64 Persen UMKM Dikelola Perempuan, Pemerintah Dorong Penguatan Peran Perempuan di Ekonomi Rakyat

Rabu, 07 Mei 2025 | 14:08:12 WIB
64 Persen UMKM Dikelola Perempuan, Pemerintah Dorong Penguatan Peran Perempuan di Ekonomi Rakyat

JAKARTA – Perempuan memainkan peran yang sangat penting dalam roda perekonomian nasional, khususnya di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Data terbaru dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) mencatat bahwa sekitar 64 persen dari total 65 juta pelaku UMKM di Indonesia saat ini dimiliki dan dikelola oleh perempuan.

Hal ini menunjukkan bahwa perempuan Indonesia tidak hanya menjadi pilar dalam rumah tangga, tetapi juga menjadi penggerak utama dalam pembangunan ekonomi berbasis rakyat.

Di salah satu sentra batik di Desa Kadokan, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah, aktivitas produksi batik masih didominasi oleh para pembatik perempuan. Pada Rabu, 7 Mei 2025, terlihat para perempuan pengrajin menyelesaikan proses pembuatan batik dengan teknik coletan, sebuah teknik pewarnaan khas yang membutuhkan ketelatenan dan keahlian tinggi.

Pemerintah Apresiasi Peran Perempuan di UMKM

Menanggapi tren ini, pemerintah memberikan apresiasi atas kontribusi besar perempuan dalam sektor UMKM yang dinilai menjadi tulang punggung ekonomi nasional, khususnya di tengah tekanan ekonomi global dan pemulihan pascapandemi.

“Kami melihat bahwa perempuan tidak hanya berperan dalam menjaga ketahanan keluarga, tapi juga sebagai motor penggerak UMKM di berbagai sektor, mulai dari kuliner, fesyen, hingga kerajinan seperti batik. Mereka adalah kekuatan ekonomi yang nyata,” ujar perwakilan Kementerian Koperasi dan UKM dalam keterangan tertulisnya.

UMKM Perempuan Berdaya, Ekonomi Daerah Tumbuh

Kehadiran pelaku UMKM perempuan juga berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi daerah, terutama di wilayah pedesaan. Sejumlah program pemberdayaan perempuan terus didorong oleh pemerintah pusat dan daerah, melalui pelatihan kewirausahaan, dukungan permodalan, hingga fasilitasi pemasaran digital.

“Ketika perempuan berdaya secara ekonomi, maka komunitas di sekitarnya ikut berkembang. Mereka membuka lapangan kerja baru, meningkatkan daya beli, dan mengurangi ketimpangan ekonomi di daerah,” lanjutnya.

Di sentra-sentra produksi seperti Sukoharjo, perempuan bahkan menguasai hampir seluruh lini produksi, mulai dari desain, pewarnaan, hingga pemasaran produk. Kemandirian ini tak lepas dari upaya berkelanjutan untuk mendampingi para pelaku usaha perempuan agar lebih kompetitif dan inovatif.

Digitalisasi UMKM Jadi Tantangan dan Peluang

Meski memiliki kontribusi besar, pelaku UMKM perempuan dihadapkan pada tantangan yang tidak sedikit. Salah satunya adalah adaptasi terhadap teknologi digital yang kini menjadi syarat utama dalam memperluas pasar.

Pemerintah menyadari pentingnya literasi digital dan mendorong program edukasi berbasis komunitas untuk mendampingi pelaku usaha perempuan dalam memahami penggunaan media sosial, platform marketplace, dan sistem pembayaran digital.

“Digitalisasi adalah peluang besar bagi UMKM, namun masih banyak pelaku usaha perempuan yang kesulitan dalam mengakses teknologi atau belum percaya diri menggunakannya. Ini yang sedang kita genjot, dengan pelatihan digital yang ramah gender,” jelas perwakilan Kemenkop UKM.

Upaya ini juga mendapat dukungan dari berbagai lembaga swadaya masyarakat dan pelaku sektor swasta, yang terlibat dalam pemberdayaan UMKM melalui pendekatan inklusif dan berkelanjutan.

Batik dan Identitas Budaya yang Dipertahankan Perempuan

Salah satu sektor yang paling kuat dipertahankan oleh perempuan adalah industri kerajinan batik. Teknik coletan, seperti yang digunakan oleh pembatik di Kadokan, menunjukkan dedikasi tinggi perempuan terhadap pelestarian budaya lokal sekaligus menjadikannya sebagai komoditas ekonomi yang bernilai jual tinggi.

“Batik bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga soal identitas dan warisan budaya. Di tangan para pembatik perempuan, nilai-nilai tradisi itu terus hidup dan berkembang,” ucap salah satu pembatik senior di Sukoharjo.

Dengan meningkatnya permintaan batik di pasar domestik maupun ekspor, peran perempuan dalam rantai nilai industri kreatif semakin signifikan. Mereka tidak hanya menjaga kualitas produk, tetapi juga berinovasi dalam desain untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Sinergi Program Pemerintah dan Swasta Diperkuat

Pemerintah menegaskan komitmennya dalam memperkuat sinergi lintas sektor untuk mendukung keberlanjutan UMKM yang dikelola perempuan. Program seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), pelatihan kewirausahaan perempuan, dan bantuan promosi UMKM di ajang nasional maupun internasional terus ditingkatkan.

“Kami menargetkan peningkatan jumlah UMKM perempuan yang naik kelas, dari informal ke formal, dari lokal ke global,” pungkas perwakilan Kemenkop UKM.

Dengan kontribusi besar perempuan di sektor UMKM, Indonesia tidak hanya memperkuat fondasi ekonomi rakyat, tetapi juga menciptakan sistem ekonomi yang lebih inklusif, tangguh, dan berkelanjutan.

Terkini

Kabar Baik Harga BBM Pertamina September 2025 Stabil

Jumat, 12 September 2025 | 17:40:18 WIB

Promo Diskon Tambah Daya Listrik PLN Bikin Pelanggan Senang

Jumat, 12 September 2025 | 17:40:15 WIB

5 Pilihan Rumah Murah Nyaman di Tasikmalaya 2025

Jumat, 12 September 2025 | 17:39:11 WIB

Jadwal Lengkap KM Sirimau Pelni September Oktober 2025

Jumat, 12 September 2025 | 17:39:07 WIB