JAKARTA - Transformasi logistik Indonesia kini semakin menekankan pemanfaatan teknologi digital untuk menekan biaya tinggi dan memperkuat ekosistem distribusi nasional. Dengan integrasi digitalisasi, para pelaku usaha diharapkan dapat mengoptimalkan rantai pasok, memperluas jangkauan pasar, serta meningkatkan efisiensi operasional. Langkah ini menjadi bagian penting dari strategi nasional dalam menghadapi persaingan logistik di tingkat regional.
Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menilai digitalisasi adalah kunci untuk menurunkan biaya distribusi dan memperkuat daya saing Indonesia. Ketua Umum ALFI, Akbar Djohan, menekankan bahwa kolaborasi yang didukung teknologi terintegrasi akan membuka peluang pasar lebih luas sekaligus mendukung pertumbuhan UMKM.
“Efisiensi logistik adalah kunci untuk menurunkan biaya distribusi nasional. Melalui kolaborasi dan teknologi, kita dapat memperkuat ekosistem logistik terintegrasi, mendukung UMKM, dan membuka peluang pasar yang lebih luas,” ujar Akbar dalam diskusi menyambut pameran transport logistic Southeast Asia dan air cargo Southeast Asia (tlacSEA) di Gedung Kadin, Jakarta.
- Baca Juga Harga BBM Terbaru Berlaku Seluruh SPBU
Indonesia kini muncul sebagai pusat pertumbuhan logistik regional, didorong oleh modernisasi pelabuhan, peningkatan infrastruktur, serta percepatan digitalisasi rantai pasok. Akbar menekankan momentum ini menempatkan Indonesia pada posisi strategis untuk membentuk transformasi logistik di Asia Tenggara. “Dan kita punya potensi untuk ke arah sana,” tambahnya.
Pameran tlacSEA Connect Indonesia menjadi platform penting untuk menyelaraskan prioritas nasional dengan strategi regional. CEO & Managing Director MMI Asia Pte Ltd, Michael Wilton, menyebut acara ini sebagai sarana mendukung solusi praktis yang dapat mendorong pertumbuhan logistik jangka panjang di kawasan.
“Indonesia memainkan peran penting dalam transformasi logistik Asia Tenggara, mulai dari pengembangan infrastruktur hingga digitalisasi rantai pasok,” ujar Michael Wilton.
Selain itu, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Transformasi Teknologi UMKM dan Digitalisasi, Teguh Anantawikrama, menekankan bahwa keikutsertaan Indonesia di tlacSEA 2025 lebih dari sekadar pameran. Kegiatan ini menunjukkan posisi Indonesia sebagai kekuatan ekosistem logistik nasional yang siap bersaing secara regional.
“Kadin mendorong pelaku usaha tidak hanya hadir, tetapi juga aktif berkontribusi dalam dialog global tentang digitalisasi dan efisiensi logistik. Kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia siap bersaing dan berkolaborasi secara regional,” ungkap Teguh Anantawikrama.
Selain tokoh-tokoh ALFI dan Kadin, Deputi III Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), serta Ketua Umum Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI) menekankan pentingnya Indonesia terlibat aktif dalam pameran ini. Partisipasi tersebut diharapkan menghasilkan rekomendasi strategis terkait digitalisasi logistik dan memperkuat kolaborasi antar-asosiasi untuk meningkatkan efisiensi serta konektivitas nasional.
Acara tlacSEA 2025 akan digelar pada 29–31 Oktober 2025 di Sands Expo & Convention Centre, Singapura. Pameran ini akan menghadirkan lebih dari 10.000 profesional logistik, lebih dari 300 peserta pameran, dan lebih dari 90 pembicara ahli. Fokus utama pameran mencakup inovasi rantai pasok, konektivitas lintas batas, serta penerapan logistik berkelanjutan di seluruh kawasan Asia Tenggara.
Digitalisasi dalam logistik tidak hanya soal teknologi, tetapi juga mencakup manajemen data, pelacakan muatan secara real-time, dan integrasi platform digital untuk mempermudah koordinasi antara pelaku usaha, pelabuhan, dan pihak logistik lainnya. Pendekatan ini diyakini dapat menekan biaya tinggi yang selama ini menjadi tantangan utama dalam sistem distribusi nasional.
Selain meningkatkan efisiensi, integrasi digitalisasi logistik juga dapat membuka peluang pasar baru, khususnya bagi UMKM yang selama ini terbatas aksesnya ke jaringan distribusi modern. Dengan sistem yang terintegrasi, UMKM bisa memanfaatkan platform digital untuk menyalurkan produk ke pasar yang lebih luas, sekaligus memperkuat daya saing mereka di tingkat regional.
Para pelaku industri logistik menilai langkah ini sejalan dengan tren global, di mana digitalisasi menjadi faktor penentu keberhasilan rantai pasok yang efisien dan berkelanjutan. Indonesia, dengan posisi geografis strategis dan infrastruktur yang terus ditingkatkan, memiliki potensi besar untuk menjadi hub logistik regional jika pengembangan digitalisasi dijalankan secara terstruktur dan konsisten.
Sinergi antara ALFI, Kadin, dan pelaku usaha logistik lainnya diharapkan memperkuat ekosistem nasional, meningkatkan konektivitas antar-pulau, dan menekan biaya tinggi yang selama ini membebani industri serta konsumen. Dengan langkah ini, Indonesia diharapkan tidak hanya mengikuti tren regional, tetapi juga menjadi penggerak utama transformasi logistik di Asia Tenggara.
Kesimpulannya, integrasi digitalisasi logistik menjadi strategi utama dalam menekan biaya distribusi, membuka pasar lebih luas, dan memperkuat ekosistem logistik nasional. Partisipasi Indonesia di tlacSEA 2025 menjadi bukti komitmen untuk memimpin transformasi logistik regional, sekaligus menunjukkan kesiapan negara menghadapi tantangan dan peluang di era digital.