Indonesia Ajak Jepang Bangun Ekosistem Investasi untuk Dukung Program Makan Bergizi Gratis MBG

Rabu, 30 April 2025 | 08:15:39 WIB
Indonesia Ajak Jepang Bangun Ekosistem Investasi untuk Dukung Program Makan Bergizi Gratis MBG

JAKARTA – Pemerintah Indonesia mengajak Jepang untuk berkolaborasi dalam membangun ekosistem investasi yang mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG), salah satu prioritas utama yang diusung oleh Presiden Prabowo Subianto. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan kelompok rentan.

Pemerintah Indonesia, melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas), menjalin komunikasi dengan Jepang untuk memperkuat pasokan pangan yang dibutuhkan dalam menjalankan program tersebut. Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menyatakan bahwa untuk suksesnya MBG, dibutuhkan pasokan pangan yang cukup besar dan stabil. Oleh karena itu, dukungan investasi menjadi kunci utama, khususnya pada komoditas-komoditas penting seperti buah-buahan, ikan, dan daging.

Dukungan Investasi untuk Pangan yang Sehat

Pernyataan tersebut disampaikan Arief saat menerima kunjungan resmi Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang, Taku Eto, di Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, Arief menekankan bahwa kebijakan Pemerintah Indonesia tidak hanya fokus pada ekspor, melainkan juga pada pembentukan ekosistem investasi yang dapat menciptakan keberlanjutan pangan dalam negeri.

“Tadi kami sampaikan kebijakan Pemerintah Republik Indonesia hari ini adalah mengundang investor untuk memenuhi kebutuhan pangan kita yang cukup besar,” kata Arief. Ia menambahkan, pembentukan ekosistem investasi ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia dan memperkuat ketahanan pangan nasional.

Pentingnya Kolaborasi untuk Kemandirian Pangan

Arief menjelaskan bahwa penguatan ketahanan pangan Indonesia sangat penting untuk mencapai kemandirian pangan nasional. Hal ini berarti bahwa seluruh proses produksi pangan, mulai dari pertanian hingga distribusi, harus dilakukan di dalam negeri. Menurut Arief, dengan memproduksi pangan di dalam negeri, proses distribusi akan lebih mudah dan cepat.

“Kalau produksinya di sini, distribusinya lebih mudah dan cepat. MBG hanya akan berhasil jika pasokan pangan tersedia di dalam negeri dan memiliki kualitas yang baik,” tambah Arief.

Pasar Besar Indonesia dan Peluang bagi Produk Jepang

Indonesia memiliki pasar yang sangat besar, dengan jumlah penduduk yang diperkirakan mencapai 280 juta jiwa pada tahun 2025, dan diproyeksikan terus tumbuh hingga lebih dari 300 juta jiwa dalam beberapa tahun mendatang. Potensi pasar yang besar ini membuka peluang bagi produk pangan Indonesia untuk memasuki pasar Jepang, salah satu negara dengan standar dan regulasi pangan yang ketat.

Meskipun demikian, Arief mengakui bahwa Jepang dikenal dengan regulasi pangan yang sangat selektif. Hal ini menjadi tantangan bagi produk pangan Indonesia yang ingin diekspor ke negara tersebut. Namun, ia tetap optimistis bahwa kerja sama antara Indonesia dan Jepang dalam bidang investasi dapat membuka jalan bagi produk pangan Indonesia untuk memenuhi standar tinggi Jepang.

Investasi Langsung untuk Pengembangan Pangan Indonesia

Arief juga menegaskan bahwa selain ekspor, jalur investasi langsung juga bisa menjadi solusi untuk memperkuat sektor pangan Indonesia. Salah satu contoh yang disebutkan adalah potensi investasi Jepang di sektor peternakan sapi di Indonesia. Dengan pengalaman Jepang dalam mengelola industri peternakan yang modern, investasi ini dapat meningkatkan produksi daging lokal yang berkualitas dan dapat memenuhi permintaan dalam negeri.

“Perusahaan Jepang bisa berinvestasi pada peternakan sapi di Indonesia, yang tidak hanya akan meningkatkan produksi daging lokal, tetapi juga memberikan manfaat bagi ekonomi Indonesia secara keseluruhan,” jelas Arief.

Kerja sama ini juga diharapkan dapat membuka peluang bagi petani dan pelaku industri pangan di Indonesia untuk mendapatkan akses ke teknologi, pengetahuan, dan pasar yang lebih luas. Dengan demikian, ekosistem pangan yang lebih kuat dan berkelanjutan akan tercipta.

Membangun Kolaborasi yang Berkelanjutan

Kerja sama antara Indonesia dan Jepang dalam pembangunan ekosistem investasi untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis ini merupakan bagian dari komitmen kedua negara untuk memperkuat hubungan ekonomi bilateral, terutama dalam sektor pangan dan pertanian. Arief menekankan bahwa Indonesia sangat terbuka untuk menjalin kemitraan yang saling menguntungkan dengan Jepang, baik dalam bentuk investasi langsung maupun transfer teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas sektor pangan.

“Dengan membangun kolaborasi yang kuat antara Indonesia dan Jepang, kita bisa menciptakan sistem pangan yang lebih baik, lebih berkelanjutan, dan lebih sehat bagi seluruh masyarakat Indonesia,” kata Arief.

Masa Depan Ketahanan Pangan Indonesia

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus mendorong pengembangan sektor pangan dalam negeri, guna mencapai swasembada pangan yang berarti Indonesia dapat memenuhi seluruh kebutuhan pangannya tanpa bergantung pada impor. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu langkah penting dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap pangan yang bergizi, sekaligus membuka peluang bagi pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian dan peternakan.

Kolaborasi Indonesia dengan Jepang dalam membangun ekosistem investasi pangan ini diharapkan dapat menciptakan perubahan positif dalam sektor ketahanan pangan nasional, serta memberikan manfaat langsung bagi masyarakat Indonesia, terutama dalam memperbaiki gizi dan kesejahteraan.

Terkini

Kabar Baik Harga BBM Pertamina September 2025 Stabil

Jumat, 12 September 2025 | 17:40:18 WIB

Promo Diskon Tambah Daya Listrik PLN Bikin Pelanggan Senang

Jumat, 12 September 2025 | 17:40:15 WIB

5 Pilihan Rumah Murah Nyaman di Tasikmalaya 2025

Jumat, 12 September 2025 | 17:39:11 WIB

Jadwal Lengkap KM Sirimau Pelni September Oktober 2025

Jumat, 12 September 2025 | 17:39:07 WIB