BI Rate Turun, Bank Mega Syariah Tingkatkan Layanan

Rabu, 27 Agustus 2025 | 11:52:04 WIB
BI Rate Turun, Bank Mega Syariah Tingkatkan Layanan

JAKARTA - PT Bank Mega Syariah memandang tren penurunan suku bunga acuan (BI-Rate) sebagai momentum strategis untuk memperkuat dan mendorong pertumbuhan bisnis. Penurunan ini dimanfaatkan melalui pendekatan business-to-business-to-consumer (B2B2C), yang memungkinkan perseroan menjaring dana dari lembaga sekaligus individu, serta mengoptimalkan ekosistem bisnis yang sudah ada.

Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah, Hanie Dewita, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, menekankan bahwa langkah ini dilakukan dengan menggandeng institusi pendidikan dan kesehatan. “Dengan strategi B2B2C, kami bisa menjangkau lebih banyak nasabah sekaligus menghasilkan net interest margin (NIM) yang lebih optimal,” jelas Hanie.

Selain penguatan ekosistem B2B2C, Bank Mega Syariah juga terus berinovasi dengan menghadirkan produk yang sesuai kebutuhan nasabah. Inovasi ini meliputi program-program unggulan, mulai dari tabungan hingga produk pembiayaan syariah, yang dirancang agar memberikan manfaat maksimal bagi individu maupun institusi.

Perseroan menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan BI-Rate menjadi 5 persen per Agustus 2025. Penurunan suku bunga ini diyakini akan memberikan dorongan positif bagi konsumsi masyarakat, memperluas pembiayaan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Meskipun Bank Mega Syariah tidak menggunakan bunga sebagai dasar operasional, kebijakan suku bunga tetap menjadi pertimbangan untuk menentukan acuan bagi hasil.

“Untuk menjaga daya saing, Bank Mega Syariah terus memperkuat fundamental bisnis, terutama melalui pengelolaan dana murah atau CASA. Strategi ini memungkinkan perseroan menawarkan pembiayaan dengan harga lebih kompetitif,” tambah Hanie.

Penguatan dana pihak ketiga (DPK), khususnya dana murah, menjadi fokus utama. Inovasi produk pun terus dilakukan, misalnya melalui Tabungan Mesya Berkah yang menghadirkan beragam hadiah dan reward menarik, serta Tabungan Mesya Berkah Rencana Sesukanya sebagai tabungan rencana dengan imbal hasil kompetitif.

Hingga Juli 2025, Bank Mega Syariah berhasil menghimpun total dana murah sebesar Rp3,4 triliun, meningkat 8,58 persen year on year (yoy). Jumlah ini setara dengan 37,38 persen dari total pembiayaan. Peningkatan dana murah turut mendorong total DPK yang mencapai Rp10,86 triliun, naik 10,8 persen yoy.

Pertumbuhan dana murah ini juga didukung oleh ekosistem digital yang kuat, terutama melalui aplikasi mobile banking M-Syariah. Aplikasi ini menjadi motor penggerak pertumbuhan transaksi ritel, dengan jumlah pengguna aktif meningkat lebih dari 65 persen yoy hingga pertengahan 2025. Volume transaksi QRIS pun melonjak lebih dari 120 persen yoy.

Menurut Bank Mega Syariah, inovasi produk dan program loyalitas, seperti Balapan QRIS, Tabungan Haji iB, serta Deposito Berkah Digital, berkontribusi signifikan terhadap peningkatan DPK. Pendekatan ini membuktikan bahwa inovasi digital dan program loyalitas mampu mendorong pertumbuhan dana secara berkelanjutan.

Dari sisi intermediasi, perseroan membukukan penyaluran pembiayaan lebih dari Rp9,18 triliun hingga Juli 2025, tumbuh 25,6 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini ditopang oleh pembiayaan korporasi yang naik 16,88 persen yoy, mencapai lebih dari Rp3,9 triliun atau setara dengan 43 persen dari total pembiayaan.

Bank Mega Syariah juga memperkuat produk pembiayaan konsumer, terutama Flexi Mitra bagi nasabah payroll. Untuk nasabah non-payroll, perseroan menawarkan berbagai produk seperti Flexi Home untuk pembiayaan rumah dan Flexi Multiguna. Total pembiayaan konsumer hingga Juli 2025 mencapai Rp523 miliar, meningkat 46,09 persen yoy.

Hanie menekankan, tren penurunan suku bunga dijadikan momentum untuk menghadirkan produk pembiayaan kompetitif yang sesuai kebutuhan nasabah. “Dengan strategi ini, kami tetap menjaga daya saing sekaligus memberikan solusi yang relevan bagi setiap segmen nasabah,” ujarnya.

Lebih lanjut, perseroan melihat peluang sinergi antara pengelolaan dana murah dan pembiayaan yang kompetitif sebagai faktor kunci untuk mendorong pertumbuhan jangka panjang. Strategi ini memungkinkan Bank Mega Syariah menjaga likuiditas, memperluas jangkauan nasabah, dan meningkatkan efisiensi operasional.

Penguatan ekosistem digital melalui M-Syariah tidak hanya meningkatkan jumlah pengguna, tetapi juga memperluas volume transaksi, termasuk pembayaran QRIS, transfer, dan pembiayaan digital. Dampaknya terasa langsung pada peningkatan produktivitas bisnis dan pertumbuhan DPK.

Secara keseluruhan, kombinasi strategi B2B2C, penguatan dana murah, inovasi produk, dan ekosistem digital menjadikan Bank Mega Syariah lebih adaptif terhadap perubahan suku bunga dan dinamika pasar. Perseroan mampu merespons kebutuhan nasabah dengan cepat sambil memperkuat fundamental bisnis.

Hingga pertengahan 2025, seluruh langkah ini membuktikan efektivitas strategi Bank Mega Syariah dalam meningkatkan likuiditas, memperkuat DPK, dan mendorong pertumbuhan pembiayaan, baik korporasi maupun konsumer. Keberhasilan ini menjadi indikasi bahwa perseroan siap menghadapi tantangan ekonomi sekaligus memanfaatkan peluang pasar yang muncul.

Dengan momentum penurunan BI-Rate, Bank Mega Syariah optimistis dapat terus memperkuat posisi bisnis, meningkatkan layanan kepada nasabah, dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pendekatan yang terintegrasi dan inovatif. Fokus pada pengelolaan dana murah, inovasi produk, dan digitalisasi diharapkan terus memberikan dampak positif terhadap bisnis perseroan dan kepuasan nasabah.

Terkini