JAKARTA – PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA), perusahaan energi terbarukan terkemuka, tengah memperkuat ekspansi bisnisnya dengan memasuki sektor pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). Melalui anak usaha PT Indoplas Energi Hijau, OASA telah menjalin kerja sama dengan perusahaan China, China Tianying Inc (CNTY), untuk membangun fasilitas Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang, Tangerang Selatan. Proyek senilai Rp 2,6 triliun ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif terhadap permasalahan sampah dan kebutuhan energi di wilayah tersebut.
Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah untuk Tangsel
Proyek PSEL Cipeucang akan dirancang untuk mengolah hingga 1.100 ton sampah setiap hari menggunakan teknologi Moving Grate Incinerator (MGI). Teknologi ini diklaim efisien dalam mengelola sampah dengan kapasitas tinggi, mampu memproses sampah hingga 90 persen tanpa menimbulkan asap atau bau yang mengganggu. MGI telah terbukti berhasil di sejumlah negara, termasuk Singapura, yang sudah lama menggunakannya untuk menangani masalah sampah.
Bobby Gafur Umar, Presiden Direktur OASA, menargetkan proyek ini untuk mulai beroperasi pada awal 2026. Namun, ia berharap bahwa proses groundbreaking dapat dilakukan lebih cepat, yakni pada tahun 2025 ini. "Pembangunan prasarana pengolahan sampah ini merupakan bukti nyata komitmen pemerintah daerah dalam membenahi tata kelola persampahan di Tangsel. Fasilitas PSEL Cipeucang dirancang untuk mengolah sedikitnya 1.100 ton sampah per hari, dengan teknologi MGI yang mampu memproses hingga 90 persen sampah," ungkap Bobby dalam pernyataannya.
Meningkatkan Kapasitas Pengolahan Sampah di Tangerang Selatan
TPA Cipeucang yang terletak di wilayah Serpong, Tangerang Selatan, selama ini menjadi satu-satunya tempat pembuangan akhir untuk seluruh sampah dari kota tersebut. Namun, dengan semakin meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan, kapasitas TPA Cipeucang sudah tidak lagi mencukupi. Kondisi ini menyebabkan antrean panjang truk-truk pengangkut sampah setiap harinya.
"Berdasarkan kapasitas yang terbatas, TPA Cipeucang tidak lagi memadai untuk menampung volume sampah yang terus meningkat. Fasilitas baru ini akan mengolah 1.000 ton sampah baru dan 100 ton sampah lama setiap harinya. Pengolahan sampah lama sangat penting untuk mengurangi pencemaran lingkungan sekaligus meringankan beban TPA yang sudah sesak," jelas Bobby Gafur Umar.
Dengan proyek ini, OASA dan CNTY berharap dapat mengurangi ketergantungan pada tempat pembuangan akhir konvensional dan beralih ke solusi ramah lingkungan yang lebih modern. Melalui pengolahan sampah menjadi energi listrik, diharapkan dapat memberikan manfaat ganda: mengurangi jumlah sampah dan menyediakan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Skema Proyek dan Teknologi Terkini
Proyek PSEL Cipeucang akan dijalankan dengan menggunakan skema Build-Operate-Transfer (BOT), dengan masa konsesi selama 27 tahun dan masa konstruksi yang diperkirakan berlangsung selama tiga tahun. CNTY, sebagai mitra teknis utama, akan menyediakan teknologi pengolahan sampah dan bertanggung jawab atas transfer pengetahuan serta pelaksanaan teknis selama proses pembangunan dan operasional.
China Tianying Inc (CNTY) memiliki rekam jejak panjang dalam pengolahan sampah dan energi bersih di berbagai kota besar dunia. Perusahaan ini juga dikenal aktif dalam mengembangkan teknologi energi terbarukan yang bebas karbon. "Teknologi yang kami gunakan telah mendapatkan sertifikasi lingkungan hidup internasional, sehingga kami sangat percaya proyek ini akan memberikan dampak positif terhadap lingkungan," ujar seorang juru bicara CNTY.
Dampak Positif bagi Masyarakat dan Lingkungan
Bobby Gafur Umar optimistis bahwa proyek ini tidak hanya akan menyelesaikan masalah sampah, tetapi juga akan membawa dampak positif yang luas bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. "PSEL Cipeucang tidak hanya menjadi solusi modern atas persoalan persampahan, tapi juga berkontribusi pada penyediaan energi terbarukan yang ramah lingkungan. Kami percaya, pengolahan sampah yang tepat dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru yang signifikan," katanya menambahkan.
Dengan pengolahan sampah menjadi energi, proyek ini diperkirakan akan memberikan kontribusi besar dalam pengurangan emisi karbon serta meningkatkan ketahanan energi di wilayah Tangerang Selatan. Selain itu, keberhasilan proyek ini juga diharapkan dapat menjadi model bagi pengelolaan sampah dan energi terbarukan di berbagai daerah lainnya di Indonesia.
Komitmen Pemerintah dan Kolaborasi Bisnis
Proyek PSEL Cipeucang juga mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan, yang telah memberikan penetapan pemenang lelang untuk proyek tersebut. Menurut Bobby, mereka kini hanya menunggu penunjukan formal dari Wali Kota Tangerang Selatan untuk memulai pembangunan.
Kolaborasi antara OASA, CNTY, dan Pemerintah Kota Tangerang Selatan ini diharapkan dapat menjadi contoh sukses bagi sektor energi terbarukan di Indonesia. Sebagai bagian dari visi besar untuk mewujudkan kota yang lebih bersih dan ramah lingkungan, proyek ini akan mempercepat transisi menuju pemanfaatan sampah sebagai sumber energi terbarukan yang dapat mendukung kebutuhan listrik masyarakat.
Proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah di TPA Cipeucang, Tangerang Selatan, dengan nilai investasi mencapai Rp 2,6 triliun, menjadi tonggak penting dalam upaya pemerintah dan sektor swasta untuk mengatasi permasalahan sampah dan menciptakan solusi energi terbarukan. Dengan menggunakan teknologi pengolahan sampah yang efisien dan ramah lingkungan, diharapkan proyek ini tidak hanya mengurangi beban TPA, tetapi juga menghasilkan energi yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan ekonomi.