JAKARTA - Dalam dunia sepak bola, perpindahan pemain dari satu klub ke klub lain adalah sesuatu yang lazim terjadi. Namun, tidak jarang transfer tersebut menimbulkan kontroversi besar, terutama ketika melibatkan kepindahan pemain ke klub rival atau terdapat drama lain di balik layar. Artikel ini akan membahas tujuh transfer yang paling kontroversial dalam sejarah sepak bola, yang hingga saat ini masih menjadi perbincangan hangat di kalangan penggemar.
1. Fernando Torres (Liverpool ke Chelsea)
Pada Januari 2011, Fernando Torres membuat kejutan besar dengan berpindah dari Liverpool ke Chelsea. Setelah tiga setengah tahun menjadi idola Anfield, Torres memutuskan untuk hengkang ke Stamford Bridge dengan nilai transfer mencapai 50 juta poundsterling. Walaupun langkah ini diambilnya demi mengejar peluang yang lebih baik, kepindahan tersebut menimbulkan kemarahan di kalangan pendukung Liverpool yang merasa dikhianati.
Torres sendiri mengungkapkan, "Chelsea adalah sebuah tim yang bagus, selalu berkembang setiap tahun dengan pemain-pemain yang ingin menjadi juara. Saya ingin berada di tempat di mana saya bisa memenangkan gelar." Namun, kariernya di Chelsea tidak secerah yang dibayangkan, dan ia mengalami masa-masa sulit selama bermain di sana. Liverpool kemudian merekrut Luis Suarez sebagai pengganti, yang berhasil membawa performa mengesankan bagi The Reds.
2. Paul Ince (Manchester United ke Liverpool)
Paul Ince, seorang pemain yang dikenal gigih, membuat langkah kontroversial ketika pada tahun 1997 ia bergabung dengan Liverpool, rival Manchester United, klub yang pernah ia bela dengan gemilang. Kepindahannya ini sangat memukul hati para penggemar Setan Merah. Tidak cukup hanya dengan berpindah ke klub rival, Ince semakin memperburuk suasana ketika mengekspresikan selebrasi yang bersemangat setelah mencetak gol ke gawang mantan klubnya, yang nyaris menggagalkan usaha United untuk meraih treble di tahun 1999.
3. Ashley Cole (Arsenal ke Chelsea)
Ashley Cole, yang dikenal sebagai salah satu bek kiri terbaik Inggris, memutuskan untuk menanggalkan seragam Arsenal demi bergabung dengan Chelsea pada tahun 2006. Keputusan ini diambil setelah ia merasa tidak puas dengan tawaran gaji yang diberikan The Gunners. Langkahnya menimbulkan kemarahan pendukung Arsenal, yang menjulukinya 'Cashley Cole'. Selama di Chelsea, Cole berhasil meraih berbagai gelar bergengsi termasuk Liga Inggris, Liga Champions, dan empat Piala FA, yang semakin membuat pendukung Arsenal merasa sakit hati.
4. Sol Campbell (Tottenham Hotspur ke Arsenal)
Sol Campbell, yang mengawali kariernya di Tottenham Hotspur, membuat keputusan mengejutkan dengan bergabung ke klub rival, Arsenal, pada tahun 2001 dengan status bebas transfer. Kepindahan ini menimbulkan konflik dan kekecewaan di kalangan penggemar Spurs. Campbell, meskipun dicap sebagai pengkhianat, telah membuktikan kualitasnya di Arsenal dengan berkontribusi besar merebut dua gelar Liga Premier dan tiga gelar Piala FA dalam kurun waktu lima musim.
5. Roberto Baggio (Fiorentina ke Juventus)
Ketika Roberto Baggio memutuskan untuk meninggalkan Fiorentina demi Juventus pada tahun 1991, sentimen kebencian yang rumit muncul di kalangan pendukung. Kepindahannya memerlukan pengawalan ketat dari kepolisian untuk melindunginya dari amukan massa. Ketika pertandingan berlangsung, Baggio bahkan mengalami pelecehan di Stadion Artemio Franchi dan menolak untuk melakukan tendangan penalti melawan Fiorentina, yang menunjukkan loyalitasnya kepada mantan klubnya.
6. Emmanuel Adebayor (Arsenal ke Manchester City)
Emmanuel Adebayor meninggalkan Arsenal untuk bergabung dengan Manchester City dan menimbulkan kontroversi dengan perayaan gol yang provokatif di depan pendukung Arsenal selama sebuah pertandingan. Kepindahan Adebayor kemudian ke Tottenham Hotspur, rival Arsenal, semakin memantapkan label 'Judas' baginya di kalangan penggemar Arsenal.
7. Luis Figo (Barcelona ke Real Madrid)
Transfer Luis Figo dari Barcelona ke Real Madrid pada tahun 2000 adalah salah satu perpindahan yang paling menghebohkan. Figo, yang merupakan kapten Barcelona, direbut oleh Real Madrid di bawah Presiden Florentino Perez, yang memanfaatkan kepindahan ini sebagai janji kampanye. "Ini adalah tantangan baru dan peluang yang memungkinkan saya untuk mengembangkan karier di level tertinggi," ujar Figo pada saat itu. Peristiwa ini mencapai puncaknya ketika kepala babi dilempar ke arah Figo saat pertandingan di Camp Nou, sebagai simbol pengkhianatan.
Ketujuh perpindahan pemain ini tak hanya merubah dinamika di dalam lapangan, tetapi juga memengaruhi hubungan dan emosi para pendukung. Bagi para fans, loyalitas terkadang lebih penting daripada prestasi akademisi yang dibawa pulang. Dan bagi sebagian pemain, pilihan untuk berpindah klub bukan hanya soal karier dan trofi, tapi juga menghadapi konsekuensi emosi yang tak terhindarkan dari para pendukung setia.