Sri Mulyani Tegaskan Pengelolaan Dana Pendidikan Tepat

Jumat, 08 Agustus 2025 | 08:11:30 WIB
Sri Mulyani Tegaskan Pengelolaan Dana Pendidikan Tepat

JAKARTA - Alih-alih hanya melihat besarannya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya memastikan anggaran pendidikan digunakan secara tepat dan berkelanjutan. Menurutnya, alokasi 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang telah diamanatkan konstitusi bukan sekadar angka di atas kertas, melainkan instrumen nyata untuk membangun kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Ia memastikan, dana pendidikan tidak akan dibiarkan terbuang percuma. Apabila tidak seluruhnya terserap, sisa anggaran akan dialihkan menjadi dana abadi pendidikan yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). “Anggaran 20% dalam APBN yang diamanatkan konstitusi tidak wasted. Jadi kalau tidak terbelanjakan, dia harus menjadi dana abadi,” ujar Sri Mulyani.

Menyoroti Efektivitas Penyerapan Dana

Bendahara Negara ini mengakui bahwa praktik belanja pendidikan di lapangan sering kali tidak tepat sasaran. Ia mencontohkan, ada sekolah yang menggunakan dana untuk keperluan yang belum mendesak, seperti mengganti kursi yang masih layak pakai atau mengecat pagar, hanya demi mengejar target penyerapan anggaran.

“Waktu kita semuanya belanjakan, banyak juga sekolah-sekolah yang tidak mampu untuk menggunakan (dana pendidikan) sehingga dia pakai beli kursi padahal kursinya masih bagus, ngecat, ganti pagar karena dia nggak tahu bagaimana menghabiskan dana pendidikan,” tuturnya.

Situasi seperti ini menurutnya perlu dibenahi agar setiap rupiah yang dikeluarkan membawa manfaat optimal. Dana pendidikan, kata dia, seharusnya menjadi penggerak peningkatan kualitas pembelajaran, bukan sekadar memenuhi administrasi belanja.

Dana Abadi Pendidikan Sebagai Solusi

Sebagai salah satu solusi, pemerintah telah menyiapkan mekanisme dana abadi pendidikan yang mulai dibentuk pada tahun 2009. Instrumen ini dinilai penting untuk menjamin keberlanjutan pembiayaan, sekaligus memastikan dana yang belum terpakai tetap produktif.

“Saya termasuk yang memulai melahirkan dana pendidikan abadi ini tahun 2009 dengan Rp 1 triliun,” kata Sri Mulyani.

Sejak dibentuk, dana abadi pendidikan terus berkembang pesat. Pengelolaan oleh LPDP memungkinkan dana tersebut diputar melalui investasi yang hasilnya digunakan kembali untuk membiayai berbagai program pendidikan. Dengan demikian, meskipun tidak terpakai di tahun berjalan, anggaran tetap memberi manfaat di masa mendatang.

Dorongan dari Pengalaman Pribadi

Sri Mulyani juga berbagi pengalamannya di forum internasional bersama para Menteri Keuangan negara ASEAN. Saat itu, ia menyadari bahwa Indonesia tertinggal dalam hal pengembangan sumber daya manusia. Negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura kerap membanggakan staf mereka yang menempuh pendidikan di universitas ternama dunia.

“Sesama Menteri Keuangan waktu itu saya event di lingkungan ASEAN, Malaysia, Singapura, mereka selalu bilang 'I have my staff sudah belajar di Harvard, Columbia, di Stanford, di London School of Economics’,” kisahnya.

Pengalaman tersebut memicu tekadnya untuk membuka akses lebih luas bagi anak-anak Indonesia agar bisa berkuliah di perguruan tinggi terbaik dunia. Menurutnya, anak bangsa memiliki kemampuan untuk bersaing secara global, tetapi kerap terhalang oleh biaya.

LPDP dan Akses Pendidikan Global

Keberadaan LPDP menjadi salah satu jawaban atas tantangan tersebut. Program beasiswa yang didanai dari hasil pengelolaan dana abadi telah mengirimkan ribuan mahasiswa Indonesia ke berbagai kampus ternama di luar negeri. Hal ini sejalan dengan visi Sri Mulyani untuk mencetak generasi berdaya saing tinggi di kancah internasional.

Dengan pengelolaan yang terukur, dana abadi pendidikan tidak hanya menjaga keberlanjutan pembiayaan, tetapi juga memastikan bahwa manfaatnya dapat dirasakan lintas generasi. “Kalau kita ingin maju, tidak ada jalan pintas. Pendidikan adalah investasi jangka panjang,” tegasnya.

Tantangan di Lapangan

Meski mekanisme dana abadi telah berjalan, tantangan penggunaan anggaran di tingkat daerah masih nyata. Banyak satuan pendidikan yang belum memiliki perencanaan matang untuk mengalokasikan dana secara efektif. Hal ini memerlukan pendampingan dan peningkatan kapasitas agar dana dapat digunakan sesuai prioritas kebutuhan.

Sri Mulyani menekankan, reformasi sistem pengelolaan dana pendidikan perlu terus dilakukan. Salah satunya melalui peningkatan literasi keuangan di kalangan pengelola sekolah, sehingga anggaran benar-benar mendukung perbaikan kualitas belajar mengajar.

Fokus pada Hasil, Bukan Sekadar Serapan

Bagi pemerintah, indikator keberhasilan anggaran pendidikan bukan hanya tingkat penyerapan, melainkan dampak nyata yang dirasakan siswa, guru, dan masyarakat. Dengan perencanaan yang baik, anggaran dapat diarahkan pada peningkatan mutu kurikulum, pelatihan guru, pengadaan fasilitas belajar yang relevan, dan dukungan riset inovatif.

Jika pengelolaan ini berjalan konsisten, Sri Mulyani optimistis pendidikan Indonesia akan mampu bersaing dengan negara lain. Keberhasilan dalam mengelola dana pendidikan berarti membuka pintu masa depan yang lebih cerah bagi generasi berikutnya.

Menjaga Komitmen Konstitusional

Amanat konstitusi untuk mengalokasikan minimal 20 persen APBN bagi sektor pendidikan adalah bentuk komitmen negara dalam membangun peradaban. Sri Mulyani memastikan, komitmen ini tidak hanya dipenuhi secara administratif, tetapi juga diiringi dengan pengawasan dan inovasi pengelolaan.

Dengan begitu, setiap rupiah yang dikeluarkan dari APBN benar-benar menjadi investasi berharga untuk membentuk sumber daya manusia yang unggul, produktif, dan berdaya saing.

Melalui strategi yang menggabungkan alokasi anggaran tepat, pengawasan ketat, serta keberadaan dana abadi pendidikan, Sri Mulyani berharap tidak ada lagi pemborosan dalam penggunaan dana pendidikan. Ia mengajak seluruh pihak, mulai dari pemerintah daerah, pengelola sekolah, hingga masyarakat, untuk berperan aktif mengawal penggunaan dana tersebut.

Dengan langkah bersama, visi menjadikan pendidikan Indonesia sebagai fondasi kemajuan bangsa bukanlah mimpi yang mustahil. “Kita semua punya tanggung jawab yang sama, memastikan anggaran ini benar-benar memberi manfaat,” pungkasnya.

Terkini

Batik Kekinian Jadi Pilihan Fashion Anak Muda

Selasa, 09 September 2025 | 17:10:50 WIB

Kolaborasi Cerdas Dorong Kemandirian Industri Alkes

Selasa, 09 September 2025 | 17:10:43 WIB

Pilihan Olahraga Lari Dan Jalan Kaki Tepat

Selasa, 09 September 2025 | 16:51:52 WIB

Live Streaming Pertandingan Voli Divisi Utama Hari Ini

Selasa, 09 September 2025 | 16:51:50 WIB

5 Pemain Asia Gemilang Raih Gelar Bergengsi Liga Inggris

Selasa, 09 September 2025 | 16:51:48 WIB