Tren Peningkatan Take Over Nasabah KPR di Tengah Tingginya Suku Bunga: Bank Mandiri dan BCA Merespons

Kamis, 27 Februari 2025 | 09:48:49 WIB
Tren Peningkatan Take Over Nasabah KPR di Tengah Tingginya Suku Bunga: Bank Mandiri dan BCA Merespons

JAKARTA - Dalam dinamika ekonomi yang sedang berlangsung, tren take over nasabah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) mengalami potensi peningkatan yang signifikan. Meskipun Bank Indonesia (BI) telah mengurangi suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 5,75% dalam enam bulan terakhir, mayoritas bank masih belum memangkas suku bunga kredit, terutama untuk segmen KPR. Kondisi ini membuka peluang terjadinya peralihan nasabah KPR dari satu bank ke bank lainnya dalam upaya mendapatkan penawaran yang lebih menguntungkan.

Ruby Indra, Vice President Mortgage Product Development Bank Mandiri, mengamini potensi tren ini. "Memang terjadi peningkatan take over nasabah dari bank lain ke Bank Mandiri," jelas Ruby. Pada tahun 2024, Bank Mandiri mencatat nilai take over nasabah mencapai sekitar Rp 3 triliun, yang menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya. Meskipun tidak menyebutkan angka pastinya, Ruby mengonfirmasi adanya kenaikan yang cukup signifikan.

Namun, Ruby juga menekankan bahwa proses take over nasabah bukanlah hal yang mudah. Biasanya, bank asal berusaha melakukan retensi terhadap nasabah yang memiliki pembayaran lancar dengan menawarkan berbagai insentif. "Terkadang, ada penalti berkisar antara 2% sampai 5%, bahkan ada yang mencapai 10%," tambah Ruby. Oleh karena itu, nasabah harus cermat dalam mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari keputusan untuk melakukan take over, terutama terkait biaya pelunasan dan pengajuan baru.

Ruby menambahkan bahwa Bank Mandiri berupaya untuk transparan dan selalu memberikan yang terbaik kepada nasabah, terutama mereka yang berasal dari ekosistem wholesale banking. Sikap transparansi ini diharapkan dapat menarik lebih banyak nasabah untuk berpindah ke Bank Mandiri.

Senada dengan Ruby, Welly Yandoko, Executive Vice President (EVP) Consumer Loan BCA, menyatakan bahwa konsumen selalu mencari produk yang paling menguntungkan, termasuk saat memilih KPR. "Penawaran suku bunga rendah dari bank-bank tentu menarik bagi konsumen, baik yang belum memiliki KPR maupun yang sudah punya dan ingin memindahkan fasilitas KPR-nya ke bank lain," ujar Welly.

Meski demikian, Welly mengungkapkan bahwa sejauh ini BCA belum terlalu agresif dalam hal take over KPR. "Secara data, kami belum fokus melakukan pendataan terkait take over KPR," paparnya. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa di masa depan BCA akan beradaptasi dengan tren dan menawarkan opsi lebih baik bagi nasabah KPR.

Bagi nasabah, keputusan untuk melakukan take over KPR tetap harus dilakukan dengan pertimbangan matang. Selain suku bunga rendah, faktor-faktor lain seperti biaya administrasi dan penalti harus diperhatikan dengan seksama. Dalam situasi di mana floating rate diperkenalkan tanpa retensi, keputusan take over bisa jadi lebih menguntungkan.

Oleh karena itu, nasabah diharapkan untuk melakukan kalkulasi mendalam dan membandingkan berbagai penawaran dari bank sebelum membuat keputusan akhir. Dengan demikian, langkah untuk melakukan take over dapat memberikan keuntungan finansial jangka panjang.

Di sisi lain, bank-bank juga dituntut untuk lebih transparan dan kompetitif dalam menawarkan produk KPR. Dengan kondisi ekonomi yang berfluktuasi, bank harus mampu memberikan solusi terbaik untuk nasabah guna mempertahankan loyalitas dan menarik lebih banyak pelanggan baru.

Tren take over KPR di tengah tingginya suku bunga menciptakan dinamika kompetisi di antara bank-bank di Indonesia. Kedua belah pihak baik bank maupun nasabah diharapkan dapat menavigasi situasi ini dengan cermat untuk mencapai hasil yang optimal bagi semua pihak terkait.

Terkini

Bank Jateng Hadirkan KPR Subsidi untuk PPPK Grobogan

Kamis, 11 September 2025 | 16:41:30 WIB

Bank Jago Pertahankan Pertumbuhan Lewat Inovasi Digital

Kamis, 11 September 2025 | 16:41:28 WIB

Bank Jatim Pacu Kinerja dengan Strategi Tiga Fokus Utama

Kamis, 11 September 2025 | 16:41:27 WIB

BMKG Ingatkan Warga Jawa Timur Waspadai Cuaca Ekstrem

Kamis, 11 September 2025 | 16:41:25 WIB

Harga Sembako Jawa Timur Hari Ini Stabil Terkendali

Kamis, 11 September 2025 | 16:41:23 WIB