JAKARTA - Transportasi udara di Sulawesi Selatan segera memasuki era baru dengan kehadiran moda pesawat amfibi atau seaplane yang akan diuji coba secara resmi pada pertengahan Agustus 2025. Pemerintah Provinsi Sulsel bersama Kementerian Perhubungan siap meluncurkan layanan seaplane yang akan menghubungkan wilayah kepulauan yang selama ini masih sulit dijangkau oleh moda transportasi konvensional. Momentum ini diharapkan menjadi solusi strategis dalam mempercepat mobilitas penduduk dan mendukung pengembangan ekonomi, pariwisata, serta layanan darurat di kawasan kepulauan Selayar dan sekitarnya.
Peluncuran seaplane direncanakan berlangsung di Taman Andalan, yang juga dikenal sebagai Center Point of Indonesia (CPI) Makassar, pada tanggal 13 Agustus 2025. Acara ini tidak hanya sekadar seremoni, tetapi juga akan menampilkan demo flight yang memperlihatkan langsung kemampuan pesawat amfibi tersebut di lokasi perairan yang telah disiapkan. Kesiapan ini merupakan hasil dari kerja sama erat antara Pemprov Sulsel dan Kementerian Perhubungan, yang sebelumnya telah menandatangani Nota Kesepahaman di Kantor Gubernur Sulsel.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Sulsel, Andi Erwin Terwo, pengadaan seaplane ini merupakan langkah strategis yang dirancang khusus untuk menjawab tantangan geografis di Sulsel yang memiliki banyak pulau dan wilayah terpencil. “Seaplane ini kami hadirkan sebagai solusi transportasi udara yang dapat menjangkau wilayah kepulauan dengan lebih mudah dan cepat, yang selama ini sulit diakses dengan moda transportasi konvensional,” ungkap Erwin.
Keberadaan pesawat amfibi ini tidak hanya sekadar mempercepat perjalanan, tetapi juga membuka peluang baru bagi sektor pariwisata yang memiliki potensi besar di Kepulauan Selayar. Dengan konektivitas yang lebih baik, diharapkan daya tarik wisatawan meningkat dan memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat lokal. Selain itu, moda transportasi ini juga diharapkan memperlancar layanan darurat dan kebutuhan logistik, terutama dalam kondisi bencana atau keadaan mendesak lainnya.
Pengembangan seaplane merupakan bagian integral dari proyek bandara perairan pertama di Sulsel yang sedang dalam tahap pembangunan. Bandara ini akan menjadi fasilitas utama yang mendukung operasional pesawat amfibi, sekaligus menjadi pusat penghubung antar pulau dengan akses yang jauh lebih efisien. Dengan adanya bandara perairan, Sulsel dapat menjadi pionir dalam penerapan transportasi udara inovatif di Indonesia, khususnya untuk wilayah yang memiliki karakter geografis serupa.
Menteri Perhubungan dijadwalkan hadir sebagai tamu kehormatan dalam acara peluncuran seaplane dan demo flight di Taman Andalan. Kehadiran Menteri Perhubungan ini menunjukkan komitmen tinggi pemerintah pusat dalam mendukung inovasi transportasi dan pembangunan infrastruktur yang mendukung konektivitas nasional. Peluncuran ini diharapkan menjadi titik awal yang menandai babak baru dalam sejarah transportasi udara di Sulawesi Selatan.
Keuntungan utama dari penggunaan seaplane adalah kemampuannya untuk mendarat di perairan tanpa membutuhkan landasan pacu konvensional seperti bandara darat. Hal ini membuat moda transportasi ini sangat cocok untuk daerah kepulauan dengan medan sulit dan keterbatasan fasilitas infrastruktur. Dengan demikian, mobilitas masyarakat dan distribusi barang dapat berlangsung lebih lancar tanpa hambatan geografis yang selama ini menjadi kendala.
Seiring dengan pengoperasian seaplane, masyarakat Kepulauan Selayar dapat merasakan kemudahan akses menuju pusat kota Makassar dan wilayah lain yang terhubung. Waktu tempuh yang lebih singkat tentu menjadi keunggulan yang sangat dirasakan oleh warga, terutama dalam urusan bisnis, pendidikan, kesehatan, dan kegiatan sosial lainnya. Selain itu, kehadiran seaplane juga membuka peluang baru untuk pengembangan usaha dan investasi di wilayah kepulauan yang sebelumnya kurang tersentuh.
Dari sisi lingkungan, penggunaan pesawat amfibi juga diharapkan memberikan dampak positif, terutama dalam mengurangi kebutuhan pembangunan landasan pacu di pulau-pulau kecil yang rawan mengalami kerusakan ekosistem. Seaplane bisa mendarat di laut atau danau, sehingga mengurangi intervensi fisik terhadap lingkungan darat dan menjaga kelestarian alam sekitar.
Peluncuran transportasi seaplane ini juga merupakan upaya inovatif dalam mendukung visi Sulawesi Selatan sebagai provinsi yang maju dan terintegrasi secara digital serta transportasi. Dengan konektivitas udara yang semakin berkembang, Sulsel berpotensi meningkatkan peranannya sebagai hub ekonomi dan pariwisata di kawasan Timur Indonesia.
Di sisi lain, kesiapan ini membutuhkan dukungan berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, operator seaplane, masyarakat, hingga stakeholder terkait lainnya untuk memastikan operasional moda transportasi ini berjalan lancar dan aman. Pemerintah juga diharapkan terus melakukan pembinaan serta penyuluhan agar masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas baru ini secara maksimal dan bertanggung jawab.
Ke depannya, jika peluncuran dan uji coba seaplane berhasil, moda transportasi ini akan dikembangkan ke wilayah lain yang memiliki karakter geografis serupa di Indonesia. Hal ini dapat menjadi blueprint bagi daerah kepulauan lainnya dalam menjawab permasalahan keterisolasian dan meningkatkan mobilitas masyarakat secara signifikan.
Dengan hadirnya seaplane, masyarakat Sulawesi Selatan terutama yang tinggal di Kepulauan Selayar dapat menantikan era baru dalam mobilitas yang cepat, mudah, dan terjangkau. Moda transportasi ini membawa harapan besar untuk membuka akses dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pulau-pulau kecil yang selama ini menghadapi berbagai keterbatasan.
Peluncuran transportasi udara seaplane pada tanggal 13 Agustus 2025 mendatang diharapkan menjadi tonggak penting yang membuka jalan bagi percepatan pembangunan daerah kepulauan serta mendorong Sulsel menjadi contoh sukses integrasi transportasi udara modern di Indonesia. Ini bukan hanya soal kemudahan akses, tetapi juga simbol kemajuan dan inovasi di tengah tantangan geografis yang kompleks.