Seruan Kejatuhan Petarung Dagestan di UFC: Bo Nickal Jadi Penantangnya

Jumat, 07 Februari 2025 | 15:40:24 WIB
Seruan Kejatuhan Petarung Dagestan di UFC: Bo Nickal Jadi Penantangnya

JAKARTA - Dominasi petarung Dagestan di pentas Ultimate Fighting Championship (UFC) mulai menurun seiring kekalahan berturut-turut yang mereka alami. Kekalahan ini membuka peluang bagi petarung lain, termasuk Bo Nickal dari Amerika Serikat, yang berambisi menantang petarung asal Dagestan dan mengklaim posisi puncak.

Kemunduran klan Nurmagomedov terjadi ketika Umar dan Said Nurmagomedov mengalami kekalahan di awal tahun 2024 dalam pertarungan UFC. Umar gagal merebut sabuk juara kelas bantam dari Merab Dvalishvili di UFC 311, kalah dengan keputusan angka mutlak setelah bertarung selama lima ronde. Sementara itu, Said tumbang dengan cara serupa melawan petarung Brasil, Vinicius Oliveira, pada UFC Saudi Arabia.

Selain mereka, Sharabutdin Magomedov, petarung hebat lainnya dari Dagestan, juga mengalami kekalahan angka mutlak dari Michael 'Venom' Page dalam acara yang sama. Kekalahan-kekalahan ini menegaskan bahwa petarung dari Dagestan, meski memiliki reputasi tak tertandingi, dapat ditaklukkan. Pandangan ini memicu optimisme bagi petarung dari belahan dunia lain, termasuk Amerika Serikat, yang mempunyai tradisi gulat yang kuat namun belum banyak yang mampu merebut gelar juara UFC.

Petarung AS seperti Colby Covington dan Dustin Poirier dikenal memiliki kemampuan gulat mumpuni. Meski begitu, mereka belum berhasil meraih gelar juara. Dustin Poirier, misalnya, sudah tiga kali berlaga dalam pertandingan gelar namun selalu mengalami kekalahan melalui kuncian lawan, dua di antaranya dari jagoan Dagestan yaitu Khabib Nurmagomedov dan Islam Makhachev, serta satu kekalahan dari petarung Brasil, Charles Oliveira.

Namun, stigma sulitnya mengalahkan petarung Dagestan ingin dibantah oleh Bo Nickal, seorang atlet gulat Amerika yang kini berkiprah di UFC. Dalam pernyataannya melalui sebuah video di channel YouTube pribadinya, Nickal menyatakan, "Di UFC, semua orang punya sebuah opini yang gila tentang Dagestan. Mereka memang benar-benar bagus, mereka petarung yang hebat dan mengesankan."

Meski mengakui kehebatan para petarung Dagestan, Nickal percaya bahwa sistem pelatihan gulat mereka tidak bisa dibandingkan dengan yang diterapkan di Amerika Serikat, terutama di Pennsylvania. "Reaksi saya seperti kalian tidak tahu apa yang kami lakukan di sini dengan sistem yang kami miliki dan gunakan di Pennsylvania," tutur Nickal.

Nickal membandingkan perbedaan kelas antara sistem pelatihan gulat AS dan Dagestan dengan analogi MLB, Liga Mayor Bisbol, versus kompetisi AAA dalam Liga Minor Bisbol. Dia bahkan mengatakan, "Kami seperti militer Amerika yang disusutkan ke bidang olahraga bela diri. Inilah yang ingin kami lakukan, kami ingin menghajar orang-orang ini (Dagestan)."

Sebagai Juara Dunia Gulat U-23 dan tiga kali pemenang kompetisi gulat antar kampus di AS, Nickal optimistis dengan keahliannya. Di UFC, dia sudah mencatatkan empat kemenangan dan menempatkan dirinya di peringkat top 15 kelas menengah. Dia mengungkapkan harapannya untuk bertarung melawan Khamzat Chimaev, petarung asal Chechnya yang bertetangga dengan Dagestan, pada suatu pertandingan gelar kelas menengah.

"Itulah pertarungan yang sudah lama saya inginkan," ungkap Nickal terkait kemungkinan melawan Chimaev. "Kami akan mewujudkannya. Saya pikir... pertarungan itu sangat penting. Itu sudah dibicarakan sejak saya memulai MMA, jadi saya merasa situasi yang tepat adalah untuk sabuk juara."

Ambisi Nickal untuk menghadapi Chimaev menunjukkan tekad kuatnya dalam mengejar puncak kesuksesan di UFC dan menantang dominasi petarung Dagestan. Jika terwujud, pertarungan ini akan menjadi salah satu laga paling dinantikan oleh para penggemar MMA di seluruh dunia.

Terkini