JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) kembali mengingatkan masyarakat akan potensi ancaman banjir rob yang dapat terjadi di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), terutama di area pesisir Lombok dan Bima. Peringatan tersebut dikeluarkan dengan jangka waktu mulai dari Jumat, 28 Februari 2025 pukul 08.00 Wita hingga 01 Maret 2025 pukul 08.00 Wita.
Kepala Stasiun Meteorologi ZAM, Satria Topan Primadi, menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat pesisir terhadap kemungkinan banjir rob yang dipicu oleh pasang maksimum air laut yang tinggi, perubahan cuaca yang ekstrem, dan tingginya gelombang laut. "Pasang maksimum > 1,8 meter dengan aktu pasang pukul 23.00 – 24.00 Wita akan berdampak signifikan, terutama di wilayah pesisir," ujar Satria dalam keterangannya pada Rabu, 26 Februari 2025.
Menyusul peringatan tersebut, Satria memberikan rincian prakiraan cuaca untuk beberapa wilayah potensial terkena dampak seperti Lembar dan Sape Bima. Untuk wilayah Lembar, cuaca diprediksi cerah berawan hingga hujan lebat. Arah angin di wilayah ini berasal dari utara ke tenggara dengan kecepatan antara 5 hingga 20 Knots. Tinggi gelombang diperkirakan mencapai 0,1 hingga 2,5 meter, sementara pasang maksimum dapat terjadi lebih dari 1,8 meter.
Di Sape Bima, kondisi cuaca serupa diperkirakan akan terjadi. Cuaca yang juga cerah berawan hingga hujan lebat diiringi angin dari selatan ke barat dengan kecepatan 5 hingga 15 Knots. Gelombang laut di wilayah ini juga bisa mencapai tinggi 0,1 hingga 2,5 meter, dengan waktu pasang maksimum diprediksi antara pukul 24.00 hingga 01.00 Wita.
Fenomena alam ini berpotensi menimbulkan banjir rob yang bisa menggenangi rumah, lahan pertanian, dan tambak milik warga. Masyarakat diimbau untuk terus meningkatkan kesiapan dan kewaspadaan terhadap kondisi tersebut. "Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi lebih lanjut, diharapkan tetap memantau perkembangan cuaca dan gelombang terkini melalui website resmi kami di http://maritim.bmkg.go.id atau ikuti media sosial kami untuk berita terkini," tambah Satria.
Banjir rob sendiri bukanlah hal yang asing di wilayah NTB. Fenomena ini sering terjadi akibat tingginya pasang surut air laut yang disertai badai dan kondisi cuaca ekstrem. Dampaknya pada masyarakat pesisir kerap kali menimbulkan kerugian baik dari segi materiil maupun psikologis. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat pesisir Lombok dan Bima untuk memastikan segala persiapan dan tindakan pencegahan telah dilakukan dengan baik.
Berbagai langkah antisipasi telah direkomendasikan oleh pihak BMKG, termasuk perlunya masyarakat setempat untuk selalu memperhatikan informasi prakiraan cuaca dan kondisi laut yang dikeluarkan oleh BMKG. Kerjasama antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga terkait sangat diperlukan untuk meminimalisir dampak dari ancaman banjir rob ini, agar kehidupan masyarakat pesisir dapat terus terjaga dari gangguan-gangguan cuaca yang tidak menentu.
Dengan cuaca dan kondisi geografis yang dinamis, penting pula bagi warga setempat untuk mengembangkan sistem peringatan dini berbasis komunitas, sebagai upaya persiapan dan mitigasi yang lebih efektif. Edukasi dan pelatihan kebencanaan pada masyarakat juga menjadi langkah signifikan dalam meningkatkan kesiapsiagaan warga di pesisir NTB. Sekali lagi, BMKG menegaskan agar informasi prakiraan cuaca dapat selalu diakses oleh masyarakat melalui berbagai platform yang tersedia, sehingga dampak buruk bisa dihindari secara komprehensif.
Sebagai langkah lanjut, BMKG juga menjalin koordinasi dengan dinas terkait dan pemerintah daerah untuk memastikan informasi terkait cuaca dan kondisi gelombang terkomunikasikan dengan apik kepada masyarakat. Hal ini diharapkan dapat menjadi bagian penting dalam upaya pencegahan dan penanggulangan dampak dari banjir rob yang dipicu oleh cuaca dan kondisi laut yang tidak stabil.
Peringatan dini BMKG ini menjadi pengingat akan pentingnya adaptasi dan kesiapan yang perlu terus dipertajam oleh masyarakat pesisir NTB. Dengan sinergi dan langkah-langkah mitigasi yang terencana, ancaman banjir rob ini dapat dikelola lebih baik untuk melindungi kehidupan dan mata pencaharian masyarakat pesisir di NTB.