JAKARTA - Imunisasi merupakan salah satu langkah penting yang harus diambil oleh setiap orangtua untuk memastikan kesehatan anak mereka. Pemberian imunisasi sejak dini terbukti efektif dalam mencegah penyebaran penyakit menular berbahaya, mengurangi tingkat keparahan penyakit, serta memberikan perlindungan kesehatan jangka panjang. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dr. R. Vini Adiani Dewi, menegaskan bahwa imunisasi adalah salah satu intervensi kesehatan masyarakat yang paling aman dan efektif sepanjang sejarah.
“Imunisasi telah terbukti menjadi salah satu intervensi kesehatan masyarakat paling aman dan efektif sepanjang sejarah. Penyakit-penyakit berbahaya seperti cacar (smallpox) yang dulu mematikan, kini telah berhasil diberantas berkat keberhasilan program vaksinasi global,” ujar dr. Vini dalam acara Peringatan Pekan Imunisasi Dunia 2025 yang digelar oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Jawa Barat di Bandung.
Peningkatan Cakupan Imunisasi di Jawa Barat
Provinsi Jawa Barat mencatatkan kemajuan signifikan dalam program imunisasi dasar lengkap. Berdasarkan data dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, cakupan imunisasi telah menunjukkan peningkatan konsisten selama tiga tahun terakhir. Pada tahun 2020, cakupan imunisasi tercatat sebesar 87,4 persen, kemudian naik menjadi 89,9 persen pada 2021, dan melonjak hingga 107 persen pada 2022.
Capaian ini menunjukkan keberhasilan yang sangat signifikan di tingkat provinsi dan bahkan melampaui rata-rata nasional yang berada di kisaran 84 persen pada tahun 2022. Keberhasilan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya imunisasi untuk kesehatan anak-anak mereka.
“Capaian ini merupakan sebuah prestasi yang luar biasa bagi kami di Jawa Barat. Kami berharap ke depannya, program imunisasi ini akan terus berkembang dan memberikan perlindungan yang lebih luas lagi bagi anak-anak di seluruh provinsi,” tambah dr. Vini.
Imunisasi untuk Pencegahan Penyakit Serius
Selain memberikan perlindungan terhadap penyakit berbahaya yang dapat dicegah dengan vaksin, imunisasi juga memainkan peran kunci dalam pencegahan penyakit seperti demam berdarah (dengue). Ketua IDAI Cabang Jawa Barat, Dr. Anggraini Alam, Sp.A(K), menekankan bahwa dengue adalah penyakit yang tidak hanya musiman, tetapi dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia atau lokasi.
“Kita perlu ingat bahwa dengue bukanlah penyakit musiman. Ia bisa menyerang siapa saja, tanpa memandang usia, lokasi, maupun gaya hidup. Tidak ada obat khusus untuk dengue, sehingga pencegahan menjadi kunci utama. Salah satunya adalah melalui penerapan 3M Plus secara konsisten dan vaksinasi,” jelas Dr. Anggraini.
Vaksin dengue yang sudah tersedia saat ini dapat diberikan mulai usia 6 hingga 45 tahun, dengan dua dosis yang disuntikkan dalam jarak tiga bulan. Pemberian vaksin ini dianggap sangat penting, mengingat penyakit ini masih menjadi ancaman besar di banyak daerah di Indonesia.
Jenis Imunisasi yang Harus Diberikan
Dokter spesialis anak, Dr. Eddy Fadlyana, menjelaskan bahwa jadwal imunisasi yang direkomendasikan oleh IDAI telah disusun berdasarkan bukti ilmiah terbaru untuk memastikan perlindungan yang optimal sesuai dengan tahap pertumbuhan anak. Saat ini, terdapat lima jenis imunisasi utama yang wajib diberikan kepada anak untuk melindungi mereka dari ancaman penyakit serius, antara lain:
Vaksin hepatitis
Vaksin polio
Vaksin DTP (Difteri, Tetanus, Pertusis)
Vaksin campak-rubella
Vaksin pneumonia (PCV)
Vaksin-vaksin ini sangat penting untuk mengurangi angka kematian dan kecacatan akibat penyakit-penyakit tersebut, yang dapat dicegah dengan vaksinasi.
Tantangan Misinformasi dan Akses yang Terbatas
Meskipun program imunisasi terus berjalan dengan baik, tantangan besar masih dihadapi, terutama terkait dengan literasi kesehatan masyarakat. Data tahun 2023 menunjukkan bahwa sekitar 432.615 anak di Indonesia belum mendapatkan imunisasi sama sekali. Salah satu penyebab utamanya adalah maraknya informasi keliru atau hoaks tentang vaksin yang tersebar di media sosial.
Banyak orangtua yang merasa ragu atau bahkan menolak memberikan imunisasi kepada anak mereka akibat informasi yang tidak benar mengenai vaksin. Ketakutan yang ditumbuhkan oleh informasi hoaks ini menjadi hambatan besar dalam upaya meningkatkan cakupan imunisasi di Indonesia.
“Kondisi ini menunjukkan perlunya edukasi berkelanjutan dan pendekatan komunikasi yang tepat agar kita bisa membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap imunisasi,” kata Dr. Eddy Fadlyana.
Untuk itu, penting bagi pemerintah, tenaga medis, dan semua pihak terkait untuk terus melakukan kampanye edukasi yang menggugah dan berbasis fakta ilmiah, sehingga orangtua dapat memahami betul manfaat dari imunisasi bagi kesehatan anak mereka.
Imunisasi bukan hanya sekadar langkah preventif, tetapi juga merupakan investasi seumur hidup untuk kesehatan anak. Program imunisasi yang lengkap dan tepat waktu akan melindungi anak dari penyakit berbahaya yang dapat menimbulkan dampak jangka panjang. Oleh karena itu, penting bagi setiap orangtua untuk memastikan anak mereka mendapatkan imunisasi yang lengkap dan tepat sesuai dengan rekomendasi medis.
Dengan peningkatan cakupan imunisasi di Jawa Barat dan berbagai daerah lainnya, diharapkan Indonesia dapat mencapai tujuan untuk menciptakan generasi sehat dan bebas dari penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. Keberhasilan ini tentu akan memerlukan kerjasama dari semua pihak untuk terus mengedukasi masyarakat, terutama dalam menghadapi tantangan misinformasi dan ketimpangan akses terhadap vaksin.