JAKARTA - Langkah besar kembali diambil oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor pertambangan dengan pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Holding BUMN Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID, akhirnya berterus terang mengenai peranan penting Danantara dalam lanskap ekonomi nasional. Pembentukan ini bukan hanya sekadar upaya reorganisasi, tetapi menjadi bagian dari strategi transformasi besar-besaran yang diusung untuk mengoptimalkan seluruh aset negara agar mampu memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perekonomian Indonesia.
Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso, menjelaskan bahwa kehadiran Danantara ditujukan untuk mengelola investasi secara lebih strategis. "Dengan komitmen kuat terhadap hilirisasi dan industrialisasi, kami yakin pendirian Danantara akan berdampak nyata bagi kedaulatan ekonomi Indonesia di masa depan," ungkap Hendi dalam keterangan resminya.
Dalam jangka panjang, MIND ID berharap Danantara bisa menjadi akselerator yang berdampak pada peningkatan daya saing industri berbasis sumber daya alam. Keberadaan entitas baru ini diharapkan mampu mendukung berbagai program hilirisasi dan industrialisasi yang menjadi prioritas pemerintah, sehingga Indonesia bisa memanfaaatkan sumber daya alamnya secara optimal dan berkelanjutan.
Peluncuran Resmi di Istana Negara
Danantara resmi diluncurkan oleh Presiden Prabowo di Istana Negara pada hari Senin, 24 Februari 2025 bertepatan dengan penandatanganan Undang-Undang No. 1 Tahun 2025 tentang Perubahan Ketiga atas UU No. 19 Tahun 2003 mengenai BUMN. Selain itu, terdapat juga PP No. 10 Tahun 2025 yang mengatur Organisasi dan Tata Kelola BPI Danantara.
Dalam pidatonya yang penuh semangat, Presiden Prabowo menandaskan bahwa Danantara bukan sekedar entitas baru untuk pengelolaan investasi, tetapi instrumen pembangunan nasional. "Danantara akan mengubah cara Indonesia mengelola kekayaan negara, menjadikannya instrumen yang strategis dalam membangun fondasi ekonomi nasional yang lebih kokoh dan berdaulat."
Menandai peluncuran tersebut, Keppres No. 30 Tahun 2025 yang mengatur tentang pengangkatan Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana BPI Danantara Indonesia juga ditandatangani oleh Presiden Prabowo, menunjukkan keseriusan dan komitmen tinggi pemerintah dalam mendukung langkah strategis ini.
Fokus Investasi pada Proyek- Proyek Strategis
Sesuai rencana, Danantara akan mengalokasikan sekitar US$20 miliar atau setara dengan Rp 326 triliun pada gelombang pertamanya. Dana ini akan diarahkan kepada kurang lebih 20 proyek strategis yang bernilai miliaran dolar. Konsentrasi investasi akan difokuskan pada sektor-sektor vital, mulai dari hilirisasi nikel, bauksit, tembaga, hingga pengembangan pusat data (data center) dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Tak hanya itu, investasi juga akan menyasar sektor kilang minyak, pabrik petrokimia, produksi pangan dan protein, akuakultur, dan energi terbarukan.
Harapan dan Tantangan di Depan Mata
Langkah ini dinilai sangat prospektif oleh berbagai pihak, mengingat banyak sektor strategis yang menjadi fokus investasi Danantara. Namun, tantangan juga membayangi perjalanan BPI Danantara. Mulai dari isu keberlanjutan lingkungan, kepatuhan regulasi, hingga tantangan teknologi dan inovasi yang terus berkembang.
“Harapan kami, Danantara menjadi game changer bagi ekonomi Indonesia, membuka lapangan kerja baru, dan menciptakan efisiensi serta inovasi yang berkelanjutan, sehingga Indonesia bisa maju tanpa bergantung pada sumber daya primer semata,” jelas Hendi.
Sejauh ini, inisiatif yang diambil MIND ID melalui pembentukan Danantara telah memenuhi harapan banyak pihak. Dari pemerintah, pelaku industri, hingga masyarakat luas yang menginginkan adanya langkah konkret untuk menciptakan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Satu hal yang ditekankan oleh semua pihak adalah perlunya menjaga konsistensi dan mengawal pelaksanaan investasi ini agar benar-benar sesuai dengan tujuan utama, yaitu memberikan manfaat terbesar bagi bangsa dan negara. MIND ID dan Danantara diharapkan bisa menjadi wujud sinergi dan kolaborasi yang tangguh dalam menghadapi tantangan global dan berkontribusi nyata pada pembangunan ekonomi nasional.