Wamen ESDM Jajaki Teknologi Sampah Jadi Listrik

Selasa, 26 Agustus 2025 | 08:38:31 WIB
Wamen ESDM Jajaki Teknologi Sampah Jadi Listrik

JAKARTA - Pemerintah Indonesia terus menunjukkan keseriusannya dalam mempercepat transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan. Salah satu langkah penting yang ditempuh adalah memperkuat kemitraan dengan China di bidang teknologi hijau. Melalui kunjungan kerja yang dipimpin langsung Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM) Yuliot Tanjung, Indonesia membuka peluang kolaborasi strategis yang mencakup pengelolaan sampah hingga pengembangan kendaraan listrik.

Kunjungan tersebut berlangsung pada 21 hingga 24 Agustus 2025, meliputi kota Shanghai dan Provinsi Zhejiang. Delegasi terdiri dari unsur Kementerian ESDM, Kementerian Sekretariat Negara, serta perwakilan PT PLN (Persero). Agenda utama adalah mempelajari secara langsung kemajuan teknologi hijau yang berhasil diterapkan di China, sekaligus mencari format kerja sama yang sesuai dengan kebutuhan Indonesia.

Langkah ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060. Dengan belajar dari pengalaman China, Indonesia berharap dapat menemukan terobosan inovatif yang dapat segera diimplementasikan, khususnya pada isu krusial seperti pengelolaan sampah perkotaan dan penguatan ekosistem kendaraan listrik.

Inovasi Energi Terbarukan: Sampah Jadi Listrik

Salah satu titik penting dalam kunjungan delegasi adalah meninjau fasilitas Waste-to-Energy (WtE) yang telah lama dikembangkan di China. Delegasi berkesempatan mengunjungi Shanghai Chengtou Laogang Base Management Co., Ltd. dan Jiaxing Jiayuan SUS Environment Co., Ltd. di Provinsi Zhejiang.

Melalui kunjungan tersebut, mereka menyaksikan bagaimana teknologi insinerasi dan gasifikasi mampu mengubah berbagai jenis sampah menjadi energi listrik. Teknologi ini terbukti tidak hanya menyelesaikan persoalan limbah, tetapi juga berkontribusi signifikan terhadap penyediaan energi bersih.

Wamen ESDM Yuliot Tanjung menyatakan kekagumannya atas capaian China. Ia menilai penerapan WtE sangat relevan bagi Indonesia, mengingat volume sampah perkotaan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurutnya, penerapan teknologi ini akan memberikan manfaat ganda, yakni mengurangi beban sampah sekaligus menambah kapasitas energi nasional dari sumber terbarukan.

Selain itu, delegasi juga melakukan pertemuan dengan pimpinan Green Technology Bank (GTB) di Shanghai. Diskusi tersebut membahas peluang kerja sama dalam manufaktur baterai serta pembangunan fasilitas battery swapping untuk alat berat. Langkah ini mencerminkan upaya Indonesia memperluas cakupan kerja sama, tidak hanya di bidang pengelolaan sampah, tetapi juga pada infrastruktur pendukung energi baru terbarukan.

Membangun Ekosistem Kendaraan Listrik Nasional

Selain teknologi pengolahan sampah, agenda penting lainnya adalah mengunjungi pusat penelitian dan pengembangan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL), produsen baterai litium terkemuka di dunia. CATL dikenal sebagai pemain besar dalam penyediaan baterai kendaraan listrik serta sistem penyimpanan energi.

Dalam pertemuan tersebut, Wamen Yuliot menyampaikan harapan agar CATL dapat berperan aktif dalam membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Bahkan, dibahas pula potensi keterlibatan CATL dalam pengembangan mobil nasional berbasis listrik.

Menurut Yuliot, kendaraan listrik merupakan masa depan transportasi yang efektif sekaligus ramah lingkungan. Indonesia dinilai memiliki modal besar untuk menjadi pemain utama dalam rantai pasok kendaraan listrik global. Hal ini didukung oleh ketersediaan sumber daya nikel yang melimpah, yang merupakan bahan utama dalam produksi baterai.

Pemerintah pun membuka pintu lebar bagi mitra strategis seperti CATL untuk berkontribusi membawa teknologi, investasi, serta keahlian. Tujuan akhirnya adalah membangun industri kendaraan listrik yang komprehensif dan berkelanjutan, sehingga mampu mempercepat adopsi kendaraan ramah lingkungan di tanah air.

Fondasi Kerja Sama Strategis Indonesia-China

Selain bertemu dengan para pelaku industri, delegasi juga mengadakan diskusi dengan sejumlah pengambil kebijakan di China. Hal ini bertujuan memperkuat kerja sama jangka panjang, termasuk pada alih teknologi dan transfer pengetahuan di sektor energi hijau.

Konsul Jenderal RI di Shanghai, Berlianto Situngkir, menegaskan bahwa kunjungan ini merupakan wujud komitmen Indonesia untuk memperkuat kemitraan strategis dengan China. Kerja sama tersebut tidak hanya mendukung pencapaian target Net Zero Emission 2060, tetapi juga memperdalam hubungan diplomatik yang sudah terjalin lebih dari 75 tahun.

Berlianto menambahkan, kolaborasi dalam teknologi hijau ini mencerminkan hubungan yang saling menguntungkan. Dengan memanfaatkan keunggulan teknologi dari China, Indonesia berpeluang mempercepat transisi energi sekaligus meningkatkan daya saing di sektor industri ramah lingkungan.

Menuju Masa Depan Energi Bersih

Kunjungan kerja delegasi Indonesia ke China memberikan gambaran jelas mengenai arah kebijakan energi nasional. Fokus tidak hanya pada penyediaan infrastruktur, tetapi juga pada penerapan solusi berbasis teknologi untuk menjawab tantangan masa depan.

Penerapan teknologi Waste-to-Energy berpotensi menjadi tonggak baru dalam pengelolaan sampah perkotaan di Indonesia. Sementara itu, kolaborasi di bidang manufaktur baterai dan kendaraan listrik dapat memperkuat ekosistem transportasi hijau nasional.

Dengan dukungan kerja sama internasional, Indonesia memiliki peluang besar mempercepat langkah menuju transisi energi bersih. Upaya ini bukan hanya tentang menghadirkan teknologi, tetapi juga membangun kesadaran dan kesiapan masyarakat menghadapi era energi berkelanjutan.

Seperti ditegaskan Wamen ESDM Yuliot Tanjung, kerja sama strategis dengan China adalah fondasi penting dalam perjalanan panjang Indonesia menuju energi hijau. Langkah ini diharapkan tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru, memperkuat ketahanan energi, dan membawa Indonesia lebih dekat pada cita-cita Net Zero Emission 2060.

Terkini