Indonesia Percepat Energi Panas Bumi 530 MW

Senin, 18 Agustus 2025 | 12:33:45 WIB
Indonesia Percepat Energi Panas Bumi 530 MW

JAKARTA - Indonesia semakin memperkuat langkah menuju energi bersih dengan fokus pada pengembangan listrik berbasis panas bumi. Strategi ini menjadi bagian dari upaya nasional untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan sekaligus mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Salah satu proyek strategis yang kini tengah dijalankan melibatkan PT PLN Indonesia Power (PLN IP) dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) yang menargetkan kapasitas total sebesar 530 megawatt (MW).

Untuk mencapai target ambisius ini, kedua perusahaan menandatangani Head of Agreement (HoA) sebagai komitmen awal. Proyek-proyek pengembangan panas bumi yang dikerjakan mencakup status Brownfield, Yellowfield, dan Greenfield, sehingga memungkinkan pemanfaatan sumber daya yang sudah ada sekaligus eksplorasi lokasi baru untuk memperluas kapasitas pembangkit listrik.

Tak hanya sebatas pengembangan energi panas bumi, PLN IP dan PGE juga membentuk konsorsium untuk dua proyek PLTP tambahan, yakni di Ulubelu dan Lahendong. Langkah ini menunjukkan sinergi BUMN dalam memaksimalkan potensi energi domestik sekaligus mendukung target pemerintah dalam memperluas bauran energi baru dan terbarukan.

Aktivitas masyarakat sekitar kawasan panas bumi menjadi bukti nyata keberlanjutan proyek. Misalnya, petani tetap beraktivitas di sekitar sumur produksi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) PT Geo Dipa Energi di dataran tinggi Dieng, Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah. Hal ini menegaskan bahwa pembangunan energi bersih dapat berjalan seiring dengan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat lokal.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Bernadus Sudarmanta, menyatakan bahwa PLN IP berkomitmen menjadi penggerak utama dalam percepatan transformasi energi bersih. “Kami percaya bahwa pengembangan panas bumi bukan hanya solusi jangka panjang untuk penyediaan energi yang andal dan berkelanjutan, tetapi juga wujud nyata kontribusi BUMN dalam mendukung agenda pembangunan rendah karbon. Melalui konsorsium ini, kami memastikan proses pengadaan dan pembangunan dilakukan secara efisien, transparan, dan berorientasi pada hasil,” ujarnya.

Sebagai tindak lanjut dari HoA, konsorsium ini akan mengerjakan proyek PLTP Ulubelu Binary Unit berkapasitas 30 MW di Provinsi Lampung dan PLTP Lahendong Binary Unit berkapasitas 15 MW di Sulawesi Utara. Saat ini, kedua proyek tersebut berada dalam tahap pengadaan Independent Power Producer (IPP) di PT PLN (Persero) dan akan membentuk Joint Venture Company (JVC) setelah menerima Surat Penunjukan dari PLN.

Kedua proyek PLTP tersebut merupakan bagian dari pengadaan pembelian tenaga listrik oleh PLN untuk wilayah Sumatera dan Sulawesi. Selain berfungsi menambah kapasitas pasokan listrik, proyek ini menjadi bukti nyata sinergi antar-BUMN dalam mendukung pengembangan energi baru terbarukan secara profesional dan berkelanjutan.

Panas bumi dipilih karena memiliki keunggulan sebagai sumber energi stabil dan ramah lingkungan. Berbeda dari energi surya atau angin yang bersifat intermittency, panas bumi dapat menghasilkan listrik sepanjang waktu, sehingga memberikan pasokan listrik yang lebih andal bagi masyarakat dan industri. Dengan kapasitas 530 MW, proyek ini diprediksi mampu memenuhi kebutuhan listrik dalam skala besar sekaligus menurunkan emisi karbon secara signifikan.

Teknologi yang digunakan dalam pengembangan PLTP meliputi pengeboran sumur, turbin uap, dan sistem transmisi modern. Inovasi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi energi, tetapi juga meminimalkan dampak lingkungan. Dengan begitu, proyek ini menjadi model bagi pembangunan energi bersih yang berkelanjutan di wilayah lain di Indonesia.

Dari sisi ekonomi, proyek ini memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal. Selama tahap pembangunan, tenaga kerja lokal dilibatkan dan sebagian besar material serta logistik dipasok dari dalam negeri. Hal ini sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi regional, menciptakan lapangan kerja, dan membangun ekosistem energi bersih yang berkelanjutan.

Selain itu, proyek PLTP ini mendukung ketahanan energi nasional. Diversifikasi sumber listrik melalui panas bumi mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar fosil dan fluktuasi harga energi global. Hal ini memberikan stabilitas ekonomi jangka panjang serta memastikan pasokan listrik yang handal bagi konsumen industri dan rumah tangga.

Pengembangan listrik panas bumi 530 MW juga menegaskan komitmen Indonesia terhadap pembangunan rendah karbon. Dengan memanfaatkan potensi panas bumi secara optimal, proyek ini menjadi langkah nyata untuk menekan emisi karbon, sejalan dengan target pemerintah dan kesepakatan internasional terkait perubahan iklim.

Dengan sinergi yang kuat antara PLN IP dan PGE, proyek ini diharapkan selesai sesuai target waktu dan menghasilkan listrik bersih yang andal. Keberhasilan proyek 530 MW ini akan menjadi contoh pengembangan energi bersih yang dapat direplikasi di lokasi lain, memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan pemanfaatan energi geothermal terbesar kedua di dunia.

Proyek listrik panas bumi 530 MW yang dikelola PLN IP dan PGE menandai percepatan transisi energi Indonesia. Selain menambah kapasitas pasokan listrik nasional, proyek ini memberikan manfaat lingkungan, ekonomi lokal, dan kontribusi terhadap ketahanan energi jangka panjang. Dengan komitmen yang terstruktur, proyek ini menjadi simbol keberhasilan transformasi energi bersih di Indonesia.

Terkini