari berbagai daerah, serta kerja sama internasional yang strategis, menjadi fondasi penting untuk melangkah lebih jauh di panggung Asia dan dunia.
Meningkatnya apresiasi terhadap karya-karya fesyen Indonesia tak lepas dari keunikan yang tidak dimiliki negara lain: keberagaman budaya dalam satu negara. Potensi ini kini mulai diperhatikan oleh berbagai pelaku industri dari luar negeri yang melihat Indonesia bukan hanya sebagai pasar, tetapi juga sebagai pemain kreatif yang patut diperhitungkan.
Salah satu tokoh internasional yang menggarisbawahi potensi besar ini adalah Ramon Galicia, penerbit VOGUE Filipina. Dalam sebuah pertemuan fesyen berskala Asia, ia mengungkapkan bahwa kekayaan tekstil tradisional yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia merupakan sumber kekuatan dalam menciptakan fesyen yang otentik dan bernilai tinggi.
“Keragaman tekstil dari setiap provinsi adalah kekuatan utama Indonesia dalam menciptakan produk fesyen dari nol,” ujar Ramon Galicia.
Kekayaan tersebut menjadi daya tarik tersendiri. Setiap daerah di Indonesia memiliki motif, teknik, dan filosofi tersendiri dalam menciptakan kain tradisional. Dari batik Jawa, tenun ikat Nusa Tenggara, hingga songket Sumatra, semuanya memberi ruang ekspresi tak terbatas bagi para desainer lokal.
Lebih jauh dari sekadar estetika, fesyen Indonesia juga menawarkan narasi kuat yang membentuk identitas. Dan di era sekarang, di mana konsumen lebih memilih produk yang punya cerita, kekuatan ini adalah aset tak ternilai.
Kolaborasi Asia, Menghubungkan Kekuatan Regional
Selain nilai lokal yang terus diperkuat, kolaborasi regional menjadi jembatan penting dalam memperkuat posisi Indonesia di industri fesyen Asia. Penerbit VOGUE Singapura, Bettina von Schlippe, menyatakan bahwa ekosistem fesyen Asia akan lebih kuat jika terjadi sinergi antarpelaku dari berbagai negara.
“Pentingnya kolaborasi lintas negara demi membangun ekosistem fesyen Asia yang lebih terhubung,” kata Bettina von Schlippe dalam forum yang sama.
Sinergi tersebut tidak hanya dalam bentuk pertukaran ide, tetapi juga kolaborasi dalam produksi, distribusi, dan promosi. Dengan berbagi kekuatan masing-masing negara di Asia, industri fesyen regional dapat tumbuh lebih seimbang dan inklusif.
Indonesia sendiri sudah mulai melangkah ke arah itu. Kolaborasi yang melibatkan pelaku industri dari dalam dan luar negeri telah menjadi strategi penting dalam mengangkat nilai produk lokal ke panggung global.
Kualitas Produk, Kunci Menuju Panggung Dunia
Namun, dalam semangat kolaborasi dan promosi budaya, kualitas tetap menjadi faktor penentu apakah suatu produk dapat bertahan di pasar internasional atau tidak. Hal ini ditegaskan oleh Thresia Mareta dari LAKON Indonesia, salah satu merek lokal yang giat mengangkat budaya melalui pendekatan kontemporer.
“Peningkatan kualitas produk adalah langkah penting agar fesyen Indonesia mampu bersaing di level global,” ujar Thresia Mareta.
Menurutnya, produk fesyen Indonesia memiliki daya tarik yang kuat dari sisi narasi dan bahan. Namun agar benar-benar dapat menembus pasar dunia, kualitas teknis dari hasil akhir seperti jahitan, bahan, dan detail finishing perlu menjadi perhatian utama.
Pasar global memiliki standar yang ketat. Oleh karena itu, penguatan kapasitas sumber daya manusia, sistem produksi, hingga pengawasan mutu harus menjadi bagian dari strategi pengembangan industri fesyen nasional. Hanya dengan kualitas yang setara dengan merek internasional, Indonesia bisa menempatkan produknya di butik-butik kelas dunia.
Fesyen dan Budaya dalam Satu Tarikan Napas
Temu wicara yang menghadirkan berbagai tokoh penting dari industri fesyen ini merupakan bagian dari kampanye LAKON Indonesia. Merek ini dikenal aktif memadukan unsur budaya lokal dalam desain modern yang bisa diterima pasar luas. Mereka tidak hanya menampilkan produk, tetapi juga membawa pesan tentang identitas Indonesia dalam ranah mode.
Dalam kampanye tersebut, LAKON juga menjalin kolaborasi dengan desainer asal Prancis Victor Clavelly serta seniman CGI Héloïse Bouchot. Kolaborasi lintas negara ini merupakan contoh nyata bagaimana elemen tradisional Indonesia bisa berpadu dengan pendekatan visual dan estetika global.
Kolaborasi semacam ini bukan sekadar gaya, tapi menjadi strategi yang memperkuat nilai tambah produk lokal. Saat karya Indonesia tampil di panggung global dengan tetap membawa akar budayanya, maka posisi Indonesia dalam percaturan mode internasional pun akan semakin kokoh.
Saatnya Indonesia Melangkah Lebih Jauh
Industri fesyen Indonesia kini berada dalam fase yang menarik. Kekayaan tekstil tradisional, kreativitas desainer, kolaborasi lintas negara, dan kesadaran akan pentingnya kualitas produk telah membentuk fondasi kuat untuk ekspansi global.
Momentum ini perlu dijaga dengan dukungan dari berbagai pihak: pelaku industri, pemerintah, komunitas kreatif, dan juga konsumen lokal. Jika semua elemen bergerak seirama, bukan mustahil produk fesyen Indonesia tidak hanya mengisi etalase butik Asia, tetapi juga menorehkan nama di panggung dunia.