JAKARTA - Kabupaten Lebak, Banten, tengah menghadapi tantangan besar dalam menjaga dan memperbaiki kondisi infrastruktur jalan, khususnya di wilayah perdesaan yang menjadi tulang punggung mobilitas masyarakat. Menyadari hal ini, pemerintah daerah bersama DPRD setempat berupaya menggenjot anggaran infrastruktur jalan di tahun anggaran 2026 agar dapat menjawab kebutuhan yang semakin mendesak.
Wakil Ketua DPRD Lebak, Acep Dimyati, menegaskan bahwa masih banyak ruas jalan yang memerlukan perbaikan. Ia menilai kondisi infrastruktur jalan sangat krusial untuk mendukung berbagai aktivitas masyarakat sehari-hari, mulai dari kegiatan ekonomi, pendidikan, hingga akses layanan kesehatan.
“Fokus kita saat ini adalah penanganan ruas jalan perdesaan yang selama ini masih menjadi persoalan besar. Infrastruktur ini vital karena menjadi sarana utama bagi masyarakat dalam melakukan mobilitas,” ujar Acep saat ditemui pada Senin, 11 Agustus 2025.
Ia menambahkan, meskipun APBD Kabupaten Lebak sudah mengalokasikan dana untuk sektor infrastruktur, besaran anggaran tersebut masih relatif kecil jika dibandingkan dengan sektor lainnya, seperti pendidikan dan kesehatan. Padahal, kualitas jalan yang memadai diyakini mampu membuka akses luas yang berujung pada peningkatan kesejahteraan warga.
“Jalan yang baik bukan hanya soal kenyamanan berkendara, tetapi juga menjadi kunci dalam mengentaskan kemiskinan. Infrastruktur yang memadai dapat membuka akses ke sektor ekonomi, pendidikan, dan kesehatan secara lebih mudah. Ini semua akan berdampak langsung pada pengurangan angka kemiskinan di daerah kita,” terang politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.
Lebak yang memiliki wilayah luas dengan banyak daerah terpencil memerlukan perhatian serius terhadap pembangunan dan pemeliharaan jalan. Infrastruktur jalan yang rusak atau kurang layak menjadi hambatan dalam pengiriman hasil pertanian, pendidikan anak-anak, dan pelayanan kesehatan masyarakat di desa-desa.
Untuk memastikan kebutuhan tersebut terpenuhi, Acep mengusulkan adanya penataan ulang prioritas anggaran di APBD 2026. Ia menyarankan agar alokasi dana yang tidak langsung menyentuh pelayanan dasar masyarakat dapat dipangkas, sehingga dana tersebut dapat dialihkan untuk memperbaiki jalan yang rusak.
“Di luar sektor kesehatan dan pendidikan, banyak kegiatan pemerintah yang saat ini bisa kita kurangi dulu anggarannya selama satu hingga dua tahun ke depan. Prioritas utama harus diarahkan untuk membenahi infrastruktur, terutama jalan. Jika tidak segera ditangani, kebutuhan perbaikan akan semakin besar dan akhirnya akan membebani anggaran di masa depan,” katanya.
Penekanan pada pembangunan infrastruktur jalan juga dipandang sebagai langkah strategis dalam memperkuat perekonomian lokal. Dengan akses yang lebih mudah dan cepat, potensi ekonomi di daerah perdesaan dapat dimaksimalkan, mulai dari pengembangan usaha kecil, distribusi barang, hingga pengembangan pariwisata.
Pemerintah dan DPRD Lebak pun berkomitmen untuk melakukan koordinasi intensif dalam proses penyusunan anggaran 2026 agar anggaran infrastruktur jalan dapat ditingkatkan secara signifikan. Mereka memahami bahwa investasi pada jalan bukan hanya soal fisik semata, tetapi juga investasi jangka panjang demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
Acep juga mengingatkan bahwa pembangunan infrastruktur yang baik akan memberikan dampak positif bagi generasi mendatang. “Kita harus melihatnya sebagai investasi berkelanjutan. Infrastruktur yang kokoh akan menguntungkan semua pihak dan memastikan bahwa layanan dasar masyarakat dapat berjalan lancar tanpa hambatan,” ujarnya.
Sementara itu, berbagai kalangan masyarakat di Lebak menyambut baik dorongan peningkatan anggaran ini. Mereka berharap proses perbaikan jalan dapat berjalan cepat dan merata hingga pelosok desa. Akses jalan yang memadai sangat diharapkan mampu mendukung aktivitas ekonomi masyarakat dan mempercepat layanan publik.
Selain dari sisi anggaran, tantangan lain yang dihadapi adalah pemeliharaan jalan setelah perbaikan selesai. Acep mengingatkan bahwa pemerintah daerah perlu merancang program pemeliharaan rutin agar jalan yang sudah diperbaiki tetap dalam kondisi baik dan tidak cepat rusak kembali.
Kondisi geografis Lebak yang sebagian besar berbukit dan rawan erosi juga menuntut perhatian khusus dalam konstruksi jalan. Oleh karena itu, desain dan bahan yang digunakan dalam pembangunan jalan harus disesuaikan dengan kondisi alam setempat agar hasilnya tahan lama dan berkelanjutan.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah daerah telah melakukan sejumlah upaya perbaikan jalan, namun masih banyak ruas yang belum tersentuh karena keterbatasan anggaran. Dengan rencana peningkatan dana pada 2026, diharapkan pembangunan jalan dapat lebih merata dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas.
Ke depan, sinergi antara pemerintah daerah, DPRD, dan masyarakat sangat diperlukan untuk memastikan program perbaikan jalan berjalan sesuai target. Partisipasi aktif masyarakat dalam pelaporan kerusakan dan menjaga fasilitas jalan juga menjadi faktor penting keberhasilan pembangunan.
Melalui langkah ini, diharapkan Kabupaten Lebak dapat meningkatkan konektivitas antarwilayah, mempermudah mobilitas warga, dan membuka peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi daerah. Jalan yang baik akan menjadi fondasi utama bagi kemajuan yang berkelanjutan.
Dengan demikian, fokus peningkatan anggaran infrastruktur jalan menjadi salah satu kunci untuk mempercepat pembangunan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Lebak. Kebijakan tersebut diharapkan mampu menjawab tantangan pembangunan yang selama ini dirasakan dan membawa perubahan positif bagi daerah.