BYD Perkuat Investasi, Kapasitas Produksi Mobil Listrik Indonesia Tembus 350 Ribu Unit per Tahun

Kamis, 08 Mei 2025 | 13:22:53 WIB
BYD Perkuat Investasi, Kapasitas Produksi Mobil Listrik Indonesia Tembus 350 Ribu Unit per Tahun

JAKARTA - Investasi besar-besaran dari produsen kendaraan listrik global mendorong peningkatan signifikan kapasitas produksi mobil listrik di Indonesia. Pemerintah mengungkapkan bahwa hingga awal Mei 2025, total realisasi investasi dari berbagai produsen otomotif mencapai lebih dari Rp 15 triliun, dengan target produksi nasional menyentuh 350 ribu unit per tahun.

Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinator Infrastruktur Dasar Kementerian Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Rachmat Kaimuddin, saat memberikan keynote speech dalam acara kumparan New Energy Vehicle Summit 2025 di Jakarta.

“Kalau digabung, kapasitas produksi nasional bisa mencapai sekitar 350 ribu unit per tahun, dengan total nilai investasi mendekati Rp 15 triliun. Harapan kami, di akhir tahun ini atau awal tahun depan, kapasitas tersebut sudah terealisasi,” ujar Rachmat.

BYD Bangun Pabrik di Subang, Jadi Kontributor Terbesar

Salah satu investasi terbesar datang dari BYD, pabrikan mobil listrik asal Tiongkok yang saat ini tengah membangun pabriknya di Subang, Jawa Barat. Pabrik ini ditargetkan memiliki kapasitas produksi 150 ribu unit per tahun dengan nilai investasi mencapai Rp 11,7 triliun.

Pabrik tersebut merupakan bagian dari strategi ekspansi BYD untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi regional. Jika rampung sesuai jadwal, BYD akan menjadi penyumbang terbesar terhadap kapasitas produksi nasional mobil listrik di Indonesia.

Geely dan VinFast Ikut Tambah Kapasitas Produksi

Selain BYD, pabrikan lain yang juga tengah mengembangkan lini produksi adalah Geely dan VinFast. Geely berkomitmen menginvestasikan Rp 43,8 miliar untuk memanfaatkan fasilitas milik Handal Indonesia Motor, dengan target kapasitas produksi 20 ribu unit per tahun.

Sementara itu, VinFast saat ini membangun pabrik di atas lahan seluas 120 hektare di Subang, dengan nilai investasi sebesar Rp 4 triliun. Fasilitas ini akan mendukung produksi hingga 50 ribu unit per tahun, memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok kendaraan listrik kawasan Asia Tenggara.

Indomobil Fasilitasi Tiga Merek Sekaligus

Grup Indomobil juga tak ketinggalan mengambil peran penting dalam pengembangan industri kendaraan listrik tanah air. Melalui fasilitas National Assemblers di Purwakarta, Jawa Barat, mereka memfasilitasi produksi tiga merek sekaligus: Maxus, Citroen, dan AION.

Investasi untuk Maxus mencapai Rp 468 miliar dengan target kapasitas 6.000 unit per tahun, sedangkan Citroen menggelontorkan Rp 381 miliar untuk kapasitas serupa. AION menargetkan kapasitas lebih tinggi, yakni 50 ribu unit per tahun.

Seluruh merek di bawah naungan Indomobil ini juga menargetkan pencapaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen, sebagai bagian dari insentif fiskal pemerintah.

Regulasi Ketat, Pemerintah Wajibkan Produksi Komersial Mulai 2026

Untuk memastikan komitmen jangka panjang para investor, pemerintah telah menetapkan regulasi ketat melalui Peraturan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Nomor 1 Tahun 2024. Salah satu klausul penting dalam aturan tersebut adalah kewajiban pabrikan untuk memulai produksi komersial paling lambat 1 Januari 2026.

Jika tidak memenuhi tenggat waktu tersebut, maka perusahaan wajib mengembalikan seluruh insentif yang telah diberikan pemerintah.

“Mereka harus memberikan bank guarantee. Jika tidak berproduksi sesuai jadwal, bank guarantee-nya akan kami ambil. Ini bagian dari kontrol agar komitmen mereka benar-benar dijalankan,” tegas Rachmat Kaimuddin.

Program CBU dan CKD Jadi Pendorong Pertumbuhan Industri

Seluruh pabrikan kendaraan listrik yang beroperasi di Indonesia saat ini juga memanfaatkan program insentif impor kendaraan listrik, baik dalam bentuk CBU (Completely Built-Up) maupun CKD (Completely Knocked-Down). Program ini bertujuan untuk mempercepat penetrasi kendaraan listrik di pasar domestik sembari menunggu kesiapan penuh infrastruktur produksi dalam negeri.

Arah Masa Depan Industri Otomotif Nasional

Langkah-langkah yang ditempuh pemerintah dan sektor swasta menunjukkan keseriusan Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik global. Dengan target ambisius mencapai produksi 350 ribu unit per tahun, Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga pusat manufaktur kendaraan listrik di kawasan Asia Tenggara.

“Transformasi industri otomotif menuju elektrifikasi bukan hanya wacana. Ini adalah momentum besar yang harus kita manfaatkan untuk membangun kemandirian dan daya saing nasional,” pungkas Rachmat.

Terkini

Danantara Jadi Pilar Strategis Kemandirian Fiskal Indonesia

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:22 WIB

Hutama Karya Rayakan Harhubnas Dengan Jembatan Ikonik

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:21 WIB

Jasa Marga Tingkatkan Layanan Tol Cipularang Padaleunyi

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:19 WIB

Waskita Karya Garap Proyek Budidaya Ikan Nila

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:17 WIB