PTBA Perluas Ekspor ke Vietnam, Siap Hadapi Tantangan Global dengan Inovasi

Selasa, 15 April 2025 | 09:20:29 WIB
PTBA Perluas Ekspor ke Vietnam, Siap Hadapi Tantangan Global dengan Inovasi

JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA), perusahaan tambang batubara milik negara, kini mulai mengarahkan fokus ekspor ke Vietnam. Langkah ini diambil sebagai strategi menghadapi dampak ketidakpastian global yang dipicu perang tarif antara Amerika Serikat dan Tiongkok, dua negara yang selama ini menjadi pasar utama batubara Indonesia.

Ekspansi Pasar: Vietnam Jadi Tujuan Baru

Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menyampaikan bahwa perusahaan telah mulai masuk ke pasar Vietnam sejak awal 2025. Ia menyatakan bahwa hingga kuartal pertama, PTBA masih mampu menjaga volume ekspor dan memenuhi permintaan negara tujuan.

“Baru-baru ini, kita sudah mulai masuk ke Vietnam. Untuk sampai dengan triwulan I tahun 2025, kita masih bisa menjaga dan memenuhi permintaan dari kegiatan ekspor,” ujar Arsal dalam konferensi pers di Jakarta.

Langkah ini dianggap sebagai antisipasi dari menurunnya permintaan batubara dari negara-negara besar seperti Tiongkok dan India yang saat ini mengalami kelebihan pasokan (oversupply). Selain itu, perang dagang antara AS dan Tiongkok turut menambah tekanan pada pasar global, termasuk sektor energi dan batubara.

Dampak Perang Dagang dan Ketidakpastian Ekonomi Global

Perang tarif antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia ini mulai menunjukkan dampak negatif terhadap ekspor komoditas Indonesia, terutama batubara. Arsal menyebutkan bahwa kondisi pasar global saat ini tengah mengalami ketidakpastian yang signifikan.

“Perang tarif balas-membalas AS-Tiongkok ini, Indonesia akan terkena dampaknya. Namun, pemerintah dengan cepat melakukan negosiasi dan berbagai macam terobosan sehingga dampaknya kepada kita paling tidak sudah bisa diantisipasi,” ungkap Arsal.

Meskipun upaya mitigasi telah dilakukan, Arsal tidak menutup mata terhadap potensi penurunan ekonomi di negara tujuan ekspor utama seperti Tiongkok, India, dan Korea Selatan. Ia menilai bahwa perlambatan ekonomi di negara-negara tersebut dapat mempengaruhi permintaan batubara secara langsung.

“Kita masih ada kekhawatiran kalau kondisi ini terjadi terus-menerus, pertumbuhan ekonomi mereka melambat dan mempengaruhi permintaan batubara,” ujarnya.

Proyek Energi Terbarukan Jadi Andalan Diversifikasi

Di tengah tantangan pasar batubara, PTBA terus mendorong diversifikasi usaha dengan masuk ke sektor energi terbarukan. Sejumlah proyek strategis telah dijalankan perusahaan sebagai bagian dari komitmen terhadap keberlanjutan dan transisi energi bersih.

Salah satu proyek unggulan adalah pengembangan wood pellet dari tanaman Kaliandra Merah di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, yang ditujukan sebagai bahan bakar alternatif ramah lingkungan.

Selain itu, PTBA juga tengah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Bandara Soekarno-Hatta, bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II. PLTS ini diharapkan dapat mendukung penggunaan energi hijau di sektor transportasi udara.

Kerja sama lain dilakukan dengan Jasa Marga Group untuk pembangunan PLTS di jalan tol dan dengan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) untuk PLTS berkapasitas 23,07 kilowatt peak (kWp).

“Pengembangan energi bersih adalah bentuk tanggung jawab kami terhadap masa depan energi Indonesia yang berkelanjutan,” tutur Arsal.

Hilirisasi Batubara dan Inovasi Teknologi Energi

Tak hanya mengekspor batubara mentah, PTBA juga aktif dalam program hilirisasi batubara. Perusahaan bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam proyek konversi batubara menjadi artificial graphite dan anode sheet, komponen penting dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.

Langkah ini menjadi bagian dari upaya perusahaan memasuki rantai pasok industri kendaraan listrik yang kian berkembang.

Di bidang logistik, PTBA menggandeng PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam proyek angkutan batubara dari Tanjung Enim. Proyek ini dirancang untuk mempercepat dan memperluas distribusi batubara dengan sistem transportasi yang lebih efisien dan terintegrasi.

Kinerja Tetap On Track Meski Tantangan Global Meningkat

Meskipun menghadapi tekanan dari pasar global, Arsal menegaskan bahwa seluruh lini proyek pengembangan PTBA masih berjalan sesuai rencana.

“Kami tetap on track dalam menjalankan rencana kerja 2025, termasuk proyek-proyek strategis di sektor energi terbarukan, hilirisasi batubara, dan logistik,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan optimisme terhadap daya tahan perusahaan menghadapi tantangan ekonomi global berkat dukungan pemerintah dan kesiapan internal perusahaan.

“Dengan berbagai langkah strategis ini, PTBA siap menghadapi dinamika pasar dan tetap tumbuh di tengah ketidakpastian global,” pungkas Arsal.

Langkah PTBA memperluas ekspor ke Vietnam dan berinvestasi di sektor energi bersih menunjukkan keseriusan perusahaan dalam menjaga keberlanjutan bisnis di tengah tantangan global. Dengan kombinasi ekspansi pasar, hilirisasi produk, dan inovasi energi terbarukan, PTBA tidak hanya berupaya mempertahankan kinerja jangka pendek, tetapi juga menyiapkan fondasi untuk pertumbuhan berkelanjutan di masa depan.

Terkini

Danantara Jadi Pilar Strategis Kemandirian Fiskal Indonesia

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:22 WIB

Hutama Karya Rayakan Harhubnas Dengan Jembatan Ikonik

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:21 WIB

Jasa Marga Tingkatkan Layanan Tol Cipularang Padaleunyi

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:19 WIB

Waskita Karya Garap Proyek Budidaya Ikan Nila

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:17 WIB