Proyek Bendungan Hutama Karya Perkuat Ketahanan Pangan

Jumat, 22 Agustus 2025 | 07:52:36 WIB
Proyek Bendungan Hutama Karya Perkuat Ketahanan Pangan

JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) menegaskan komitmennya dalam memperkuat ketahanan pangan nasional melalui pembangunan infrastruktur sumber daya air yang strategis. Sejak 2013 hingga 2025, perusahaan telah menangani 42 proyek, terdiri dari 19 jaringan irigasi dan 23 bendungan. Sebagian proyek telah beroperasi, sementara sisanya masih dalam tahap konstruksi, namun semua dirancang untuk meningkatkan produktivitas pertanian, memperkuat ketahanan pangan, serta memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat di berbagai wilayah Indonesia.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur sumber daya air merupakan kontribusi nyata perusahaan untuk mewujudkan kemandirian pangan Indonesia. “Kami terus berkontribusi membangun infrastruktur sumber daya air yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional. Dari Sabang sampai Merauke, proyek ini mampu mengairi lebih dari 125 ribu hektare lahan pertanian, memungkinkan petani meningkatkan produktivitas hingga tiga kali masa tanam dalam setahun,” ujar Adjib.

Selain memberi manfaat bagi sektor pertanian, proyek ini juga telah menyerap lebih dari 4.800 tenaga kerja. Hal ini menunjukkan dampak ekonomi dan sosial yang signifikan di daerah-daerah pelaksanaan proyek, sekaligus membuka peluang usaha dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Infrastruktur yang dibangun Hutama Karya tidak hanya mendukung sektor pertanian, tetapi juga berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi lain, seperti perikanan, pariwisata, dan UMKM di sekitar bendungan.

Beberapa proyek unggulan Hutama Karya telah memberikan dampak nyata. Bendungan Leuwikeris di Jawa Barat, dengan kapasitas tampung 845 juta m³, mampu mengairi 11.216 hektare lahan pertanian di Cilacap, Ciamis, dan Tasikmalaya. Bendungan ini juga berfungsi sebagai pengendali banjir, penyedia air baku, serta berpotensi menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 20 MW. Keberadaan bendungan ini menunjukkan bagaimana infrastruktur air strategis dapat memberikan manfaat multi-fungsi bagi masyarakat dan lingkungan.

Bendungan Semantok di Jawa Timur, yang mulai beroperasi sejak 2023, menampung 32,09 juta m³ air dan dilengkapi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu. Kehadirannya berhasil mengurangi risiko banjir di Nganjuk akibat luapan Sungai Semantok, sekaligus mendukung pengembangan energi terbarukan di wilayah tersebut. Sementara itu, Bendungan Meninting di Lombok Barat, dengan kapasitas 12,18 juta m³, mengairi 1.559 hektare lahan, menjadi contoh penerapan teknologi konstruksi modern yang ramah lingkungan.

Di Kalimantan Tengah, jaringan irigasi rawa di Kapuas mendukung program Food Estate dengan cakupan 43.503 hektare lahan pertanian. Proyek yang rampung pada Januari 2023 ini memanfaatkan teknologi pintu air dan mobile pump yang sesuai dengan karakteristik lahan rawa, sehingga pertanian dapat berjalan optimal meski di wilayah yang sebelumnya sulit diolah. Infrastruktur ini memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar.

Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menekankan pentingnya infrastruktur sumber daya air dalam menopang ketahanan pangan nasional. “Dukungan ketahanan pangan direalisasikan melalui pembangunan bendungan, rehabilitasi jaringan irigasi, serta infrastruktur jalan dan jembatan yang menunjang sentra pangan, termasuk Food Estate di Kalteng, Merauke Papua Selatan, dan NTT,” ujarnya melalui laman resmi Kementerian PU.

Sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, Hutama Karya tengah menyelesaikan tiga bendungan strategis. Bendungan Way Apu Paket 2 di Maluku, dengan kapasitas 50,05 juta m³, akan mengairi 10.562 hektare lahan pertanian sekaligus berfungsi sebagai PLTA yang dapat menerangi lebih dari 25 ribu rumah. Bendungan Bulango Ulu di Gorontalo, salah satu bendungan tertinggi di Indonesia (75 meter), akan melayani 4.950 hektare lahan irigasi, menjadi simbol kemajuan infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia. Sementara Bendungan Tiga Dihaji di Sumatera Selatan, dengan kapasitas PLTA 40 MW, melayani 25 ribu hektare lahan pertanian dan menyediakan energi terbarukan bagi masyarakat setempat.

Adjib menambahkan, Hutama Karya menerapkan teknologi modern dalam pembangunan proyek. Pemetaan menggunakan drone, desain berbasis sistem informasi proyek, serta monitoring biaya secara real-time memastikan proyek berjalan efisien dan transparan. “Dengan pemetaan yang akurat, kami bisa merencanakan proyek dengan lebih matang dan transparan,” jelasnya.

Perusahaan juga mengedepankan konsep green construction, termasuk metode hydroseeding yang mengurangi penggunaan semen konvensional, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Pendekatan ini memastikan bahwa pembangunan bendungan dan jaringan irigasi dapat memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat, lingkungan, dan sektor pertanian.

Dampak jangka panjang proyek ini sangat nyata. Ketersediaan air yang stabil sepanjang tahun meningkatkan produktivitas pertanian, membuka peluang usaha perikanan, ekowisata, dan UMKM di sekitar bendungan. Selain itu, pengendalian banjir dan penyediaan air bersih turut meningkatkan kualitas hidup masyarakat, sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.

Adjib menegaskan bahwa setelah rampung, proyek ketahanan pangan yang sedang berjalan akan mengairi lebih dari 41 ribu hektare lahan, mengurangi risiko banjir, dan menghasilkan energi terbarukan untuk lebih dari 55 ribu rumah di Maluku, Gorontalo, hingga Sumatera Selatan. Infrastruktur ini menjadi fondasi penting bagi kemandirian pangan, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat di seluruh Indonesia.

Dengan komitmen jangka panjang, penerapan teknologi modern, dan prinsip pembangunan berkelanjutan, Hutama Karya menunjukkan peran strategisnya dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Proyek bendungan dan jaringan irigasi yang sedang berjalan tidak hanya mendukung sektor pertanian, tetapi juga menghadirkan manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan yang luas bagi bangsa.

Terkini