JAKARTA - Budidaya bawang merah di Sabang, Aceh, terus menunjukkan potensi ekonomi yang menjanjikan bagi para petani lokal. Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kota Sabang, Saifuddin, telah berhasil membuktikan bahwa tanaman bawang merah dapat menjadi sumber pendapatan yang signifikan meski belum dilakukan secara berkelanjutan sejak dimulai pada tahun 2010.
Saifuddin mengungkapkan bahwa penanaman bawang merah dilakukan pada musim-musim tertentu, terutama saat curah hujan rendah. "Penanaman dilakukan pada musim dengan curah hujan rendah, sebab saat curah hujan tinggi, tanaman bawang lebih rentan terserang hama," kata Saifuddin. Kondisi cuaca yang tepat sangat berperan dalam menentukan kesuksesan panen bawang merah, karena tanaman ini relatif rentan terhadap serangan hama jika terkena curah hujan tinggi.
Pada awal tahun 2025 ini, Saifuddin kembali menjalankan penanaman bawang merah dengan harapan hasil panen pada bulan Maret mendatang. Bersama timnya, ia merencanakan penanaman kembali pada bulan Juli atau Agustus. Salah satu inovasi yang dilakukan Saifuddin adalah penggunaan 50 kilogram benih bibit untuk menanam di 14 bedeng dengan luas total sekitar 500 meter persegi. "Dari satu kilogram benih bibit, hasil panennya bisa mencapai 10 kilogram bawang merah," jelasnya pada Kamis, 13 Februari 2025.
Dengan hasil panen yang diharapkan mencapai total 500 kilogram bawang merah, Saifuddin berencana menjualnya ke Pasar Induk Sabang sesuai harga pasar saat ini untuk memaksimalkan keuntungan. Dalam perhitungannya, proses tanam tersebut memerlukan modal sekitar Rp8 juta, namun dari penjualan hasil panennya, ia berhasil meraup keuntungan yang cukup memuaskan yaitu sekitar Rp12 juta.
Saifuddin berharap keberhasilan budidaya bawang merah yang dilakukannya dapat memotivasi petani lain di Sabang untuk lebih memprioritaskan budidaya ini tanpa bergantung pada bantuan pemerintah. "Saya berharap para petani di Sabang semakin memprioritaskan budidaya bawang merah tanpa harus menunggu bantuan dari pemerintah," ujarnya.
Lebih jauh, Saifuddin mendorong agar lembaga-lembaga keuangan dan pemerintah dapat memberikan dukungan permodalan yang lebih luas. Hal ini diyakininya akan meningkatkan produktivitas pertanian di Sabang secara signifikan. “Kedepan jika ada bantuan modal usaha kepada para petani, maka akan membuat petani bawang di Sabang ini lebih produktif. Jadi kalau hasil panen sudah banyak, tentu dapat memenuhi kebutuhan warga Sabang dan meningkatkan ekonomi petani," tambahnya dengan penuh harapan.
Dengan dukungan permodalan yang memadai dan pengelolaan pertanian yang baik, Saifuddin optimis bahwa hasil panen bawang merah yang lebih besar dapat dicapai. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan dan perekonomian lokal.
Keberhasilan Saifuddin dalam budidaya bawang merah di Sabang menandakan bahwa pertanian masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan, terutama di wilayah yang memiliki kondisi alam mendukung seperti Sabang. Kesuksesan ini diharapkan dapat menarik minat lebih banyak petani muda untuk terjun ke sektor pertanian, dan menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia.
Dengan menerapkan praktik pertanian yang tepat dan berorientasi pasar, petani di Sabang dapat memanfaatkan kekayaan alam setempat untuk meningkatkan taraf hidup mereka dan berkontribusi pada perekonomian daerah. Melihat prospek yang ada, harapannya pemerintah dan pihak terkait lainnya mampu memberikan dukungan berkelanjutan agar budidaya bawang merah di Sabang semakin maju dan dapat diandalkan sebagai salah satu komoditas unggulan.