Keberhasilan Gemilang 4 Emiten Tambang MIND ID: TINS, INCO, PTBA, dan ANTM Tampil Cuan di Tengah Fluktuasi Harga Komoditas

Rabu, 16 April 2025 | 10:03:34 WIB
Keberhasilan Gemilang 4 Emiten Tambang MIND ID: TINS, INCO, PTBA, dan ANTM Tampil Cuan di Tengah Fluktuasi Harga Komoditas

JAKARTA - Empat emiten tambang besar yang berada di bawah naungan Holding BUMN Tambang MIND ID telah merilis laporan kinerja mereka untuk tahun 2024. Laporan-laporan tersebut menjadi sorotan utama, mengingat sektor tambang yang rentan terhadap fluktuasi harga komoditas yang terjadi sepanjang tahun. Keempat emiten tersebut, yaitu PT Timah Tbk (TINS), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), mencatatkan hasil yang cukup beragam. Namun, siapa yang mampu meraup keuntungan paling besar di antara mereka? Berikut ulasan lengkap mengenai kinerja keuangan masing-masing emiten tambang tersebut.

PT Timah Tbk (TINS) – Laba Bersih Melesat 364%

PT Timah Tbk (TINS) melaporkan kinerja yang sangat positif pada tahun 2024. Perusahaan ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,19 triliun, sebuah pencapaian yang mencatatkan lonjakan fantastis 364% dibandingkan dengan kerugian yang tercatat pada tahun sebelumnya, yakni Rp 449,67 miliar. Kenaikan laba tersebut didorong oleh peningkatan volume penjualan logam timah serta harga jual rata-rata yang mengalami kenaikan signifikan.

Seiring dengan itu, pendapatan TINS juga mengalami kenaikan 29,37% year-on-year (yoy) menjadi Rp 10,86 triliun pada 2024. Selain itu, indikator-indikator keuangan perusahaan juga menunjukkan kinerja yang solid, di antaranya Quick Ratio sebesar 73,2%, Current Ratio 222,0%, serta Debt to Asset Ratio 41,8% dan Debt to Equity Ratio 71,8%.

Fina Eliani, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah, mengatakan, “Kinerja keuangan perusahaan menunjukkan hasil yang sangat positif, tercermin dari berbagai indikator keuangan utama yang sehat. Kami telah menjalankan berbagai langkah efisiensi dan pengendalian biaya untuk menjaga arus kas tetap sehat.”

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) – Capaian Kinerja Tertinggi Sepanjang Sejarah

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam juga mencatatkan kinerja yang impresif pada 2024, bahkan tercatat sebagai kinerja terbaik dalam sejarah perusahaan. Antam melaporkan pendapatan sebesar Rp 69,19 triliun dan laba bersih Rp 3,85 triliun, yang mengalami lonjakan sebesar 25% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat Rp 3,08 triliun.

Nicolas D. Kanter, Direktur Utama Antam, menyampaikan, “Capaian ini merupakan hasil dari ketangguhan dan strategi manajemen perusahaan dalam merespons tantangan pasar. Kami tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh di tengah fluktuasi harga komoditas serta perubahan regulasi yang terus berkembang.”

Selain itu, Antam juga mencatatkan EBITDA yang meningkat sebesar 3% menjadi Rp 6,73 triliun, dibandingkan dengan Rp 6,55 triliun pada tahun 2023. Kenaikan laba kotor sebesar 3% menjadi Rp 6,50 triliun dan laba usaha yang meningkat 15% menjadi Rp 3 triliun juga menambah optimisme terhadap prospek keuangan perusahaan ini.

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) – Laba Anjlok 79%

Sementara itu, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menghadapi tahun yang sulit dengan penurunan laba yang sangat signifikan. Perusahaan ini membukukan laba bersih sebesar US$ 57,76 juta atau sekitar Rp 931,33 miliar pada tahun 2024. Ini merupakan penurunan tajam hingga 78,96% dibandingkan dengan laba bersih tahun 2023, yang tercatat sebesar US$ 274,33 juta atau sekitar Rp 4,22 triliun.

Penurunan laba ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama penurunan harga nikel yang terus berlanjut sepanjang tahun. Selain itu, adanya efek satu kali dari pemeliharaan fasilitas penggilingan batu bara pada September 2024 juga menyebabkan konsumsi HSFO (High Sulfur Fuel Oil) lebih tinggi untuk menggantikan penggunaan batu bara.

CFO Vale Indonesia, Rizky Putra, menjelaskan, “Kami tengah menghadapi tantangan besar, terutama akibat turunnya harga nikel yang masih berlanjut. Selain itu, ada efek dari pemeliharaan fasilitas yang menyebabkan kami harus mengganti penggunaan batu bara dengan HSFO yang lebih mahal.”

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) – Pertumbuhan Didorong Ekspor

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga berhasil membukukan kinerja yang cukup baik meskipun ada penurunan harga batu bara yang cukup signifikan. Perusahaan ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp 42,76 triliun, yang tumbuh 11% dibandingkan dengan tahun 2023. Laba bersih PTBA tercatat sebesar Rp 5,10 triliun, sementara EBITDA mencapai Rp 8,30 triliun.

Pencapaian ini didorong oleh penjualan ekspor yang meningkat pesat. Penjualan ekspor PTBA mencapai 20,26 juta ton, tumbuh 30% yoy, sementara penjualan domestik juga mencatatkan kenaikan 6% yoy menjadi 22,64 juta ton. Total penjualan batu bara PTBA tercatat mencapai 42,89 juta ton, sebuah pencapaian yang naik 16% yoy.

Meskipun harga batu bara mengalami penurunan, terutama pada Indeks Harga Batu Bara ICI-3 yang turun 12% dan harga Newcastle yang turun 22%, PTBA tetap berhasil mengoptimalkan penjualannya. Belanja modal perusahaan juga meningkat 17% menjadi Rp 2,35 triliun, yang sebagian besar digunakan untuk pengembangan bisnis, termasuk pengembangan angkutan batu bara Tanjung Enim-Keramasan.

Siapa yang Paling Cuan?

Dari keempat emiten tambang yang berada di bawah Holding BUMN Tambang MIND ID, PT Timah dan PT Aneka Tambang menunjukkan hasil yang paling positif dengan kenaikan laba yang signifikan. Timah berhasil membalikkan kerugian menjadi keuntungan yang mencolok, sementara Antam mencatatkan kinerja terbaik dalam sejarahnya. Sebaliknya, PT Vale Indonesia mengalami penurunan laba yang cukup tajam, sementara PT Bukit Asam meskipun menghadapi tantangan harga batu bara, berhasil mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik berkat kenaikan ekspor.

Dari segi laba bersih, PT Aneka Tambang (ANTM) mencatatkan angka laba tertinggi, diikuti oleh PT Bukit Asam (PTBA) yang meskipun mengalami penurunan harga batu bara, masih mampu mencatatkan laba yang solid berkat peningkatan ekspor. Namun, jika dilihat dari persentase pertumbuhan laba, PT Timah menunjukkan pencapaian paling mencolok, dengan peningkatan laba mencapai 364% dibandingkan tahun sebelumnya.

Dengan pencapaian kinerja yang beragam, para investor tentunya akan terus memantau fluktuasi harga komoditas dan bagaimana strategi masing-masing perusahaan dalam menghadapi tantangan pasar yang semakin kompleks di masa depan.

Terkini

Danantara Jadi Pilar Strategis Kemandirian Fiskal Indonesia

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:22 WIB

Hutama Karya Rayakan Harhubnas Dengan Jembatan Ikonik

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:21 WIB

Jasa Marga Tingkatkan Layanan Tol Cipularang Padaleunyi

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:19 WIB

Waskita Karya Garap Proyek Budidaya Ikan Nila

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:17 WIB