Wijaya Karya Siap Jalani Konsolidasi Karya Lebih Efisien

Selasa, 05 Agustus 2025 | 07:40:47 WIB
Wijaya Karya Siap Jalani Konsolidasi Karya Lebih Efisien

JAKARTA - Upaya pemerintah untuk merampingkan struktur BUMN Karya kini memasuki tahap penting. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. atau WIKA menyatakan bahwa proses integrasi yang tengah berlangsung akan menjadi tonggak besar dalam membentuk entitas konstruksi pelat merah yang lebih efisien dan sehat. Di bawah arahan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia, rencana ini ditargetkan rampung pada akhir tahun 2025.

Sekretaris Perusahaan WIKA, Ngatemin, mengungkapkan bahwa saat ini semua pihak telah aktif bekerja. Konsultan yang ditunjuk oleh Danantara juga telah mulai mendampingi setiap langkah proses integrasi. Aktivitas koordinasi dilakukan hampir setiap pekan bersama para tim dari BUMN Karya lain, sebagai bagian dari tahapan penting menuju konsolidasi.

“Semua tim sedang bekerja. Ada konsultan yang ditunjuk Danantara dan hampir setiap minggu mendiskusikan dengan teman-teman BUMN Karya bagaimana proses integrasi ini,” jelas Ngatemin saat diwawancara di Jakarta baru-baru ini.

Ia menambahkan bahwa target penyelesaian integrasi tetap berada di akhir tahun 2025. Meskipun belum diketahui secara pasti siapa yang akan menjadi mitra integrasi untuk WIKA, perusahaan tetap melanjutkan persiapan dari sisi internal.

“Kalau tim integrasi yang saat ini memang targetnya adalah betul akhir tahun, tetapi dengan siapa WIKA akan dipasangkan, kami belum tahu,” ucapnya.

Evaluasi Internal Jadi Langkah Awal

Dalam mendukung proses integrasi, WIKA telah lebih dulu melakukan evaluasi internal yang meliputi perbaikan tata kelola dan pembenahan sistem manajemen. Langkah ini sejalan dengan upaya untuk memperkuat fondasi perusahaan menjelang merger. Evaluasi yang dilakukan tidak hanya menyasar struktur organisasi, tetapi juga efisiensi operasional yang menjadi kunci dalam membangun entitas hasil konsolidasi.

Terpisah dari WIKA, Corporate Secretary PT PP (Persero) Tbk. atau PTPP, Joko Raharjo, juga menyampaikan bahwa proses yang sama tengah berlangsung di perusahaan tersebut. PTPP masih menunggu hasil evaluasi dan arahan lebih lanjut dari Danantara sebagai pihak yang memegang mandat konsolidasi.

“Saat ini, masing-masing perusahaan sedang diminta melakukan evaluasi kondisi perusahaan,” ujar Joko.

Tujuh BUMN Karya Menuju Tiga Entitas

Rencana besar konsolidasi BUMN Karya ini merupakan langkah strategis pemerintah dalam menata ulang industri konstruksi milik negara. Dari tujuh perusahaan, yakni WIKA, PTPP, PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT Adhi Karya (Persero) Tbk., PT Brantas Abipraya (Persero), dan PT Nindya Karya (Persero), akan dibentuk hanya tiga induk perusahaan.

Melalui pendekatan ini, masing-masing entitas hasil konsolidasi akan difokuskan pada sektor spesifik. Berdasarkan rancangan skema yang sebelumnya dikemukakan oleh Kementerian BUMN, WIKA diproyeksikan akan digabungkan dengan PTPP. Keduanya akan berkonsentrasi di sektor pelabuhan laut, bandar udara, engineering procurement construction (EPC), serta proyek residensial.

Sementara itu, PT Waskita Karya akan dipasangkan dengan Hutama Karya untuk menangani sektor jalan tol, proyek non-tol, bangunan institusional, dan sektor residensial komersial. Di sisi lain, PT Adhi Karya, Brantas Abipraya, dan Nindya Karya akan fokus pada proyek konstruksi air, rel kereta, dan bidang sejenis lainnya.

Agenda Prioritas Semester II/2025

Kepastian merger ini sebelumnya telah ditegaskan oleh holding operasional Danantara, yakni PT Danantara Asset Management (Persero). Chief Operating Officer Danantara, Dony Oskaria, menyatakan bahwa penggabungan BUMN Karya menjadi agenda prioritas pada paruh kedua tahun ini.

“Skemanya tentu akan multi, di antaranya salah satu yang pasti ada mergernya pasti. Jadi, pengurangan daripada jumlah BUMN Karya sedang kami kaji,” ujar Dony di kompleks parlemen Senayan, Jakarta.

Menurut Dony, tujuan utama merger adalah membentuk perusahaan yang efisien dan berfokus pada kegiatan inti sebagai kontraktor. Untuk mendukung hal tersebut, anak-anak usaha BUMN yang tidak relevan dengan bisnis inti akan dikonsolidasikan agar tidak lagi menjadi beban bagi induk usaha.

“Kami lagi menghitung, kurang lebih akan jadi tiga perusahaan karya yang kuat ke depan dan bisnisnya hanya fokus sebagai kontraktor saja. Jadi, anak-anak perusahaan yang tidak menjadi kontraktor dan selama ini menjadi beberapa sumber permasalahan, akan kami kelompokkan,” jelas Dony.

Langkah Menuju Konsolidasi yang Efektif

Merger ini merupakan langkah penting dalam reformasi industri konstruksi milik negara. Dengan penggabungan yang lebih terfokus dan efisien, diharapkan ketiga entitas hasil konsolidasi akan memiliki kekuatan finansial, kapasitas operasional, serta struktur tata kelola yang jauh lebih kuat dibandingkan sebelumnya.

Melalui evaluasi internal yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan, termasuk WIKA dan PTPP, konsolidasi ini tidak hanya sebatas penggabungan entitas, tetapi juga upaya menyeluruh dalam merestrukturisasi seluruh aspek organisasi, operasional, dan sumber daya manusia.

PT Wijaya Karya, sebagai salah satu aktor utama dalam integrasi ini, menunjukkan kesiapan menghadapi transformasi besar tersebut. Dengan berbagai pembenahan internal yang telah dimulai, WIKA menunjukkan komitmennya untuk menjadi bagian dari masa depan BUMN Karya yang lebih solid dan kompetitif.

Terkini

KPR Aman Dengan Cicilan Maksimal 35 Persen Gaji

Senin, 08 September 2025 | 17:27:30 WIB

Gen Z Indonesia Didorong Cerdas Atur Finansial

Senin, 08 September 2025 | 17:27:27 WIB

Mudah Menukarkan Uang Rusak di Bank Indonesia

Senin, 08 September 2025 | 17:27:24 WIB

Investasi Mudah dan Aman Bagi Perintis Pemula

Senin, 08 September 2025 | 17:27:21 WIB

Pertumbuhan Investor Pasar Modal RI Meningkat Pesat

Senin, 08 September 2025 | 17:27:17 WIB