Harga Sembako Jatim Stabil, Cabai Bawang Ayam Turun

Senin, 25 Agustus 2025 | 12:11:54 WIB
Harga Sembako Jatim Stabil, Cabai Bawang Ayam Turun

JAKARTA - Pasar bahan pokok di Jawa Timur menunjukkan dinamika harga yang menarik perhatian masyarakat. Senin, 25 Agustus 2025, tercatat beberapa komoditas mengalami penurunan signifikan, terutama cabai, bawang merah, dan ayam kampung. Penurunan ini membawa angin segar bagi konsumen, meski sebagian bahan pokok lainnya tetap stabil. Data ini diperoleh dari Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jawa Timur, yang rutin memantau pergerakan harga di pasar tradisional dan modern di seluruh wilayah.

Penurunan Cabai dan Bawang

Cabai rawit menjadi salah satu komoditas yang mengalami penurunan terbesar. Harga cabai rawit turun Rp1.281 per kilogram atau sekitar 4,80 persen dibandingkan periode sebelumnya, kini berada pada level Rp25.379 per kilogram. Cabai merah keriting juga ikut melemah, turun Rp836 menjadi Rp28.421 per kilogram, sementara cabai merah besar mengalami koreksi sebesar Rp992 sehingga harganya kini Rp29.411 per kilogram. Penurunan ini diharapkan mampu meringankan beban rumah tangga, mengingat cabai adalah salah satu bahan pokok penting dalam masakan sehari-hari masyarakat Jawa Timur.

Bawang merah pun tercatat mengalami penurunan harga. Dari sebelumnya Rp38.528 per kilogram, kini harganya turun menjadi Rp37.311 per kilogram atau menurun sebesar Rp1.217 atau 3,16 persen. Penurunan ini memberikan peluang bagi pedagang untuk menstabilkan pasokan di pasar dan membantu konsumen memperoleh bahan pokok dengan harga lebih terjangkau.

Ayam Kampung Ikut Turun Harga

Tidak hanya cabai dan bawang, harga daging ayam kampung juga ikut menurun. Saat ini, harga ayam kampung berada di level Rp66.826 per kilogram, turun Rp1.495 atau sekitar 2,19 persen dibandingkan harga sebelumnya. Penurunan harga ayam kampung ini dipengaruhi oleh ketersediaan pasokan yang lebih stabil di berbagai daerah di Jawa Timur. Peternak lokal meningkatkan produksi setelah permintaan sempat menurun pada beberapa pekan sebelumnya. Kondisi ini membuat harga lebih ramah bagi konsumen sekaligus memberi kesempatan bagi usaha kecil menengah untuk memasarkan produknya lebih luas.

Komoditas Lain Masih Stabil

Sementara beberapa bahan pokok mengalami penurunan, sejumlah komoditas lain tetap stabil. Harga beras premium tercatat Rp15.149 per kilogram, gula pasir Rp16.461 per kilogram, minyak goreng curah Rp18.683 per liter, telur ayam ras Rp26.126 per kilogram, dan daging sapi paha belakang Rp118.750 per kilogram. Stabilnya harga komoditas ini memberikan keseimbangan bagi pasar, sehingga tidak menimbulkan gejolak yang signifikan terhadap daya beli masyarakat.

Faktor Penentu Pergerakan Harga

Pergerakan harga sembako di Jawa Timur sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor utama. Salah satunya adalah ketersediaan pasokan di pasar. Jika pasokan cukup, harga cenderung stabil atau menurun. Sebaliknya, jika pasokan terbatas akibat cuaca buruk, gangguan distribusi, atau kenaikan biaya produksi, harga akan berpotensi naik. Faktor permintaan masyarakat juga memengaruhi dinamika harga. Permintaan yang tinggi akan menekan harga lebih cepat naik, sedangkan permintaan rendah dapat menimbulkan penurunan harga.

Selain faktor alami dan pasar, pemerintah daerah turut memantau pergerakan harga untuk menjaga kestabilan. Pemantauan dilakukan melalui Siskaperbapo, yang secara rutin meninjau kondisi harga di seluruh kabupaten dan kota di Jawa Timur. Dengan sistem ini, pemerintah dapat mengambil langkah strategis jika terjadi lonjakan harga yang berlebihan atau ketidaktersediaan bahan pokok di wilayah tertentu.

Manfaat Penurunan Harga bagi Konsumen

Penurunan harga bahan pokok seperti cabai, bawang, dan ayam kampung membawa manfaat nyata bagi konsumen, terutama bagi rumah tangga dengan kebutuhan masak harian yang cukup tinggi. Dengan harga yang lebih terjangkau, konsumen dapat membeli lebih banyak bahan pokok tanpa harus mengurangi kualitas konsumsi. Hal ini juga memberikan peluang bagi ibu rumah tangga untuk merencanakan menu makanan yang lebih bervariasi dan bergizi.

Selain itu, penurunan harga ini juga mendorong pedagang untuk tetap aktif di pasar, karena meski harga turun, volume penjualan dapat meningkat seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat. Pedagang yang memanfaatkan momen ini dapat menstabilkan keuntungan sambil membantu menjaga ketersediaan stok bahan pokok di pasar.

Peran Pemerintah dan Pasar

Pemerintah daerah Jawa Timur menekankan pentingnya kerjasama antara pedagang, petani, dan distributor agar pasokan bahan pokok tetap lancar. Dengan koordinasi yang baik, harga dapat terjaga pada tingkat wajar. Pemerintah juga mendorong penggunaan teknologi informasi, seperti Siskaperbapo, untuk memantau fluktuasi harga secara real-time. Sistem ini memungkinkan intervensi cepat jika terjadi ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan.

Prediksi Pergerakan Harga ke Depan

Para ahli pasar memprediksi harga cabai, bawang, dan ayam kampung dapat tetap stabil atau mengalami fluktuasi kecil selama beberapa minggu ke depan, tergantung pada faktor cuaca dan distribusi. Musim hujan yang tidak menentu dapat mempengaruhi panen cabai dan bawang, sehingga harga berpotensi naik sementara. Namun, dengan pemantauan ketat dan strategi distribusi yang tepat, pemerintah berharap harga tetap berada pada level yang wajar bagi masyarakat.

Harga bahan pokok di Jawa Timur pada Senin, 25 Agustus 2025, menunjukkan dinamika yang sehat. Cabai, bawang merah, dan ayam kampung mengalami penurunan harga, sementara komoditas lain relatif stabil. Penurunan ini memberikan manfaat langsung bagi konsumen, membantu pedagang menstabilkan penjualan, dan menunjukkan efektivitas pemantauan pemerintah melalui Siskaperbapo. Ketersediaan pasokan yang cukup, koordinasi dengan petani dan distributor, serta pemantauan harga secara real-time menjadi kunci utama menjaga stabilitas harga bahan pokok di Jawa Timur.

Dengan langkah-langkah ini, masyarakat dapat menikmati bahan pokok dengan harga wajar, pedagang tetap beroperasi secara sehat, dan pemerintah berhasil menjaga keseimbangan pasar serta ketersediaan pangan. Stabilitas harga ini juga menjadi indikator positif bagi ekonomi regional Jawa Timur, menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemerintah, pasar, dan masyarakat mampu menciptakan ekosistem pangan yang sehat, adil, dan berkelanjutan bagi seluruh warga.

Terkini