BSI Hadirkan Green Zakat untuk Ekonomi Hijau

Jumat, 29 Agustus 2025 | 13:32:45 WIB
BSI Hadirkan Green Zakat untuk Ekonomi Hijau

JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) meluncurkan Green Zakat Framework sebagai inovasi untuk mengintegrasikan nilai keberlanjutan dalam praktik pengelolaan zakat. Program ini menjadi langkah strategis untuk mendorong optimalisasi zakat sekaligus mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Dengan pendekatan ini, zakat tidak hanya berperan sebagai instrumen pengentasan kemiskinan, tetapi juga dapat mendorong kelestarian lingkungan dan memperkuat ekonomi hijau nasional.

Peluncuran Green Zakat Framework dilakukan di Jakarta pada Rabu, 27 Agustus 2025, dengan melibatkan United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Acara ini turut dihadiri Menteri Agama RI Nasaruddin Umar, Deputy Resident Representative UNDP Indonesia Sujala Pant, serta Pimpinan Bidang Pengumpulan BAZNAS, Rizaludin Kurniawan.

Inovasi Green Zakat Framework

Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo, menegaskan bahwa perseroan selalu mengedepankan operasional yang berorientasi pada kemaslahatan umat. “Green Zakat Framework merupakan solusi yang diharapkan dapat menciptakan kolaborasi yang lebih luas antar lembaga dan meningkatkan minat masyarakat untuk berzakat, sehingga potensi zakat Indonesia yang mencapai Rp327 triliun dapat dioptimalkan dan tercipta kemaslahatan bagi umat yang lebih luas,” ujar Anggoro.

Hingga Juni 2025 (unaudited), BSI telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan senilai Rp72,8 triliun, tumbuh 19,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, Rp15,3 triliun dialokasikan untuk green financing dengan pertumbuhan 14,5%, sementara Rp57,5 triliun disalurkan melalui social financing dengan kenaikan 20,6%. Sektor pembiayaan hijau BSI didominasi pengelolaan sumber daya alam hayati, pemanfaatan lahan berkelanjutan, efisiensi energi, energi terbarukan, dan kendaraan listrik.

Anggoro menekankan bahwa percepatan pembiayaan berkelanjutan merupakan strategi penting untuk mendukung pembangunan nasional dan menjaga daya saing ekonomi Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global. Selain itu, BSI juga mengimplementasikan berbagai program berkelanjutan seperti pembangunan green building, program one home one tree untuk setiap pencairan pembiayaan rumah, penyediaan charging station, serta penggunaan kendaraan listrik operasional.

Peran BSI dalam Ekosistem Zakat dan Sosial

Dalam ranah sosial, hingga Mei 2025, BSI telah menyalurkan zakat sebesar Rp65,6 miliar year to date. Fokus penyaluran mencakup bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, kemanusiaan, serta dakwah dan advokasi. Program zakat BSI telah menjangkau lebih dari 240.000 penerima manfaat, termasuk 15.700 masyarakat dalam program Desa BSI, BSI Scholarship, dan Sentra UMKM BSI.

Secara akumulatif, BSI telah menyalurkan hampir Rp1 triliun zakat dari korporat dan karyawan untuk mendukung berbagai program pemberdayaan. Upaya ini meliputi pembentukan desa binaan, penyediaan mesin Reverse Vending Machine (RVM) untuk daur ulang botol plastik, serta berbagai inisiatif sosial yang berorientasi pada keberlanjutan.

Dalam implementasi Green Zakat Framework, BSI terus mengembangkan program pemberdayaan berbasis lingkungan. Beberapa inisiatif meliputi pemasangan panel surya, pembangunan green house, pengelolaan sampah terpadu, pemeliharaan ekosistem laut, hingga program manajemen limbah di desa binaan dan sentra UMKM.

Diskusi Panel dan Kolaborasi Multi Pihak

Peluncuran Green Zakat Framework juga menghadirkan diskusi panel bertajuk “Institutionalizing Green Zakat and Green Waqf: Turning Ethical Finance into Environmental Action”. Diskusi ini menyoroti pentingnya transparansi, pengukuran dampak, dan keberlanjutan jangka panjang dalam pengelolaan zakat lingkungan. Partisipan diskusi melibatkan pemerintah, lembaga keagamaan, perbankan syariah, dan masyarakat sipil.

Anggoro menekankan, melalui inisiatif ini, BSI mengambil peran sebagai agen perubahan dalam ekosistem keuangan syariah. Green Zakat Framework tidak hanya mendorong potensi zakat nasional sebesar Rp327 triliun, tetapi juga menjadikannya instrumen strategis dalam mendukung ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Dampak dan Potensi Green Zakat

Dengan penerapan Green Zakat Framework, zakat menjadi instrumen multifungsi: sebagai sarana pengentasan kemiskinan, pemberdayaan masyarakat, dan pelestarian lingkungan. Program ini juga memperluas partisipasi masyarakat dalam kegiatan filantropi berbasis keberlanjutan, sehingga dampak positifnya dapat dirasakan secara luas.

Selain itu, BSI telah mengadopsi standar ISO 26000 dalam kerangka Sustainable Beyond Banking, memperkuat posisinya sebagai pemimpin ekosistem ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah, Wakaf) guna mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Program ini memadukan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam satu kerangka kerja yang terpadu.

Green Zakat Framework BSI menjadi inovasi pertama di dunia yang mengintegrasikan keberlanjutan dalam praktik zakat. Dengan kolaborasi multi pihak, program ini diharapkan dapat memaksimalkan potensi zakat nasional, memberdayakan masyarakat, dan mendukung pembangunan ekonomi hijau Indonesia. Melalui program ini, BSI menegaskan komitmennya untuk terus menjadi agen perubahan, mendorong sinergi lembaga keuangan syariah, dan membangun masa depan yang berkelanjutan.

Terkini