Penggunaan Gadget di Era Digital: Antara Peluang dan Ancaman bagi Perkembangan Anak

Selasa, 06 Mei 2025 | 11:14:05 WIB
Penggunaan Gadget di Era Digital: Antara Peluang dan Ancaman bagi Perkembangan Anak

JAKARTA - Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, penggunaan gadget kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, bahkan bagi anak-anak. Namun, kemudahan akses ini juga memunculkan tantangan besar dalam hal perkembangan emosional, kognitif, dan sosial anak. Dua penelitian terbaru dari Azhari dkk. (2022) dan Jati dkk. (2025) mengungkapkan gambaran menyeluruh mengenai dampak positif dan negatif gadget terhadap tumbuh kembang anak.

Di satu sisi, gadget mampu menjadi alat pembelajaran yang efektif. Di sisi lain, penggunaan tanpa kontrol dapat memicu berbagai masalah serius, mulai dari gangguan tidur hingga kesulitan bersosialisasi.

Gadget sebagai Sarana Pembelajaran yang Efisien

Penelitian yang dilakukan oleh Azhari, Siahaan, dan Salminawati dari Jurnal Mudarrisuna menyatakan bahwa penggunaan gadget memiliki dampak signifikan terhadap kecerdasan emosional dan akhlak siswa, tergantung pada intensitas dan kontennya. Dalam lingkungan pendidikan, gadget terbukti mempermudah siswa dalam mengakses informasi, berkomunikasi dengan guru, serta mengerjakan tugas dengan lebih cepat dan efisien.

“Dalam konteks pembelajaran, gadget memungkinkan siswa mengakses informasi dengan cepat, berkomunikasi dengan guru, dan mengerjakan tugas secara efisien,” tulis Azhari dkk. dalam laporan mereka. Mereka juga menyoroti bagaimana aplikasi seperti Zoom dan Google Classroom menjadi penyelamat selama masa pembelajaran daring akibat pandemi Covid-19.

Lebih dari itu, penggunaan gadget yang tepat juga dapat meningkatkan kecerdasan emosional. Konten edukatif yang memuat nilai-nilai empati dan sosial mampu membentuk karakter anak dengan lebih baik.

Namun demikian, Azhari menekankan bahwa manfaat ini bersifat kondisional. “Pengaruh gadget tidak selalu signifikan secara statistik. Artinya, manfaat gadget sangat tergantung pada bagaimana ia digunakan,” ujar mereka dalam hasil penelitian.

Risiko Serius Penggunaan Gadget Berlebihan

Penelitian berbeda dari Jati, Putri, dan Yanuarda memberikan fokus lebih tajam pada efek negatif penggunaan gadget terhadap perkembangan kognitif dan sosial anak. Mereka menemukan bahwa anak-anak yang menghabiskan waktu lebih dari tiga jam sehari dengan gadget cenderung mengalami penurunan fokus, gangguan tidur, dan kesulitan dalam membangun hubungan sosial secara langsung.

Lebih dari 60% anak di Indonesia menghabiskan waktu lebih dari tiga jam sehari di depan layar gadget angka yang dianggap alarm bagi kesehatan mental dan perkembangan anak. “Ketergantungan pada gadget dapat mengurangi kesempatan anak untuk mengembangkan keterampilan sosial dasar, seperti membaca ekspresi wajah atau komunikasi tatap muka,” ungkap Jati dkk.

Paparan berlebih terhadap cahaya biru dari layar gadget juga berdampak pada siklus tidur anak, yang berimbas pada daya ingat dan konsentrasi mereka di sekolah.

Peran Vital Orang Tua dan Pendidik

Demi meminimalisasi dampak negatif ini, orang tua dan pendidik memegang peranan krusial dalam mengatur dan mengawasi penggunaan gadget anak-anak. Beberapa langkah yang direkomendasikan oleh para ahli, termasuk:

Menetapkan batas waktu penggunaan: Disarankan anak-anak tidak menggunakan gadget lebih dari 1–2 jam sehari, kecuali untuk kebutuhan pembelajaran.

Memilih konten yang edukatif: Pastikan aplikasi atau media yang diakses anak mendukung perkembangan intelektual dan emosional mereka.

Mendorong interaksi sosial langsung: Anak perlu diarahkan untuk bermain bersama teman atau berpartisipasi dalam kegiatan komunitas secara fisik.

Menjadi teladan dalam penggunaan gadget: Orang tua yang bijak menggunakan teknologi akan menjadi contoh yang baik bagi anak.

“Peran orang tua dan pendidik sangat menentukan apakah gadget akan menjadi alat bantu perkembangan atau justru menjadi penghambat,” ujar Jati.

Teknologi: Solusi Jika Digunakan Bijak

Dalam pandangan pakar Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), teknologi bukanlah ancaman jika dikelola dengan benar. Inovasi seperti parental control, pengatur waktu layar otomatis, hingga aplikasi pembelajaran yang gamifikasi (dengan elemen permainan), telah membantu mengarahkan anak pada penggunaan gadget yang produktif.

“Teknologi adalah pisau bermata dua: ia bisa sangat bermanfaat jika digunakan dengan bijak, tetapi juga bisa menimbulkan masalah serius jika tidak dikelola dengan baik,” kata seorang ahli RPL dalam laporan tersebut.

Pengembang perangkat lunak juga didorong untuk berperan aktif dalam menciptakan ekosistem digital yang aman dan mendidik bagi anak. Aplikasi yang mendukung tumbuh kembang anak secara menyeluruh kini menjadi kebutuhan penting di era digital.

Penggunaan gadget pada anak tidak dapat dihindari, tetapi bisa diatur. Dengan pengawasan yang tepat, gadget dapat menjadi sarana pendidikan yang mendorong anak berkembang secara kognitif, emosional, dan sosial. Sebaliknya, penggunaan tanpa kontrol justru berpotensi membawa dampak buruk jangka panjang.

Peran orang tua, pendidik, serta pengembang teknologi sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan digital yang sehat bagi anak-anak. Dengan langkah-langkah yang tepat, generasi masa depan dapat tumbuh sebagai pribadi yang cerdas, berakhlak, dan mampu berinteraksi sosial dengan baik—menghadapi tantangan dunia digital secara positif dan produktif.

Terkini

Kabar Baik Harga BBM Pertamina September 2025 Stabil

Jumat, 12 September 2025 | 17:40:18 WIB

Promo Diskon Tambah Daya Listrik PLN Bikin Pelanggan Senang

Jumat, 12 September 2025 | 17:40:15 WIB

5 Pilihan Rumah Murah Nyaman di Tasikmalaya 2025

Jumat, 12 September 2025 | 17:39:11 WIB

Jadwal Lengkap KM Sirimau Pelni September Oktober 2025

Jumat, 12 September 2025 | 17:39:07 WIB