JAKARTA - Pertumbuhan produksi minyak di Indonesia mendapatkan kabar menggembirakan. Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) berhasil mencatatkan capaian baru dari Lapangan Lima dengan uji produksi pertama sumur LLE-5ST yang mampu menghasilkan hingga 2.635 barel per hari (BOPD) pada Jumat, 22 Agustus 2025. Pencapaian ini menjadi bukti keandalan teknologi pengeboran modern dan efektivitas strategi pengembangan lapangan minyak yang berkelanjutan.
General Manager PHE ONWJ, Muzwir Wiratama, menjelaskan bahwa pengeboran sumur LLE-5ST menargetkan lapisan batuan LL-30 yang tersusun dari batupasir Formasi Main, sebagai bagian dari pengembangan wilayah selatan Lapangan Lima. Keputusan ini mengikuti studi pemrosesan ulang data seismik menggunakan teknik Pre-Stack Depth Migration (PSDM), yang mengungkap potensi minyak cukup signifikan di lapisan tersebut. Dengan adanya temuan ini, wilayah selatan Lapangan Lima kini menjadi fokus pengembangan lebih lanjut yang menjanjikan peningkatan cadangan migas nasional.
Sumur LLE-5ST merupakan sidetrack dari sumur lama LLE-5 yang tidak aktif sejak 2012. Teknik directional drilling digunakan untuk menjangkau reservoir yang berada jauh di bawah tanah dengan jalur pengeboran melengkung menyerupai huruf “J”. Strategi ini memungkinkan tim PHE ONWJ mengeksplorasi lapisan batuan yang sebelumnya belum tersentuh meski berada di area dengan potensi tinggi.
- Baca Juga Harga BBM Terbaru Berlaku Seluruh SPBU
Selain keberhasilan teknis pengeboran, PHE ONWJ juga mencatatkan efisiensi waktu yang signifikan. Sumur ini rampung dalam 37 hari, lebih cepat dari target awal 46,2 hari, dan bahkan menuntaskan eksekusi lebih awal dibanding rencana yang dijadwalkan pada 2026. Kecepatan ini menegaskan efektivitas manajemen proyek dan kolaborasi tim internal yang solid, sekaligus menunjukkan penerapan inovasi dalam setiap tahapan operasional.
Muzwir menambahkan, pihaknya akan terus memantau produksi sumur ini dan melakukan optimasi teknis, termasuk pengaturan jumlah gas lift serta ukuran choke untuk pengendalian aliran. Langkah ini bertujuan agar produksi minyak dapat terus meningkat secara stabil, optimal, dan efisien. “Insyaallah, produksi minyak dari lapangan ONWJ akan terus bertambah,” ujarnya, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 28 Agustus 2025.
Keberhasilan pengeboran LLE-5ST tidak hanya menambah potensi cadangan Lapangan Lima, tetapi juga memperkuat posisi PHE ONWJ dalam mendukung target produksi nasional. Langkah ini menjadi bukti konkret bahwa penerapan teknologi mutakhir dan eksekusi yang tepat waktu mampu mendorong pencapaian target energi secara signifikan.
Muzwir menekankan pentingnya kerja tim, dukungan mitra, dan koordinasi dengan fungsi terkait di SKK Migas. Menurutnya, sinergi ini menjadi kunci utama dalam mencapai keberhasilan proyek dan mendukung ketahanan energi nasional. “Keberhasilan ini menunjukkan langkah maju dalam upaya ONWJ mendukung peningkatan produksi minyak nasional. Alhamdulillah, kami berhasil mencapai target produksi. Capaian ini merupakan buah hasil dari kolaborasi dan kerja tim yang solid secara internal, dukungan para mitra kami, dan tentunya dukungan pimpinan serta fungsi-fungsi terkait di SKK Migas,” ujarnya.
Dukungan terhadap produksi migas nasional juga ditegaskan oleh Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso. Ia menyatakan, komitmen Pertamina melalui Subholding Upstream berfokus pada investasi pemanfaatan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan produksi. Langkah ini sejalan dengan visi Asta Cita Pemerintah dalam memperkuat ketahanan energi nasional. “Pertamina berupaya mendorong tercapainya ketahanan energi nasional sesuai visi Asta Cita Pemerintah, dengan peningkatan produksi migas. Hal ini dilakukan Pertamina melalui Subholding Upstream dengan melakukan investasi untuk pemanfaatan teknologi dan inovasi,” kata Fadjar.
Capaian produksi sumur LLE-5ST menandai keberhasilan penting bagi PHE ONWJ, sekaligus menjadi bukti bahwa strategi pengembangan lapangan minyak berbasis data seismik dan teknologi pengeboran terkini dapat diterapkan secara efektif. Inovasi teknis seperti directional drilling, pengelolaan gas lift, dan optimasi choke tidak hanya mempercepat produksi tetapi juga menjamin stabilitas aliran minyak, keamanan operasi, serta efisiensi biaya.
Dengan tambahan produksi 2.635 BOPD dari sumur baru ini, Lapangan Lima kini memiliki potensi untuk terus mendukung target produksi migas nasional. Pencapaian ini diharapkan mendorong pertumbuhan sektor energi, sekaligus memperkuat peran Pertamina sebagai penggerak ketahanan energi Indonesia. Ke depan, langkah-langkah pengembangan lanjutan di wilayah selatan Lapangan Lima akan terus dilakukan untuk memaksimalkan cadangan dan mempertahankan kestabilan produksi.
Secara keseluruhan, keberhasilan PHE ONWJ dalam uji produksi sumur LLE-5ST menjadi contoh nyata sinergi antara teknologi, inovasi, dan kolaborasi tim. Pencapaian ini sekaligus menjadi momentum penting bagi Pertamina dan pemerintah untuk memperkuat ketahanan energi nasional, mendorong investasi di sektor hulu migas, serta meningkatkan kontribusi Indonesia dalam memenuhi kebutuhan energi domestik. Dengan optimasi yang terus dilakukan, produksi minyak dari ONWJ diproyeksikan meningkat secara berkelanjutan, selaras dengan komitmen menjaga keamanan, keselamatan, dan kualitas operasi.