Inspiratif, Komunitas Sang Alang Tanam Bakau untuk Selamatkan Pulau Napomanu dari Abrasi di Likupang

Rabu, 30 April 2025 | 09:44:00 WIB
Inspiratif, Komunitas Sang Alang Tanam Bakau untuk Selamatkan Pulau Napomanu dari Abrasi di Likupang

JAKARTA  – Di tengah tantangan dan konflik sosial yang marak di sejumlah daerah Sulawesi Utara, Komunitas Sang Alang telah menunjukkan aksi yang menginspirasi dengan melaksanakan program penghijauan di pesisir pantai. Selama tiga hari mereka melakukan penanaman pohon bakau (mangrove) di Desa Sarawet, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara, untuk melestarikan lingkungan dan menyelamatkan Pulau Napomanu yang terancam punah akibat abrasi.

Pulau Napomanu yang terletak di Desa Sarawet ini memiliki pasir putih yang menawan, namun belakangan ini mengalami kerusakan akibat erosi daratan yang terjadi secara bertahap. Keberadaan mangrove di sepanjang pesisir menjadi sangat penting untuk memperlambat proses abrasi serta menjaga ekosistem laut yang ada. Penanaman mangrove oleh Komunitas Sang Alang bertujuan untuk merawat hutan mangrove dan menciptakan pesisir hijau yang dapat melindungi pulau serta kehidupan di sekitarnya.

Mengusung Tema ‘Merawat Hutan Mangrove untuk Pesisir Hijau’

Ketua Pelaksana Kegiatan, Rendy Manurip, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mereka untuk melestarikan alam serta menjaga keseimbangan ekosistem pesisir yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam pernyataannya, Rendy menegaskan, "Keberadaan mangrove sangat penting bagi manusia. Selain menjaga ekosistem, mangrove juga berfungsi menahan gelombang laut dan bahkan menjadi penahan tsunami yang paling efektif."

Selain menanam pohon bakau, acara ini juga menjadi ajang silaturahmi antaranggota Komunitas Sang Alang yang didorong untuk berkontribusi langsung dalam pelestarian lingkungan. Hal ini juga menunjukkan bahwa aksi nyata dalam merawat alam jauh lebih berarti daripada sekadar berbicara.

Peserta Kegiatan Apresiasi Positif dari Keikutsertaan dalam Penghijauan

Salah satu peserta kegiatan, Paulus Natanael Sasela atau yang akrab disapa Polce, mengungkapkan kebanggaannya bisa terlibat dalam kegiatan positif seperti ini. "Senang bisa terlibat dengan kegiatan kumpul-kumpul yang positif seperti ini. Jadi silaturahmi yang dibungkus dengan melakukan penghijauan untuk membuktikan eksistensi kita sebagai pecinta alam. Jadi, bukan hanya dalam kata-kata tapi juga lewat tindakan," ujar Polce yang juga merupakan anggota Kelompok Pecinta Alam (KPA) Likupang.

Apresiasi dari Pihak Desa dan Komunitas Setempat

Kegiatan penanaman pohon bakau ini juga mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Hukum Tua (Kepala Desa) Sarawet, Herry Tongkukut. Dalam sambutannya, Herry menyatakan bahwa kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat desa dan lingkungan sekitar. "Kami sangat mengapresiasi kegiatan Komunitas Sang Alang. Semoga program pelestarian lingkungan seperti ini terus berlanjut, dan membawa manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Desa Sarawet," ucap Herry.

Apresiasi serupa juga datang dari Ketua Harian Komunitas Likupang Raya (KLiR), Jelly K. Maramis, yang menilai tindakan Komunitas Sang Alang sangat penting dalam menjaga kelestarian lingkungan. "Salut buat Komunitas Sang Alang. Secara swadaya, mereka bisa melakukan program mulia yang seharusnya juga dilakukan oleh pemerintah atau perusahaan swasta. Masalah penghijauan, apalagi mangrove, itu sangat urgen karena berhubungan langsung dengan keselamatan dan kelangsungan hidup manusia," ujar Maramis yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Wisata Air (Awista) Sulawesi Utara.

Kegiatan Edukasi dan Olahraga Air

Selain menanam pohon, Komunitas Sang Alang juga mengadakan berbagai kegiatan untuk mempererat kebersamaan antaranggota, seperti diskusi mengenai pelestarian lingkungan dan lomba-lomba untuk keakraban. Salah satu kegiatan yang menarik adalah stand-up paddle (SUP) atau selancar dayung, yang kini sedang digemari oleh banyak pecinta olahraga air di seluruh dunia. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengenalkan olahraga air kepada masyarakat setempat serta mengedukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan laut.

Komitmen untuk Lingkungan yang Berkelanjutan

Komunitas Sang Alang telah menunjukkan bahwa kegiatan penghijauan bukan hanya soal menanam pohon, tetapi juga tentang membangun kesadaran dan kebersamaan dalam menjaga alam. Melalui upaya swadaya ini, mereka menginspirasi banyak pihak untuk terlibat dalam program pelestarian lingkungan, dengan harapan dapat mengurangi dampak perubahan iklim serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat.

Kegiatan penanaman bakau di Desa Sarawet, yang dilakukan selama tiga hari berturut-turut ini, menjadi simbol dari kepedulian komunitas terhadap kelestarian alam dan lingkungan. Di tengah banyaknya tantangan yang dihadapi, aksi nyata dari Komunitas Sang Alang ini menjadi teladan bagi kita semua tentang bagaimana komunitas lokal dapat berperan besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir.

Komunitas Sang Alang telah menunjukkan bahwa kebersamaan dan aksi nyata dapat memberikan dampak positif yang besar, terutama dalam hal pelestarian lingkungan. Penanaman pohon bakau di Desa Sarawet ini bukan hanya tentang melindungi Pulau Napomanu, tetapi juga sebagai bentuk komitmen terhadap keberlanjutan alam dan ekosistem yang ada. Semoga langkah ini dapat menjadi inspirasi bagi lebih banyak komunitas di seluruh Indonesia untuk turut serta dalam menjaga bumi dengan tindakan nyata.

Terkini

OPPO A6 Pro Tawarkan Performa Unggul dan Tahan Lama

Rabu, 10 September 2025 | 15:36:32 WIB

Dell Tawarkan Laptop Berkualitas Untuk Segala Kebutuhan

Rabu, 10 September 2025 | 15:36:29 WIB

HP Victus 15: Laptop Gaming Andalan Harga Terjangkau

Rabu, 10 September 2025 | 15:36:26 WIB

LG QNED86 100 Inci Hadir Memukau Rumah Anda

Rabu, 10 September 2025 | 15:36:20 WIB

Toshiba Perkenalkan Regza Z770R, Smart TV Cerdas AI

Rabu, 10 September 2025 | 15:36:16 WIB