JAKARTA - Peluang dalam pasar saham kerap muncul saat pergerakan indeks mulai menunjukkan tanda-tanda penguatan. Hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan sinyal positif dengan menguat sejak pembukaan perdagangan. Bagi para investor dan trader harian, momen seperti ini bisa dimanfaatkan untuk mencermati saham-saham pilihan yang diprediksi memiliki potensi pertumbuhan.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG berada di posisi 7.502,69. Tak berselang lama, indeks langsung melesat sebanyak 41,57 poin atau setara 0,56 persen ke level 7.506,21. Ini memberikan sentimen optimisme setelah hari sebelumnya ditutup melemah.
Kinerja IHSG dan Tekanan Jual Asing
Riset harian dari BNI Sekuritas menyampaikan bahwa pada perdagangan kemarin, yaitu 4 Agustus 2025, IHSG ditutup turun sebesar 0,97 persen. Penurunan tersebut juga disertai dengan net sell dari investor asing yang cukup signifikan, mencapai angka Rp939 miliar. Dalam perdagangan hari itu, terdapat beberapa saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing, yakni AMMN, BBRI, BMRI, RAJA, dan BBCA.
Meskipun tekanan sempat dirasakan, kondisi eksternal menunjukkan dinamika positif yang bisa menjadi angin segar bagi pasar domestik. Salah satu indikasi positif datang dari pasar saham Amerika Serikat. Pada perdagangan Senin, 4 Agustus 2025, ketiga indeks utama Wall Street kompak mengalami penguatan signifikan.
Penguatan Pasar Global sebagai Sentimen Positif
Indeks Dow Jones Industrial Average tercatat melonjak 1,34 persen. Tak hanya itu, indeks S&P 500 juga berhasil melesat sebesar 1,47 persen. Sementara itu, Nasdaq Composite mencatatkan kenaikan paling tinggi, yaitu 1,95 persen. Penguatan di pasar saham AS ini menjadi sentimen global yang turut mendorong pasar Asia dan Indonesia.
Tak ketinggalan, bursa saham kawasan Asia-Pasifik juga bergerak variatif namun mayoritas mengalami kenaikan pada perdagangan Senin, 4 Agustus 2025. Beberapa indeks tercatat mengalami kenaikan, seperti Kospi yang menguat 0,91 persen, disusul Kosdaq yang melonjak hingga 1,46 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia juga mencatatkan penguatan tipis sebesar 0,02 persen. Adapun indeks Hang Seng di Hong Kong naik sebesar 0,92 persen.
Namun, tidak semua indeks mencatatkan kinerja positif. Di sisi lain, indeks Nikkei 225 Jepang justru mengalami pelemahan sebesar 1,25 persen. Indeks Topix juga melemah sebesar 1,10 persen. Kondisi ini memperlihatkan bahwa sentimen global masih bervariasi dan investor tetap harus mencermati faktor risiko dan pergerakan teknikal dari masing-masing indeks.
Analisis Teknikal dan Prediksi Pergerakan IHSG
Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, memberikan pandangannya terkait potensi IHSG hari ini. Ia menyebutkan bahwa IHSG berpotensi mengalami technical rebound. “IHSG berpotensi teknikal rebound hari ini. Diperkirakan support IHSG: 7.400–7.450 dan Resist IHSG: 7500–7550,” ujar Fanny.
Berdasarkan kondisi teknikal dan perkembangan pasar yang terjadi, terdapat beberapa saham yang direkomendasikan untuk dipertimbangkan sebagai trading idea hari ini. Saham-saham tersebut adalah TOBA, RAJA, CDIA, PANI, SSIA, dan MBMA. Saham-saham ini dipilih berdasarkan analisis teknikal dan prospek masing-masing sektor, yang dinilai memiliki potensi memberikan keuntungan jangka pendek dalam kondisi pasar yang mulai pulih.
Saham Rekomendasi dan Sektor Potensial
TOBA dikenal sebagai saham dari sektor energi dan infrastruktur yang memiliki volatilitas tinggi, namun kerap memberikan peluang jangka pendek. Sementara RAJA, yang juga sempat masuk dalam daftar saham yang dilepas asing, tetap menarik dicermati karena fundamental sektor energinya.
CDIA dan PANI menjadi pilihan menarik dari sektor properti dan kawasan industri yang mulai menunjukkan geliatnya di tengah pemulihan ekonomi. SSIA sebagai emiten properti dan infrastruktur kawasan juga mendapat sorotan karena memiliki prospek jangka menengah yang positif. MBMA dari sektor pertambangan logam menjadi sorotan investor seiring dengan tren transisi energi dan permintaan terhadap komoditas baru.
Dengan kondisi IHSG yang saat ini mulai bergerak naik, ditambah dengan sentimen global yang mendukung, investor disarankan untuk tetap disiplin dalam menerapkan manajemen risiko dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Meskipun sinyal teknikal menunjukkan potensi rebound, volatilitas pasar masih cukup tinggi dan bisa berubah sewaktu-waktu tergantung pada sentimen global maupun domestik.
Kebijakan makroekonomi, data inflasi, serta arah kebijakan suku bunga bank sentral global juga masih menjadi perhatian utama yang bisa memengaruhi pergerakan pasar saham. Oleh karena itu, selain mengandalkan analisis teknikal, penting pula untuk terus memantau perkembangan berita dan isu ekonomi yang relevan.
Memasuki minggu kedua Agustus 2025, para pelaku pasar akan mencermati lebih lanjut arah pasar dan menantikan rilis data-data penting yang dapat memberikan sinyal lanjutan terhadap arah pergerakan indeks. Dalam kondisi seperti ini, pendekatan selektif menjadi sangat penting, dan pemilihan saham dengan fundamental kuat dan potensi teknikal yang baik bisa menjadi strategi tepat untuk memaksimalkan peluang.