JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mengonfirmasi bahwa persediaan bahan bakar minyak (BBM) selama periode mudik Lebaran 2025 akan mencukupi untuk kebutuhan masyarakat. Hal ini ditegaskan oleh Direktur Utama PT Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, dalam konferensi pers yang berlangsung di Grha Pertamina, Jakarta. Pernyataan ini bertepatan dengan mencuatnya kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) periode 2018-2023.
Dalam sambutannya, Simon menyatakan, "Untuk menyambut Idul Fitri, kami bertanggung jawab untuk memastikan layanan ketersediaan energi tersedia dan tercukupi untuk dapat melayani Masyarakat. Pada saat momen mudik ke kampung halaman maupun aktivitas lainnya."
Lebaran merupakan periode di mana permintaan BBM mengalami peningkatan signifikan, terutama di wilayah-wilayah yang kerap dilalui oleh pemudik. Pertamina, sebagai perusahaan BUMN terkemuka, berkomitmen untuk memastikan operasional yang lancar dan tanpa kendala.
Simon juga menyoroti bahwa Pertamina adalah aset bangsa yang tidak hanya sekadar entitas bisnis, tetapi juga tulang punggung yang mendukung kehidupan masyarakat Indonesia. "Dalam perjalanannya apabila terjadi beberapa tindakan-tindakan yang tentunya menyakiti hati dan menyakiti kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat Indonesia," lanjutnya seraya mengakui adanya tantangan yang dihadapi oleh perusahaan.
Sebagai tindak lanjut dari berbagai permasalahan, Simon mengungkapkan bahwa Pertamina telah membentuk tim Crisis Center. Tim ini ditugaskan untuk mengevaluasi proses bisnis terutama di sektor operasional, memastikan bahwa setiap langkah ke depan lebih terencana dan efisien.
“Sekali lagi, mewakili keluarga besar Pertamina, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia, kami akan membenahi diri, kami akan memperbaiki diri,” tegas Simon dengan nada yang serius saat menyampaikan permohonan maaf terkait isu internal yang selama ini menyita perhatian publik.
Di sisi lain, mencuatnya berita tentang pencurian Avtur melalui pipa laut yang menyebabkan kerugian hingga Rp 400 juta setiap kali bongkar muat menjadi salah satu tantangan besar bagi Pertamina. Situasi ini menunjukkan bahwa keamanan dan pengawasan merupakan aspek penting yang harus ditingkatkan agar kepercayaan publik terhadap Pertamina tetap terjaga.
Selain itu, kesiapan Pertamina dalam menghadapi periode mudik juga didukung oleh upaya strategis lain. Antara lain peningkatan stok BBM di SPBU-SPBU strategis, serta optimalisasi distribusi melalui armada distribusi Pertamina. “Kami ingin memastikan bahwa perjalanan pemudik ke kampung halaman tidak akan terhambat oleh kesulitan mendapatkan BBM. Semua sudah kami rencanakan dengan baik,” ungkap Simon.
Lebih jauh, Wakil Direktur Utama Pertamina, Wiko Migantoro, yang juga hadir dalam acara tersebut, mendukung pernyataan Simon mengenai komitmen perusahaan terhadap masyarakat. “Kami ingin masyarakat bisa tenang dan nyaman selama perjalanan mudik. Itulah prioritas kami,” ujarnya.
Dalam suasana yang serba menantang ini, Pertamina berupaya untuk melakukan pembenahan internal dan meningkatkan kualitas layanannya. Keberadaan tim Crisis Center menjadi langkah awal yang diharapkan mampu membawa perusahaan ke arah yang lebih baik serta lebih bisa dipercaya oleh masyarakat luas.
Dengan memastikan ketersediaan BBM di seluruh jalur mudik, Pertamina berkomitmen untuk menjadi andalan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan energi. Lebaran 2025 menjadi sebuah peluang bagi Pertamina untuk membuktikan bahwa mereka tetap dapat diandalkan, meskipun di tengah berbagai persoalan yang harus dihadapi.
Masyarakat diharapkan dapat merayakan Idul Fitri dengan tenang, tanpa khawatir akan ketersediaan BBM. Komitmen Pertamina ini menunjukkan bahwa perusahaan berusaha keras untuk menjaga dan meningkatkan layanannya demi kenyamanan seluruh rakyat Indonesia.