PT Bukit Asam (PTBA) Kembangkan Hilirisasi Batubara untuk Dukung Kinerja Perusahaan

Rabu, 16 April 2025 | 08:39:46 WIB
PT Bukit Asam (PTBA) Kembangkan Hilirisasi Batubara untuk Dukung Kinerja Perusahaan

JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terus menggenjot pengembangan hilirisasi batubara sebagai bagian dari upayanya untuk memperkuat kinerja perusahaan dan mendukung pertumbuhan industri dalam negeri. Perusahaan ini melangkah lebih jauh dengan menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk melakukan pilot project yang bertujuan mengubah batubara menjadi bahan baku untuk industri kendaraan listrik.

Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menjelaskan bahwa perusahaan saat ini tengah mengembangkan proyek hilirisasi batubara yang bertujuan untuk menghasilkan Artificial Graphite dan Anode Sheet, yang merupakan bahan baku utama untuk pembuatan baterai Lithium-Ion (Li-ion). Proyek ini merupakan langkah nyata PTBA dalam mendukung kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi batubara, menjaga ketahanan energi nasional, dan mendorong kemajuan industri kendaraan listrik di Indonesia.

“Dengan menggandeng BRIN, kami berusaha mengkonversi batubara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet. Ini merupakan wujud komitmen kami untuk mendukung kebijakan hilirisasi batubara yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kami juga ingin memberikan kontribusi terhadap kemajuan industri kendaraan listrik di Indonesia,” ujar Arsal dalam konferensi pers.

Prospek Positif Proyek Hilirisasi Batubara

Berdasarkan analisis internal PTBA, Arsal mengungkapkan bahwa pasar untuk Artificial Graphite dan Anode Sheet memiliki prospek yang sangat positif di masa depan, seiring dengan peningkatan permintaan baterai Lithium-Ion yang digunakan pada kendaraan listrik. Meski demikian, proyek ini masih berada pada tahap studi kelayakan yang diperkirakan akan tuntas pada 2025. PTBA berharap dapat memulai pembangunan proyek tersebut pada 2026, dan dalam dua hingga tiga tahun ke depan, proyek ini dapat dijalankan secara komersial.

“Tahun depan kami harapkan sudah bisa mulai bangun fasilitasnya. Dalam dua atau tiga tahun ke depan, kami berharap proyek hilirisasi ini bisa mulai berjalan secara komersial,” tambah Arsal.

Kerja Sama dengan PGN dan Fokus pada Gasifikasi Batubara

Selain proyek konversi batubara menjadi bahan baku kendaraan listrik, PTBA juga menggandeng PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) untuk mengembangkan hilirisasi batubara menjadi Substitute Natural Gas (SNG). Meski begitu, pengembangan proyek SNG ini belum dapat dipastikan, meskipun kedua perusahaan telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU).

“Kami memang sedang berdiskusi lebih lanjut dengan PGN mengenai gasifikasi batubara menjadi SNG. Proses ini masih dalam tahap pembahasan dan kami masih mendiskusikan detail implementasinya,” kata Direktur Pengembangan Usaha PTBA, Rafli Yandra.

Selain itu, PTBA juga berkomitmen untuk melanjutkan proyek gasifikasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME), yang bertujuan mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor LPG. Proyek ini sempat terhenti beberapa waktu lalu setelah Air Products, mitra strategis PTBA, memutuskan mundur dari kerjasama tersebut. Namun, PTBA kini kembali menjajaki kemungkinan kerjasama dengan investor lain untuk merealisasikan proyek DME ini.

“Proyek DME ini sempat terhenti karena mitra kami mundur, namun kami sudah berkomunikasi dengan beberapa investor yang memiliki pengalaman dalam pengembangan DME. Kami tetap berharap proyek ini dapat berjalan karena manfaatnya yang sangat besar untuk ketahanan energi nasional,” ujar Arsal.

Kajian Ekonomi dan Dukungan Pemerintah

Arsal menambahkan, PTBA terus melakukan kajian ekonomi yang cermat terkait kelayakan proyek gasifikasi batubara menjadi DME. Perusahaan akan memastikan bahwa nilai keekonomian proyek ini menguntungkan bagi semua pihak sebelum melangkah lebih lanjut.

“Kami sudah memiliki kesiapan dari sisi lahan dan pasokan batubara untuk proyek DME ini. Namun, yang kami kaji sekarang adalah nilai keekonomiannya. Kami akan berkoordinasi lebih lanjut dengan pemerintah untuk memastikan bahwa proyek ini memberikan manfaat yang optimal,” ujar Arsal.

Dengan proyek-proyek ini, PTBA berharap dapat memperkuat posisi mereka di industri batubara, sekaligus berkontribusi dalam meningkatkan ketahanan energi dan mendukung pencapaian tujuan pemerintah untuk mempercepat transisi energi. PTBA optimistis bahwa hilirisasi batubara ini akan membawa dampak positif dalam jangka panjang, baik bagi perusahaan maupun bagi industri energi Indonesia secara keseluruhan.

Menghadapi Tantangan dan Peluang

Sebagai perusahaan batubara yang terkemuka di Indonesia, PTBA terus beradaptasi dengan perubahan zaman dan memenuhi tuntutan pasar yang semakin berkembang. Penerapan teknologi baru dalam hilirisasi batubara menjadi salah satu cara PTBA untuk memperkuat kinerja dan memastikan perusahaan dapat bersaing di pasar global yang semakin kompetitif.

“Perusahaan kami berkomitmen untuk terus berinovasi dan berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait untuk memaksimalkan potensi batubara. Hilirisasi adalah langkah strategis kami untuk menjawab tantangan global, sekaligus memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional,” tutup Arsal.

Dengan fokus yang jelas pada hilirisasi batubara, PTBA bertekad untuk tidak hanya menjadi pemain utama di industri batubara, tetapi juga menjadi pionir dalam pengembangan energi terbarukan dan teknologi energi yang lebih ramah lingkungan.

Terkini

Danantara Jadi Pilar Strategis Kemandirian Fiskal Indonesia

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:22 WIB

Hutama Karya Rayakan Harhubnas Dengan Jembatan Ikonik

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:21 WIB

Jasa Marga Tingkatkan Layanan Tol Cipularang Padaleunyi

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:19 WIB

Waskita Karya Garap Proyek Budidaya Ikan Nila

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:17 WIB