JAKARTA – Belanja online di Indonesia semakin berkembang pesat, dengan kebiasaan konsumen yang terus mengalami perubahan signifikan. Menjadi titik balik bagi para pelaku e-commerce, di mana kecenderungan konsumen bergerak menuju tren baru, seperti penggunaan video dalam berbelanja dan meningkatnya adopsi strategi omnichannel. Perusahaan penyedia solusi e-commerce, SIRCLO, merangkum sejumlah temuan penting yang menggambarkan lanskap e-commerce di Indonesia, serta meramalkan arah perkembangan belanja online pada 2025.
Tren Belanja Online Indonesia: Peningkatan dan Perubahan Kebiasaan
Menurut data internal transaksi online sepanjang 2024 menunjukkan pertumbuhan signifikan. Rata-rata transaksi meningkat 4,95 persen, sementara jumlah konsumen yang berbelanja online juga tumbuh 6,8 persen. Hal ini sejalan dengan laporan e-Conomy SEA 2024 yang menunjukkan bahwa ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai angka US$90 miliar (sekitar Rp1.430 triliun) pada tahun ini, dengan e-commerce sebagai sektor utama penyumbang ekonomi digital tersebut.
Kategori Produk yang Paling Diminati Konsumen Digital
Mengidentifikasi tiga kategori produk yang paling diminati oleh konsumen digital di Indonesia. Kategori tersebut adalah barang kebutuhan harian (FMCG), produk kecantikan dan perawatan diri, serta produk ibu dan anak.
FMCG (Fast Moving Consumer Goods) menempati posisi teratas dengan lonjakan transaksi mencapai 90,45 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa produk kebutuhan harian tetap menjadi pilihan utama bagi konsumen digital.
Kategori Beauty & Personal Care juga mengalami pertumbuhan pesat, yaitu 62,07 persen, didorong oleh tren perawatan kulit atau skinnification serta pengaruh besar influencer kecantikan.
Sementara itu, produk dalam kategori Ibu & Anak tumbuh sebesar 35,52 persen, mencerminkan meningkatnya perhatian terhadap kebutuhan keluarga muda.
Momen Tanggal Kembar Tetap Menjadi Magnet Belanja
Festival belanja dengan tema tanggal kembar seperti 10.10, 11.11, dan sejenisnya masih menjadi ajang andalan bagi konsumen untuk berburu diskon besar. Selama momen ini, transaksi melonjak hingga 71 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Promo gila-gilaan seperti diskon besar, cashback, dan gratis ongkir menjadi daya tarik utama yang mendorong konsumen untuk berbelanja.
Pergeseran Waktu Favorit Belanja Online
Tidak hanya pada jenis produk yang berubah, namun juga waktu berbelanja konsumen Indonesia. Jika sebelumnya banyak yang berbelanja pada malam hari, kini jam istirahat siang (sekitar pukul 12.00 WIB) dan setelah pulang kerja (sekitar pukul 19.00 WIB) menjadi waktu favorit konsumen untuk berbelanja online. Fleksibilitas belanja melalui ponsel memberikan kemudahan, sehingga konsumen dapat berbelanja di sela-sela makan siang atau ketika bersantai di rumah setelah seharian bekerja.
Dominasi Pembayaran Digital
Di sisi pembayaran, transaksi non-tunai kini mendominasi. Metode e-wallet tercatat mencapai 34 persen, transfer virtual account di angka 10 persen, dan layanan paylater menyumbang 8 persen dari total transaksi. Meskipun demikian, COD (Cash On Delivery) masih digunakan dalam 37 persen transaksi, menunjukkan bahwa meskipun metode pembayaran digital semakin digemari, pembayaran konvensional tetap memiliki tempat di pasar Indonesia.
Video Commerce dan Omnichannel Jadi Tren E-commerce 2025
Melihat perkembangan yang terjadi memprediksi bahwa video commerce dan omnichannel akan menjadi tren utama yang mendominasi e-commerce Indonesia pada tahun 2025. Konten video seperti live streaming, video pendek, hingga ulasan produk oleh kreator akan menjadi alat utama bagi merek untuk memperkenalkan produk dan menarik pembeli. Platform seperti TikTok kini berperan besar dalam mendorong tren ini, bahkan menyumbang hampir separuh dari Gross Merchandise Value (GMV) yang dihasilkan oleh video commerce.
SIRCLO juga menilai bahwa strategi omnichannel akan semakin penting di masa depan. Dengan menggabungkan pengalaman belanja online dan offline, perusahaan dapat memperluas pasar mereka, khususnya di luar Pulau Jawa. Menurut data, wilayah luar Pulau Jawa mencatatkan pertumbuhan transaksi sebesar 80 persen dalam empat tahun terakhir. Namun, tantangan logistik dan distribusi tetap menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pelaku e-commerce.
Kesempatan Besar bagi Inovasi di E-commerce 2025
Brian Marshal, Founder dan CEO SIRCLO, menegaskan bahwa tren e-commerce 2025 membuka peluang besar untuk inovasi. "Konsumen tidak hanya mencari kenyamanan, tetapi juga pengalaman yang lebih personal dan efisien dalam berbelanja. Video commerce dan omnichannel adalah strategi yang memungkinkan merek untuk memberikan pengalaman belanja yang lebih interaktif dan terhubung dengan konsumen secara langsung," ujarnya.
Tahun 2025 diprediksi akan menjadi tahun yang penuh dengan inovasi di dunia e-commerce, dengan video commerce dan strategi omnichannel yang menjadi dua pilar utama dalam mendorong pertumbuhan sektor ini. Konsumen yang semakin dinamis dan menginginkan pengalaman belanja yang lebih personal dan efisien, akan mendorong para pelaku e-commerce untuk terus beradaptasi dengan tren terbaru. Untuk itu, penting bagi merek dan platform e-commerce untuk memanfaatkan teknologi video dan mengintegrasikan pengalaman belanja online dengan offline untuk tetap relevan di pasar yang semakin kompetitif.