PTPP Siapkan Divestasi Anak Usaha di Sektor Air Minum dan Kereta Api, Targetkan Rp 3 Triliun untuk Perkuat Keuangan

Kamis, 01 Mei 2025 | 08:28:13 WIB
PTPP Siapkan Divestasi Anak Usaha di Sektor Air Minum dan Kereta Api, Targetkan Rp 3 Triliun untuk Perkuat Keuangan

JAKARTA – PT PP (Persero) Tbk (PTPP), salah satu perusahaan BUMN terkemuka di sektor konstruksi dan infrastruktur, tengah mempersiapkan langkah strategis untuk memperkuat struktur keuangan perusahaan. Salah satu strategi utama yang sedang dijalankan adalah divestasi dua anak usaha yang bergerak di sektor penyediaan air minum dan transportasi perkeretaapian. Langkah ini diambil guna memfokuskan kembali PTPP pada bisnis inti mereka serta meningkatkan likuiditas perusahaan.

Divestasi ini direncanakan untuk diselesaikan pada pertengahan Juni 2025, dengan potensi dana yang diperkirakan mencapai Rp 3 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat kegiatan operasional perusahaan dan mendukung ekspansi proyek strategis yang sedang berjalan.

Langkah Strategis untuk Fokus pada Bisnis Inti

Menurut Direktur Utama PTPP, Novel Arsyad, keputusan untuk melakukan divestasi merupakan bagian dari upaya perusahaan dalam menyusun ulang portofolio bisnis. Dengan melepaskan anak usaha yang berada di luar fokus utama, PTPP berharap dapat memperkuat efisiensi operasional dan mengalokasikan sumber daya untuk pengembangan bisnis inti, yaitu sektor konstruksi dan infrastruktur.

"Melalui divestasi ini, kami dapat lebih fokus pada pengembangan sektor konstruksi dan infrastruktur yang merupakan bisnis utama PTPP. Kami melihat bahwa sektor air minum dan kereta api saat ini tidak lagi sejalan dengan visi jangka panjang perusahaan," ungkap Novel Arsyad dalam keterangan pers pada Rabu, 30 April 2025.

PP Infrastruktur Jadi Salah Satu Anak Usaha yang Dilepas

Salah satu anak usaha yang akan dilepas adalah PP Infrastruktur, yang selama ini mengelola proyek-proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Proyek SPAM dikenal sebagai proyek jangka panjang yang membutuhkan modal besar, dan sering kali lebih cocok dikelola oleh mitra strategis atau perusahaan swasta yang memiliki spesialisasi di bidang tersebut.

Divestasi ini juga sejalan dengan tren BUMN yang mulai melepaskan aset non-strategis untuk memperkuat kemitraan dengan entitas swasta dalam proyek-proyek infrastruktur dengan nilai investasi tinggi.

"Proyek SPAM memerlukan investasi jangka panjang yang besar. Oleh karena itu, kami merasa ini adalah langkah yang tepat untuk menyerahkan pengelolaannya kepada pihak yang lebih berkompeten di bidang tersebut," jelas Anton Sukarna, Direktur Sales & Distribution PTPP.

Target Dana Segar Rp 3 Triliun

I Gede Upeksa, Direktur Strategi Korporasi dan HCM PTPP, menyatakan bahwa proses divestasi dua anak usaha ini ditargetkan menghasilkan Rp 3 triliun. Dana segar ini diharapkan dapat memperbaiki arus kas perusahaan dan memberikan tambahan likuiditas yang sangat dibutuhkan, terutama dalam menghadapi tantangan pasar yang kompetitif di sektor konstruksi.

"Dana hasil divestasi akan sangat membantu kami dalam mendukung ekspansi proyek-proyek strategis yang sedang berjalan, pembayaran utang, serta pengoptimalan proyek-proyek lain yang sedang berjalan," tambah I Gede Upeksa.

Proses Divestasi dengan Pendampingan Konsultan Keuangan

PTPP telah menggandeng konsultan keuangan profesional untuk memastikan proses divestasi berjalan sesuai dengan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG). Perusahaan saat ini sedang dalam tahap finalisasi dokumen Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) yang diharapkan selesai pada Mei 2025.

Jika tidak ada halangan, dokumen final berupa Share Purchase Agreement (SPA) akan ditandatangani pada Juni 2025, dan proses transaksi divestasi akan segera dilaksanakan. Langkah ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa semua proses divestasi dilakukan secara transparan dan efisien.

PTPP Juga Akan Lepas Bisnis Hotel

Selain dua anak usaha di sektor air minum dan kereta api, PTPP juga berencana untuk mendivestasikan lini bisnis perhotelan yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini dilakukan karena sektor perhotelan tidak lagi dianggap sebagai bagian dari lini usaha inti perusahaan, dan memiliki potensi yang lebih besar jika dikelola oleh entitas yang lebih fokus di bidang hospitality.

"Perhotelan bukanlah fokus utama kami saat ini. Kami merasa sektor ini akan lebih berkembang jika dikelola oleh perusahaan yang benar-benar berkompeten di bidangnya," ujar Novel Arsyad.

Visi Jangka Panjang: Menjadi BUMN yang Lebih Lincah

Langkah divestasi ini juga mencerminkan arah strategis perusahaan yang ingin menyederhanakan struktur bisnis dan mempercepat perputaran modal. PTPP berharap, dengan fokus pada sektor konstruksi dan infrastruktur, perusahaan akan lebih efisien dan kompetitif dalam menghadapi tantangan bisnis ke depan.

"Melalui restrukturisasi ini, kami berharap PTPP dapat lebih lincah, efisien, dan siap menghadapi tantangan bisnis yang semakin dinamis. Fokus kami adalah untuk memperkuat posisi sebagai kontraktor utama yang mendukung proyek-proyek besar di Indonesia," tambah Novel Arsyad.

Divestasi anak usaha di sektor air minum dan kereta api oleh PTPP merupakan langkah strategis untuk memperkuat posisi keuangan perusahaan dan meningkatkan efisiensi operasional. Dengan target dana sebesar Rp 3 triliun, PTPP berharap dapat memfokuskan kembali sumber daya untuk sektor konstruksi dan infrastruktur, serta mempercepat perputaran modal guna mendukung ekspansi proyek-proyek strategis yang sedang berjalan. Langkah ini juga mencerminkan komitmen perusahaan dalam memperkuat daya saing di pasar yang semakin kompetitif.

Terkini

Danantara Jadi Pilar Strategis Kemandirian Fiskal Indonesia

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:22 WIB

Hutama Karya Rayakan Harhubnas Dengan Jembatan Ikonik

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:21 WIB

Jasa Marga Tingkatkan Layanan Tol Cipularang Padaleunyi

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:19 WIB

Waskita Karya Garap Proyek Budidaya Ikan Nila

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:17 WIB