JAKARTA - Indonesia berencana memperluas kerja sama dengan Turkiye di sektor pariwisata dengan salah satunya menambah jumlah penerbangan antara kedua negara. Langkah ini diungkapkan oleh Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie, dalam kesempatan Indonesia-Turkiye CEO Forum di Jakarta. Ia menyebut pembicaraan mengenai hal ini sudah dilakukan, terutama menanggapi semakin banyaknya penerbangan Turkish Airlines ke Indonesia.
Anindya menyinggung hal ini sebagai respons langsung terhadap besarnya frekuensi penerbangan maskapai Turkish Airlines ke Tanah Air. Menurutnya, kerja sama ini nantinya bisa membuka peluang bagi masyarakat Indonesia yang menjalankan ibadah umrah untuk melanjutkan perjalanan mereka ke Turkiye. "Tadi kita juga membahas bagaimana Turkish Airlines semakin sering ke sini. Ada peluang, setelah ibadah umrah, orang Indonesia bisa langsung ke Turkiye," ujar Anindya seraya menekankan potensi manfaat ekonomi dari peningkatan konektivitas udara ini.
Tak hanya itu, Anindya juga mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki banyak hal yang dapat dipelajari dari sektor pariwisata Turkiye. Dengan angka kunjungan turis mencapai 65 juta orang per tahun, Turkiye merupakan tujuan wisata yang sangat sukses dan memukau. "Itu angka yang besar. Jelas kita perlu belajar dari mereka," ungkap Anindya dengan tegas, mencerminkan tekad Indonesia untuk mengembangkan sektor pariwisata.
Dari sisi Turkiye, Menteri Perdagangan Omer Bolat mengungkapkan bahwa jumlah kunjungan turis asal Turkiye ke Indonesia meningkat setiap tahunnya. Menurut data 2024, sekitar 50.000 turis Turkiye telah berkunjung ke Indonesia, dan angka ini diprediksi akan terus meningkat. “Kami yakin bahwa jumlah wisatawan dari kedua negara akan terus bertambah,” ungkap Omer dalam pidatonya di forum tersebut. Ia berharap langkah penambahan penerbangan dapat semakin mendukung pertumbuhan jumlah wisatawan yang berkunjung antara kedua negara.
Kunjungan Omer Bolat ke Jakarta juga merupakan bagian dari delegasi yang dipimpin oleh Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan. Dalam berbagai diskusi, pemimpin kedua negara, Presiden Prabowo dan Presiden Erdogan, juga menekankan pentingnya meningkatkan target perdagangan dalam waktu dekat. Target baru yang disepakati adalah sebesar 10 miliar dollar AS secara tahunan. "Hari ini, para pemimpin kita telah menetapkan target perdagangan tahunan sebesar 10 miliar dollar AS antara kedua negara," tambah Omer, menyoroti komitmen kedua negara dalam meningkatkan hubungan bilateral, baik dalam perdagangan maupun pariwisata.
Selain itu, dalam lingkup kerja sama yang lebih luas, Indonesia dan Turkiye terus memajukan kerja sama di berbagai bidang, termasuk industri pertahanan dan pertanian. Kerja sama ini diharapkan dapat membawa dampak positif yang signifikan tidak hanya bagi ekonomi, tetapi juga bagi hubungan diplomatik kedua negara.
Peningkatan jumlah penerbangan tidak hanya diharapkan dapat meningkatkan pertukaran turis, tetapi juga mempererat hubungan ekonomi serta budaya antara masyarakat Indonesia dan Turkiye. Langkah ini ditargetkan dapat mendongkrak aktivitas perdagangan dan investasi antar negara di masa mendatang.
Kesepakatan dan rencana yang dicanangkan ini menjadi bagian dari upaya kedua negara untuk memperkuat kemitraan strategis dan membuka lebih banyak lagi peluang pertumbuhan ekonomi secara bersama-sama. Dengan langkah ini, baik Indonesia maupun Turkiye menunjukkan komitmennya untuk saling mendukung dan memaksimalkan potensi-potensi kerja sama dalam berbagai sektor.
Dengan demikian, peningkatan jumlah penerbangan antara Indonesia dan Turkiye diharapkan tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga membuka jalan untuk kerja sama yang lebih dalam, baik di sektor pariwisata maupun ekonomi secara umum. Melalui langkah integratif ini, baik Indonesia maupun Turkiye optimistis terhadap masa depan hubungan bilateral yang lebih baik dan saling menguntungkan.