Rahasia Tangguh Kecoa: Tetap Bisa Bergerak Meski Tanpa Kepala, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Kamis, 08 Mei 2025 | 10:16:23 WIB
Rahasia Tangguh Kecoa: Tetap Bisa Bergerak Meski Tanpa Kepala, Ini Penjelasan Ilmiahnya

JAKARTA – Fenomena kecoa yang tetap bisa bergerak bahkan setelah kepalanya terpenggal bukanlah mitos atau kisah fiksi ilmiah. Secara ilmiah, hal tersebut memang benar adanya dan dapat dijelaskan melalui sistem biologis unik yang dimiliki oleh serangga ini. Banyak orang terkejut menyaksikan kecoa masih bisa berjalan beberapa waktu tanpa kepala, namun penjelasan ilmiah menunjukkan bahwa hal ini merupakan hasil dari evolusi yang membuat kecoa mampu bertahan hidup dalam kondisi ekstrem.

Fakta mengejutkan ini bukan sekadar cerita urban legend, melainkan berdasarkan observasi ilmiah yang telah dibuktikan oleh berbagai studi zoologi dan entomologi. Lalu, apa yang membuat kecoa tetap bisa bergerak walau sudah kehilangan bagian tubuh yang sangat vital?

Sistem Saraf Tersebar

Berbeda dengan manusia dan sebagian besar mamalia yang mengandalkan otak sebagai pusat kendali semua fungsi tubuh, kecoa memiliki sistem saraf yang tersebar di seluruh tubuhnya. Sistem saraf ini berbentuk ganglia, yaitu kumpulan sel saraf yang dapat mengatur gerakan refleks tanpa harus dikendalikan oleh otak pusat.

Inilah alasan utama mengapa kecoa masih bisa bergerak bahkan ketika kepalanya sudah tidak ada. Setiap bagian tubuhnya dapat merespons rangsangan secara lokal. Dengan kata lain, meskipun otak telah hilang, sinyal-sinyal tertentu tetap bisa diproses langsung oleh bagian tubuh lainnya.

Sistem Peredaran Darah Terbuka

Kecoa memiliki sistem peredaran darah terbuka yang tidak bergantung pada tekanan darah tinggi seperti pada manusia. Aliran darah mereka tidak berada di dalam pembuluh yang tertutup rapat, melainkan bebas mengalir dalam rongga tubuh.

Ketika kepalanya terputus, kecoa tidak mengalami pendarahan besar sebagaimana manusia, karena tekanan darah mereka sangat rendah. Selain itu, luka di leher mereka dapat tertutup secara alami, mengurangi risiko kematian mendadak akibat kehilangan darah.

Metabolisme yang Sangat Lambat

Kecoa dikenal sebagai makhluk dengan tingkat metabolisme yang rendah, artinya mereka tidak memerlukan banyak energi atau makanan untuk bertahan hidup. Bahkan dalam kondisi normal, kecoa bisa bertahan hidup tanpa makanan dan air selama berminggu-minggu.

Hal ini membuat kecoa tanpa kepala tetap dapat hidup dalam waktu yang cukup lama, meski tidak bisa makan ataupun minum. Namun pada akhirnya, mereka tetap akan mati karena dehidrasi dan kelaparan, bukan karena cedera fisik dari kehilangan kepala itu sendiri.

Pernapasan Melalui Spirakel

Salah satu keunggulan evolusioner lain yang dimiliki kecoa adalah sistem pernapasan mereka. Kecoa tidak bernapas melalui mulut atau hidung seperti manusia, melainkan melalui spirakel, yaitu lubang-lubang kecil yang terdapat di sepanjang sisi tubuhnya.

Spirakel ini terhubung langsung ke sistem trakea yang mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh tanpa memerlukan kepala untuk mengontrol proses pernapasan. Artinya, meski tanpa kepala, kecoa tetap bisa bernapas selama sistem spirakel mereka masih utuh.

Meski Tangguh, Kecoa Tanpa Kepala Tetap Akan Mati

Walaupun kecoa memiliki ketahanan luar biasa dan bisa hidup sementara tanpa kepala, bukan berarti mereka abadi. Tanpa kepala, kecoa tidak bisa makan dan minum, serta menjadi sangat rentan terhadap infeksi. Luka terbuka di bagian leher menjadi titik masuk bagi bakteri dan mikroorganisme lainnya yang bisa menyebabkan kematian.

“Tanpa kemampuan makan dan mempertahankan fungsi vital dalam jangka panjang, kecoa pada akhirnya akan mati karena dehidrasi dan infeksi,” jelas seorang ahli entomologi dalam berbagai studi terkait serangga.

Kondisi ini biasanya menyebabkan kecoa bertahan hidup selama sekitar satu minggu sebelum akhirnya meninggal dunia. Fakta ini membuktikan bahwa kemampuan bertahan kecoa bukan berasal dari kemampuan regenerasi atau kekebalan mutlak, melainkan dari sistem tubuh yang sangat efisien dan terdesentralisasi.

Evolusi Membuat Kecoa Jadi ‘Survivor’ Sejati

Fenomena kecoa yang tetap bisa hidup setelah kepalanya terputus menegaskan bahwa mereka adalah salah satu makhluk paling tangguh di bumi. Kombinasi dari sistem saraf tersebar, peredaran darah terbuka, metabolisme lambat, dan sistem pernapasan unik membuat kecoa bisa bertahan dalam situasi ekstrem yang tidak bisa diatasi oleh makhluk hidup lain.

Tak heran jika kecoa kerap disebut sebagai salah satu makhluk yang akan tetap bertahan bahkan saat bencana besar sekalipun terjadi. Namun pada akhirnya, biologi tetap membatasi umur mereka: tanpa kepala, tanpa makan, dan tanpa air bahkan kecoa pun tidak bisa hidup selamanya.

Dengan keunikannya ini, kecoa tak hanya menjadi musuh rumah tangga yang menjengkelkan, tapi juga objek studi ilmiah yang menarik dan mengagumkan.

Terkini

Danantara Jadi Pilar Strategis Kemandirian Fiskal Indonesia

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:22 WIB

Hutama Karya Rayakan Harhubnas Dengan Jembatan Ikonik

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:21 WIB

Jasa Marga Tingkatkan Layanan Tol Cipularang Padaleunyi

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:19 WIB

Waskita Karya Garap Proyek Budidaya Ikan Nila

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:17 WIB