JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) selaku pelaksana proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) terus menunjukkan kemajuan dalam menyelesaikan salah satu proyek strategisnya, yaitu Jalan Tol Betung – Tempino – Jambi Seksi IV Simpang Susun Tempino – Ness. Ruas tol ini menjadi bagian penting dari pengembangan infrastruktur jalan di Sumatra bagian Selatan yang bertujuan untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah.
Menurut Adjib Al Hakim, Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, progres konstruksi jalan tol ini telah mencapai angka signifikan. "Hingga akhir Januari 2025, progres konstruksi sudah mencapai 68,28%, sementara pengadaan lahannya hampir tuntas dengan capaian 99,77%," ungkap Adjib. Lebih lanjut, Adjib menjelaskan bahwa jalur utama dengan lapisan perkerasan beton keras sepanjang 9,23 km telah berhasil dibangun.
Pembanguan jalan tol ini juga mencakup pemasangan sejumlah struktur penting. Balok girder, yang merupakan salah satu komponen utama, telah dipasang di Jembatan Underpass (JUP) STA 150+187 yang melintasi jalan nasional Palembang – Jambi. Proses pemasangan balok girder ini dilakukan dengan tingkat keamanan yang ketat dan berhasil dilaksanakan tanpa kejadian kecelakaan, menjamin status Zero Accident dan Zero Damage Property. "Pemasangan dilakukan selama lima hari mulai 10 hingga 14 Februari 2025. Sebanyak 14 balok girder berhasil dipasang dalam waktu singkat dan tanpa insiden," tambahnya.
Dalam proses pemasangan balok girder, manajemen lalu lintas yang ketat diberlakukan dengan skema buka-tutup jalur mulai pukul 22.00 hingga 04.30 WIB, dengan waktu penutupan sekitar 30 menit dan pembukaan selama 60 menit. Proses ini melibatkan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk BPJN Jambi, Ditlantas, serta kepolisian dan dinas perhubungan setempat.
Selain infrastruktur inti, Hutama Karya juga tengah mengerjakan pembangunan fasilitas-fasilitas penting di sepanjang ruas jalan tol ini. "Fasilitas utama seperti rest area dengan masjid dan foodcourt sedang dalam proses pembangunan," jelas Adjib. Keberadaan fasilitas ini diharapkan dapat memberikan kenyamanan lebih bagi pengguna jalan tol dan mendukung efisiensi transportasi regional.
Adanya jalan tol yang menghubungkan Jalan Nasional Pijoan ini diharapkan mampu memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat sekitar. Setelah jalan tol ini terintegrasi dengan Seksi III, waktu tempuh perjalanan yang awalnya mencapai tiga jam ditargetkan dapat dipangkas hingga hanya 30 menit. "Kecepatan dan efisiensi ini tentunya bisa memberikan dampak positif terhadap mobilitas orang dan barang, serta mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah," lanjut Adjib.
Hutama Karya juga berkomitmen untuk mengerahkan segala sumber daya yang diperlukan agar penyelesaian proyek ini dapat tercapai tepat waktu. Penyediaan material dan tenaga kerja dipersiapkan secara optimal untuk mendukung kelancaran proses konstruksi. Proyek ini diharapkan dapat menjadi pendorong utama dalam kelancaran lalu lintas antarprovinsi serta memperkuat perekonomian di tingkat regional.
Hingga kini, Hutama Karya telah berhasil membangun Jalan Tol Trans Sumatera sepanjang ±1.235 km, yang terbagi dalam ruas-ruas tol yang sudah beroperasi dan yang tengah dalam tahap penyelesaian. Beberapa ruas tol yang telah berfungsi penuh meliputi Tol Bakauheni – Terbanggi Besar sepanjang 140 km, Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung sepanjang 189 km, sampai Tol Pekanbaru – Dumai sepanjang 132 km.
Dengan percepatan pembangunan yang dilakukan, diharapkan seluruh proyek JTTS dapat terselesaikan sesuai rencana, dan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi Sumatra sekaligus menjadi tulang punggung utama bagi konektivitas pulau ini. "Kami akan terus berupaya agar setiap proyek yang kami kerjakan bisa memberikan manfaat terbaik bagi masyarakat luas," tutup Adjib Al Hakim.
Keberhasilan pembangunan Jalan Tol Betung – Tempino – Jambi Seksi IV tidak hanya menjadi bukti kemampuan Hutama Karya dalam mewujudkan proyek infrastruktur berskala besar, tetapi juga sebagai langkah strategis dalam mendorong integrasi nasional serta peningkatan daya saing ekonomi di kawasan Sumatra.