JAKARTA - Paruh pertama tahun 2025 menjadi momen penting dalam perkembangan pasar properti residensial di Indonesia. Dengan tren penjualan yang bergairah, berbagai pengembang nasional mulai meningkatkan strategi ekspansi mereka. Salah satunya adalah PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), yang langsung menangkap peluang ini dengan memperluas cakupan bisnis ke wilayah-wilayah strategis di Indonesia.
Penguatan portofolio properti LPKR kini meluas ke berbagai kota besar, seperti Serpong, Cikarang, dan Makassar. Langkah ini menjadi bentuk respons terhadap permintaan pasar yang terus meningkat, khususnya dari segmen menengah hingga premium. Proyek unggulan seperti Park Serpong di Tangerang menjadi simbol pengembangan LPKR untuk menjangkau kebutuhan keluarga muda dan kalangan atas secara seimbang.
Ekspansi LPKR: Komitmen Hadir di Wilayah Potensial
CEO Grup Lippo Indonesia, John Riady, menegaskan bahwa ekspansi ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan. Dalam pernyataan resminya, ia menyampaikan komitmen LPKR dalam memperluas jangkauan hunian dengan menyasar lokasi-lokasi dengan pertumbuhan tinggi.
"Ekspansi juga kami lakukan ke Lippo Cikarang Cosmopolis dan Tanjung Bunga Makassar. Ini bagian dari komitmen kami untuk hadir di wilayah dengan pertumbuhan tinggi," ujarnya.
Langkah ini tidak hanya memberikan akses hunian yang lebih luas, tetapi juga berdampak langsung pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan.
Pertumbuhan Keuangan yang Mencerminkan Keberhasilan Strategi
Pada kuartal pertama tahun 2025, pendapatan sektor real estat LPKR melonjak sebesar 39% menjadi Rp1,74 triliun. Dari jumlah tersebut, laba kotor yang dibukukan mencapai Rp577 miliar. Sedangkan EBITDA tercatat sebesar Rp321 miliar, mencerminkan margin sebesar 18%. Capaian ini menunjukkan sinyal positif terhadap langkah ekspansi yang dilakukan.
Selama periode Januari hingga Maret 2025, perusahaan berhasil menjual unit dari 18 proyek hunian tapak, satu hunian low-rise, satu mid-rise, empat high-rise, dan delapan proyek ruko. Beberapa peluncuran penting termasuk Park Serpong Tahap 4 dan Blackslate Series di kawasan Tanjung Bunga, yang mencerminkan diversifikasi produk sesuai kebutuhan pasar.
Marketing Sales dan Kontribusi Hunian Tapak
Pra penjualan atau marketing sales LPKR pada kuartal pertama 2025 tercatat sebesar Rp1,26 triliun, atau mencapai 20% dari target tahunan. Dari angka tersebut, hunian tapak memberikan kontribusi terbesar, yakni mencapai 80% dari total pra penjualan.
Kombinasi strategi lokasi yang cermat, pengembangan produk yang terarah, serta momentum pasar yang sedang positif menjadi faktor utama pencapaian ini. LPKR menyatakan optimisme terhadap pertumbuhan berkelanjutan sepanjang 2025 di sektor properti nasional.
Analisis Pasar: Segmen Menengah Tetap Jadi Andalan
Berdasarkan estimasi awal, penyerapan pasar properti nasional selama Januari hingga Juni 2025 diperkirakan mencapai sekitar 4.000 unit rumah. Permintaan paling tinggi berasal dari segmen menengah. Kelompok pembeli dari kalangan ini dinilai sebagai tulang punggung industri properti karena memiliki daya beli yang stabil dan konsisten.
"Segmen menengah masih menjadi motor utama pasar karena menyasar kelompok pembeli aktif dengan daya beli stabil," kata Arief N Rahardjo, Director and Head of Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia.
Tren ini juga menjadi pertimbangan penting bagi pengembang, termasuk LPKR, dalam menentukan produk dan harga yang relevan dengan target pasar. Hunian tapak di kawasan dengan nilai tambah menjadi salah satu solusi yang tepat sasaran.
Wilayah Penjualan Terkuat: Tangerang dan Sekitarnya
Secara geografis, wilayah Tangerang dan Tangerang Selatan masih menjadi titik fokus dalam penjualan properti. Arief menjelaskan bahwa peningkatan infrastruktur seperti perluasan jaringan jalan tol dan rencana perpanjangan jalur Moda Raya Terpadu (MRT) ke Tangerang menjadi faktor pendukung utama.
Tak hanya itu, kehadiran fasilitas pendukung seperti pusat perbelanjaan, institusi pendidikan, dan layanan kesehatan turut memperkuat daya tarik kawasan ini. Infrastruktur yang lengkap dan aksesibilitas yang baik menjadi pertimbangan penting konsumen dalam memilih hunian.
Dengan infrastruktur yang terus berkembang dan lokasi strategis, kawasan seperti Park Serpong semakin diminati. Hal ini menunjukkan bahwa pengembang yang mampu membaca arah pertumbuhan wilayah akan lebih mudah menjangkau pasar.
LPKR Siap Hadapi Sisa Tahun dengan Optimisme
Melihat pencapaian kuartal pertama, LPKR menyatakan kesiapan untuk menjaga momentum di paruh kedua 2025. Dengan tetap mengandalkan pendekatan berbasis data dan tren pasar, perusahaan akan melanjutkan pengembangan proyek di berbagai kota besar yang potensial.
Kombinasi antara ekspansi geografis, penyesuaian produk dengan kebutuhan konsumen, dan penguatan strategi pemasaran menjadi modal penting untuk menghadapi persaingan pasar.
Dengan strategi yang matang dan pangsa pasar yang jelas, LPKR berada pada posisi kuat untuk menjaga pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan di sektor properti nasional.