Tips Dokter Pulihkan Kulit Usai Paparan Gas Air Mata

Selasa, 02 September 2025 | 08:49:43 WIB
Tips Dokter Pulihkan Kulit Usai Paparan Gas Air Mata

JAKARTA - Setiap kali terjadi paparan gas air mata, dampak yang ditimbulkan pada tubuh kerap menimbulkan keluhan serius. Tidak hanya mengiritasi mata dan saluran pernapasan, bagian kulit pun bisa mengalami masalah yang tidak ringan. Mulai dari rasa perih, kemerahan, hingga peradangan yang membuat aktivitas sehari-hari terganggu.

Menurut dokter spesialis kulit dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski), dr. Arini Astari, penanganan cepat sangat menentukan kondisi kulit pasca terpapar gas air mata. Ia menekankan bahwa kulit harus segera dibersihkan dengan air mengalir agar zat kimia tidak semakin meresap ke lapisan kulit.

“Kondisi kulit yang terpapar gas air mata harus cepat dipulihkan karena bisa memicu iritasi dan peradangan. Jika ada luka, proses pemulihan biasanya lebih lama,” jelasnya.

Langkah Pertama: Membilas dengan Air Biasa

Dr. Arini menyarankan agar masyarakat segera mencari air bersih dalam jumlah banyak untuk membilas kulit. Air yang digunakan sebaiknya bersuhu ruang atau air biasa, bukan air panas, agar tidak memperparah iritasi. Proses ini penting dilakukan sesegera mungkin setelah paparan.

Setelah proses bilas selesai, kulit yang terkena gas air mata tidak boleh dibiarkan kering. Menurut dr. Arini, kelembapan kulit harus dijaga agar lapisan pelindung yang rusak dapat segera pulih. Pelembap dengan kandungan ceramide, petrolatum, atau lidah buaya (aloe vera) dinilai efektif membantu proses pemulihan.

Melepaskan Pakaian yang Terkontaminasi

Hal penting lainnya adalah segera melepaskan pakaian yang sudah terkena gas air mata. Pakaian tersebut bisa menyimpan zat kimia yang kemudian menempel kembali pada kulit. Dengan mengganti pakaian, risiko paparan ulang dapat dicegah.

“Jika pakaian sudah terkontaminasi, segera lepaskan agar tidak memperburuk kondisi kulit,” ujar dr. Arini.

Menghindari Kebiasaan yang Salah

Dalam kondisi panik, tidak jarang masyarakat mencoba cara cepat yang justru berbahaya. Salah satunya adalah mengoleskan pasta gigi ke area kulit yang terkena.

Dr. Arini menegaskan, cara ini sangat tidak disarankan. “Penggunaan pasta gigi di bawah mata tidak direkomendasikan karena mengandung menthol, fluoride, dan detergen. Justru bisa memperparah iritasi, menyebabkan dermatitis, bahkan luka bakar kimia. Jadi sebaiknya dihindari,” tegasnya.

Kebiasaan lain yang juga harus dihindari adalah menggosok area kulit yang sedang iritasi. Gesekan hanya akan memperparah peradangan dan memperlama proses pemulihan.

Penanganan Lanjutan dengan Krim

Bagi yang mengalami iritasi cukup berat, dokter biasanya akan meresepkan krim tertentu untuk membantu meredakan peradangan. Salah satunya adalah kortikosteroid topikal ringan, seperti hydrocortisone, yang digunakan sesuai dengan anjuran dokter.

“Jika ada luka atau iritasi berat, bisa diberi krim untuk meredakan inflamasi. Penggunaan kortikosteroid topikal ringan seperti hydrocortisone bisa sesuai anjuran dokter,” ungkap dr. Arini.

Lama Proses Pemulihan

Proses penyembuhan kulit pasca terpapar gas air mata berbeda-beda, tergantung tingkat keparahan. Pada kasus iritasi ringan, kulit biasanya kembali normal dalam 1–3 hari setelah paparan berhenti. Namun, bila sudah terjadi dermatitis berat atau luka terbuka, pemulihan dapat berlangsung lebih lama, sekitar 1–2 pekan.

Dengan demikian, masyarakat diimbau untuk tetap sabar merawat kondisi kulit, serta tidak terburu-buru menggunakan bahan atau produk sembarangan.

Peran Penting Edukasi Masyarakat

Kasus paparan gas air mata tidak hanya terjadi pada situasi tertentu, tetapi bisa saja dialami siapa pun yang berada di lokasi kejadian. Oleh karena itu, pemahaman mengenai langkah pertama yang tepat menjadi kunci.

Edukasi mengenai cara menenangkan kulit, menjaga kelembapan, serta menghindari kesalahan umum perlu terus disosialisasikan. Dengan informasi yang benar, risiko kerusakan kulit jangka panjang dapat diminimalkan.

Menjaga Harapan Melalui Perawatan yang Benar

Paparan gas air mata memang meninggalkan dampak yang cukup serius. Meski begitu, langkah-langkah sederhana yang dijelaskan oleh dr. Arini memberikan harapan bagi masyarakat untuk bisa pulih dengan baik.

Membilas kulit dengan air biasa, mengganti pakaian terkontaminasi, menjaga kelembapan dengan pelembap yang tepat, hingga memanfaatkan bantuan medis bila iritasi parah adalah cara-cara praktis yang bisa diterapkan.

Yang terpenting, hindari praktik berbahaya seperti menggosok kulit atau menggunakan pasta gigi yang justru memperburuk kondisi. Dengan pemahaman yang tepat, masyarakat bisa lebih siap menjaga kesehatan kulit di tengah risiko paparan gas air mata.

Terkini