Minuman Berenergi Bisa Picu Stroke Dokter Saraf Ungkap Dampak Konsumsi Berlebihan

Senin, 05 Mei 2025 | 10:49:30 WIB
Minuman Berenergi Bisa Picu Stroke Dokter Saraf Ungkap Dampak Konsumsi Berlebihan

JAKARTA - Minuman berenergi yang sering dikonsumsi oleh banyak orang untuk meningkatkan vitalitas dan daya tahan tubuh ternyata memiliki potensi risiko kesehatan yang cukup besar. Konsumsi berlebihan, terutama dalam jangka panjang, dapat meningkatkan risiko gangguan serebrovaskular seperti stroke. Hal ini semakin menjadi perhatian setelah dilaporkan sebuah kasus medis di Case Report in Neurology yang mengaitkan minuman berenergi dengan terjadinya gangguan kesehatan serius, termasuk stroke.

Kaitan Minuman Berenergi dengan Risiko Stroke

Kasus yang dipublikasikan dalam Case Report in Neurology melibatkan seorang pria berusia 30 tahun dari Amerika Serikat, yang tanpa riwayat medis yang signifikan, tiba-tiba mengalami kejang selama 15 menit. Setelah dilarikan ke rumah sakit, dilakukan pemeriksaan melalui computerized tomography (CT) scan yang menunjukkan adanya infark basilar berkepanjangan. Kondisi ini dikenal sebagai incomplete Lock-in Syndrome (LIS), yang mengakibatkan pria tersebut terperangkap dalam tubuhnya sendiri, hanya bisa bergerak mata dan kelopak mata.

Pria tersebut diketahui rutin mengonsumsi minuman berenergi jenis pre-workout drink yang mengandung kafein dalam jumlah besar. Sebelum serangan, ia juga meminum tablet kafein 400 mg. Peneliti yang melaporkan kasus ini mengaitkan konsumsi minuman berenergi dan kafein dengan terjadinya kondisi medis tersebut. Laporan itu menyoroti bahwa kandungan dalam minuman berenergi seperti taurine, synephrine, dan senyawa lainnya dapat memperburuk risiko gangguan serebrovaskular.

Para peneliti mengungkapkan, "Kandungan minuman berenergi yang umum seperti taurine, synephrine, dan senyawa lain mungkin bisa memperburuk risiko kejadian serebrovaskular dan karenanya juga meningkatkan kemungkinan terjadinya LIS." Namun, meskipun hubungan langsung antara konsumsi minuman berenergi dan risiko stroke belum sepenuhnya dipahami, para ilmuwan menyarankan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap mekanisme yang ada.

Pendapat Dokter Saraf: Risiko Konsumsi Berlebihan

Menanggapi hal ini, dr. Henry Riyanto, SpN, seorang spesialis saraf dari Perhimpunan Dokter Neurologi Seluruh Indonesia (Perdosni), memberikan penjelasan terkait pengaruh minuman berenergi terhadap kesehatan saraf dan pembuluh darah. Menurut dr. Henry, minuman berenergi umumnya mengandung neurostimulan yang dapat meningkatkan kinerja otak serta memengaruhi sistem kardiovaskular. Konsumsi dalam jumlah berlebihan bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah dan detak jantung, yang pada gilirannya dapat memicu masalah kesehatan serius seperti stroke.

"Salah satu faktor utama yang perlu diperhatikan adalah apakah individu tersebut sudah memiliki kondisi medis tertentu sebelumnya. Pada mereka yang memiliki gangguan pada dinding pembuluh darah atau faktor risiko lainnya, konsumsi berlebihan minuman berenergi dapat menjadi pemicu atau pencetus terjadinya stroke," kata dr. Henry.

Lebih lanjut, dr. Henry menjelaskan bahwa konsumsi minuman berenergi dapat memicu terbentuknya plak pada pembuluh darah yang pada akhirnya menyebabkan stroke iskemik—stroke yang terjadi akibat sumbatan pada aliran darah ke otak. "Seperti ibaratnya ada gudang yang penuh dengan petasan, lalu ada orang yang merokok dan membuang puntung rokok ke dalam gudang. Petasan itu akan meledak. Inilah yang bisa terjadi pada pembuluh darah jika ada plak yang menghalangi aliran darah," ujarnya.

Saran dari Dokter: Konsumsi Minuman Berenergi dengan Hati-hati

Meskipun konsumsi minuman berenergi tidak serta merta langsung memicu stroke, dr. Henry sangat menyarankan agar masyarakat mengonsumsi minuman berenergi dengan hati-hati, terutama bagi mereka yang sudah memiliki masalah kesehatan atau faktor risiko lainnya. Selain itu, ia juga mengingatkan agar minuman berenergi tidak dijadikan kebiasaan, apalagi jika dicampur dengan minuman lain yang dapat memperburuk dampaknya bagi kesehatan.

"Minuman stimulan seperti ini sebaiknya hanya dikonsumsi saat dibutuhkan, misalnya saat beraktivitas fisik yang berat. Jangan menjadikannya sebagai kebiasaan atau campurkan dengan minuman lain tanpa mempertimbangkan dampaknya. Pemeriksaan kesehatan secara rutin sangat penting untuk mengetahui kondisi tubuh secara menyeluruh," kata dr. Henry.

Selain itu, dr. Henry menekankan pentingnya berolahraga sebagai cara alami untuk meningkatkan energi dan daya tahan tubuh. "Yang paling memberi energi itu olahraga. Olahraga membantu mengatur perubahan hormon di otak, yang membuat kita merasa lebih bertenaga, bahagia, dan lebih siap menghadapi stres," tambahnya.

Perhatian pada Konsumsi Minuman Berenergi

Minuman berenergi mungkin memberikan dorongan energi sesaat, namun konsumsinya yang berlebihan dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan, termasuk peningkatan risiko gangguan serebrovaskular seperti stroke. Meskipun konsumsi berlebihan bukanlah penyebab langsung, bagi individu dengan faktor risiko tertentu, minuman berenergi dapat menjadi pencetus terjadinya masalah kesehatan yang lebih serius. Oleh karena itu, disarankan untuk mengonsumsi minuman ini secara bijak dan hanya saat dibutuhkan, serta menjaga gaya hidup sehat dengan berolahraga secara rutin untuk mendukung kesehatan tubuh dan mental secara menyeluruh.

Konsultasikan dengan dokter jika Anda memiliki riwayat masalah kesehatan atau memiliki pertanyaan terkait dampak kesehatan dari konsumsi minuman berenergi, serta jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.

Terkini

Kabar Baik Harga BBM Pertamina September 2025 Stabil

Jumat, 12 September 2025 | 17:40:18 WIB

Promo Diskon Tambah Daya Listrik PLN Bikin Pelanggan Senang

Jumat, 12 September 2025 | 17:40:15 WIB

5 Pilihan Rumah Murah Nyaman di Tasikmalaya 2025

Jumat, 12 September 2025 | 17:39:11 WIB

Jadwal Lengkap KM Sirimau Pelni September Oktober 2025

Jumat, 12 September 2025 | 17:39:07 WIB