JAKARTA - Keamanan stok pangan nasional kembali ditegaskan oleh Perum Bulog. Hingga 24 Agustus 2025, cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikuasai Bulog tercatat mencapai 3,91 juta ton. Angka tersebut masih ditambah stok komersial sebesar 8.950 ton, sehingga total ketersediaan beras di gudang Bulog menyentuh 3,92 juta ton. Jumlah ini dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus menjalankan berbagai program pemerintah.
Kepastian mengenai kondisi stok beras ini disampaikan langsung oleh Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Rini Andrida. Ia menegaskan bahwa persediaan beras sudah tersebar di berbagai wilayah Indonesia, sehingga distribusi dapat segera dilakukan sesuai penugasan pemerintah.
“Saat ini stok yang dimiliki Perum Bulog sudah mencapai 3,9 juta ton (CBP). Nah, stok ini terus bergerak, karena digunakan untuk kegiatan bantuan pangan dan SPHP,” ujar Rini.
Menurut Rini, posisi stok beras saat ini benar-benar didedikasikan untuk mendukung penugasan pemerintah. Seluruh gudang di berbagai daerah telah dipenuhi beras yang siap digelontorkan demi menjaga stabilitas pasokan maupun harga. “Terkait dengan posisi stok ini, posisinya sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia untuk mendukung kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah kepada Bulog,” jelasnya menambahkan.
Serapan Beras dari Petani Capai 2,86 Juta Ton
Selain menyampaikan kondisi stok, Bulog juga memaparkan capaian pengadaan gabah kering panen (GKP) sepanjang tahun ini. Total pengadaan GKP mencapai 3,9 juta ton atau sekitar 75% dari target. Dari angka tersebut, yang sudah terealisasi menjadi beras sebesar 745 ribu ton, setara dengan 25%.
Secara keseluruhan, pengadaan beras dalam negeri yang masuk cadangan beras pemerintah hingga saat ini telah mencapai 2,86 juta ton. Angka ini menjadi bukti bahwa produksi petani berhasil diserap dalam jumlah signifikan oleh Bulog.
Namun, tantangan tetap ada di sisi distribusi. Penyaluran beras untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) baru terealisasi 70.519 ton, atau sekitar 5,35% dari target yang ditetapkan sebesar 1,31 juta ton untuk periode Juli hingga Desember 2025. Artinya, masih tersisa sekitar 1,24 juta ton beras yang harus disalurkan dalam beberapa bulan ke depan.
Rini menuturkan, capaian distribusi tersebut sebenarnya sudah mendekati arahan Kementerian Dalam Negeri, yang meminta agar penyaluran dilakukan rata-rata 7.000 ton per hari. “Ini terus kami upayakan untuk optimalisasinya, karena di beberapa daerah serapan ini juga bervariasi dengan berbagai saluran pemasarannya, saluran penjualannya,” ucapnya.
Tujuh Jalur Distribusi SPHP
Untuk mempercepat realisasi program SPHP, Bulog menggunakan tujuh jalur distribusi yang melibatkan berbagai pihak. Ketujuh jalur tersebut meliputi pasar rakyat, pengecer pasar, Gerakan Pangan Murah (GPM) bersama pemerintah daerah, GPM bersama kementerian/lembaga, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rumah Pangan Kita (RPK), serta ritel modern.
Dengan adanya banyak jalur distribusi, diharapkan akses beras SPHP dapat lebih mudah dijangkau masyarakat, terutama di wilayah yang harga berasnya masih tinggi. Bulog menegaskan akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah maupun mitra distribusi agar target penyaluran dapat tercapai sebelum akhir tahun.
Bantuan Pangan Hampir Tuntas
Selain program SPHP, Bulog juga ditugaskan menyalurkan bantuan pangan berupa beras kepada masyarakat. Hingga saat ini, realisasi penyaluran bantuan tersebut telah mencapai 352.641 ton atau sekitar 96,47% dari total rencana 365.541 ton.
Sebagian besar daerah sudah menerima bantuan beras sesuai kuota, sementara sisanya ditargetkan tuntas pada akhir Agustus ini. “Saat ini sedang penyelesaian dokumen administrasi, karena Bapak dan Ibu di Bapanas (Badan Pangan Nasional) mengamanahkan bahwa ini harus selesai dokumen dan penyalurannya di 31 Agustus 2025. Insyallah Perum Bulog siap untuk menyelesaikan ini dengan GCG (Good Corporate Governance),” pungkas Rini.
Jaminan Stok Pangan Menjelang Akhir Tahun
Dengan posisi cadangan beras yang menembus 3,92 juta ton, serta capaian pengadaan dari petani sebesar 2,86 juta ton, Bulog optimistis mampu menjaga pasokan pangan hingga akhir tahun. Meski distribusi SPHP masih perlu dikebut, pemerintah memastikan tidak ada kekhawatiran mengenai ketersediaan stok.
Program bantuan pangan yang hampir rampung juga menjadi bukti nyata bahwa Bulog terus bekerja sesuai target. Kehadiran tujuh jalur distribusi SPHP diharapkan mampu menekan harga beras di pasaran sekaligus menjaga daya beli masyarakat.
Dalam jangka menengah, pemerintah melalui Bulog juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pusat dan daerah untuk mengantisipasi fluktuasi harga. Dengan strategi distribusi yang terukur, diharapkan inflasi pangan dapat terkendali, dan masyarakat memperoleh akses beras dengan harga wajar.
Lebih jauh lagi, keberhasilan serapan gabah dari petani menjadi indikator bahwa produksi dalam negeri tetap menjadi prioritas. Dengan begitu, tidak hanya stok beras nasional yang aman, tetapi kesejahteraan petani juga ikut diperhatikan.
Ketersediaan beras yang stabil hingga akhir tahun sekaligus memperlihatkan komitmen pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Hal ini menjadi landasan penting agar masyarakat tetap tenang menghadapi dinamika harga dan pasokan beras di pasar.