Jaga Harga Tetap Kompetitif, Petani Madura Diimbau Kelola Produksi Tembakau Secara Efisien

Selasa, 15 April 2025 | 12:18:26 WIB
Jaga Harga Tetap Kompetitif, Petani Madura Diimbau Kelola Produksi Tembakau Secara Efisien

JAKARTA – Ketua Paguyuban Pelopor Petani dan Pedagang Tembakau Madura (P4TM), Khairul Umam, yang akrab disapa Haji Her, mengimbau petani tembakau di wilayah Madura untuk mengurangi jumlah penanaman tembakau pada musim tanam tahun 2025. Imbauan ini dikeluarkan menyusul kondisi stok tembakau di sejumlah pabrik yang diklaim sudah penuh, sehingga berpotensi memicu penurunan harga jika produksi tetap tinggi.

“Bagi petani tembakau di Indonesia khususnya di Madura, agar tidak terlalu banyak menanam tembakau tahun ini, karena sekarang pabrik full stok,” ujar Haji Her saat memberikan pernyataan.

Produksi Tembakau Dikhawatirkan Melebihi Kebutuhan

Haji Her menyampaikan, ketidakseimbangan antara produksi petani dan daya serap industri menjadi persoalan utama yang bisa menimbulkan kerugian, khususnya bagi petani kecil. Ia menyarankan agar para petani mulai mengatur kembali pola tanam mereka untuk menyesuaikan dengan kondisi pasar dan kapasitas serapan industri.

“Kalau tahun lalu petani tanam 1.000 bibit, tahun ini boleh dikurangi menjadi 500 bibit. Ini demi stabilitas harga dan keberlanjutan ekonomi petani,” tambahnya.

Langkah ini, kata dia, penting untuk menjaga kestabilan harga jual di tingkat petani, sekaligus mencegah terjadinya overproduksi yang dapat memicu anjloknya harga tembakau di pasar.

Ancaman Overproduksi Bayangi Petani

Imbauan tersebut mencerminkan kekhawatiran para pelaku industri tembakau terhadap potensi overproduksi yang kerap terjadi pada musim panen raya. Hal ini bisa merugikan petani, terutama jika pabrik-pabrik tidak lagi mampu menyerap hasil panen mereka karena stok sebelumnya belum habis terpakai.

Industri tembakau sendiri dikenal memiliki pola fluktuatif yang tinggi, bergantung pada pasokan dan permintaan yang tidak selalu seimbang dari tahun ke tahun. Di sisi lain, banyak petani yang menggantungkan hidupnya dari hasil penjualan tembakau setiap musim panen.

Data DKPP: Luas Tanam Tembakau di Pamekasan Capai 31.183 Hektare

Berdasarkan data resmi dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pamekasan, pada tahun 2024 lalu luas tanam tembakau di wilayah tersebut tercatat mencapai 31.183 hektare, dengan total produksi sebesar 28.296 ton. Angka ini menunjukkan tingginya intensitas penanaman tembakau di Madura, yang memang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil tembakau utama di Indonesia.

Namun, jika tren penanaman terus meningkat tanpa memperhatikan kebutuhan pasar, maka akan menciptakan surplus produksi yang sulit diserap oleh pabrikan. Inilah yang menjadi dasar imbauan P4TM agar petani mulai menyesuaikan kembali skala tanamnya.

Petani Didorong Lakukan Diversifikasi Tanaman

Dalam kondisi seperti ini, P4TM juga mendorong petani untuk mulai memikirkan diversifikasi tanaman sebagai alternatif sumber penghasilan. Dengan mengembangkan komoditas lain yang memiliki nilai jual tinggi, petani dapat mengurangi ketergantungan terhadap tembakau semata.

“Saya paham, tembakau adalah komoditas utama bagi petani di Madura. Tapi saat stok pabrik penuh, perlu dipikirkan untuk sementara menanam komoditas lain agar petani tetap bisa mendapatkan penghasilan,” ujar Haji Her.

Beberapa komoditas alternatif yang bisa dikembangkan di wilayah Madura antara lain jagung, kacang hijau, dan hortikultura seperti cabai atau tomat, yang memiliki potensi pasar cukup menjanjikan, terutama di tingkat lokal dan regional.

Pemerintah Daerah Perlu Terlibat Aktif

Di tengah situasi ini, keterlibatan pemerintah daerah dianggap penting untuk memberikan edukasi dan pendampingan kepada petani. Hal ini termasuk memberikan akses terhadap data pasar, pelatihan budidaya alternatif, serta bantuan teknis dan modal untuk diversifikasi tanaman.

DKPP Kabupaten Pamekasan juga diharapkan dapat berperan aktif dalam mengoordinasikan langkah-langkah strategis bersama kelompok tani, asosiasi petani tembakau, dan stakeholder industri, guna menjaga keseimbangan ekosistem pertanian tembakau di wilayah tersebut.

Menjaga Keseimbangan antara Produksi dan Kebutuhan Pasar

Imbauan dari P4TM ini merupakan sinyal penting bagi petani agar lebih adaptif terhadap kondisi pasar yang dinamis. Mengingat kontribusi Madura sebagai penghasil tembakau nasional cukup besar, langkah untuk menjaga stabilitas produksi dinilai penting dalam mendukung keberlanjutan ekonomi pertanian di daerah tersebut.

Dengan menurunkan intensitas penanaman tembakau, petani tidak hanya membantu menjaga stabilitas harga, tetapi juga membuka peluang untuk meningkatkan efisiensi biaya produksi dan meminimalisir risiko kerugian di tengah fluktuasi pasar.

Sebagai salah satu komoditas strategis, pengelolaan tembakau di Madura memerlukan perencanaan yang matang dan kolaboratif. Petani, pemerintah, dan pelaku industri diharapkan bisa saling bersinergi agar sektor tembakau tetap menjadi tumpuan ekonomi masyarakat tanpa menimbulkan kerentanan akibat kelebihan produksi.

“Kita harus jaga keseimbangan agar tembakau tetap menguntungkan bagi petani. Jangan sampai karena stok melimpah, harga jatuh dan petani menanggung rugi,” tutup Haji Her.

Terkini

Danantara Jadi Pilar Strategis Kemandirian Fiskal Indonesia

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:22 WIB

Hutama Karya Rayakan Harhubnas Dengan Jembatan Ikonik

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:21 WIB

Jasa Marga Tingkatkan Layanan Tol Cipularang Padaleunyi

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:19 WIB

Waskita Karya Garap Proyek Budidaya Ikan Nila

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:17 WIB