JAKARTA – Tim Nasional Indonesia kembali mencatat sejarah baru di kancah sepak bola internasional. Untuk pertama kalinya, Indonesia resmi berpartisipasi dalam ajang Piala Dunia Sepak Bola Mini 2025 yang diselenggarakan di Baku, Azerbaijan. Turnamen ini mempertemukan 32 negara dari berbagai belahan dunia dalam format pertandingan unik 6 lawan 6.
Keterlibatan Indonesia dalam turnamen ini menjadi tonggak penting dalam pengembangan cabang olahraga sepak bola mini, yang kini mulai populer secara global sebagai alternatif dari format 11 lawan 11 yang lebih konvensional. Meski terbilang baru, sepak bola mini menyuguhkan permainan cepat dan penuh strategi yang tak kalah menarik dibandingkan sepak bola reguler.
Indonesia Tergabung di Grup E Bersama Kosta Rika, Thailand, dan Montenegro
Dalam fase grup, Timnas Indonesia harus bersaing di Grup E, yang terdiri dari tiga lawan tangguh, yaitu Kosta Rika, Thailand, dan Montenegro. Ketiga negara tersebut memiliki pengalaman di ajang internasional dan bisa menjadi tantangan berat bagi skuad Garuda Mini yang menjalani debut di turnamen ini.
Adapun jadwal resmi pertandingan Indonesia di fase grup adalah sebagai berikut:
22 Mei 2025: Indonesia vs Kosta Rika
24 Mei 2025: Indonesia vs Thailand
27 Mei 2025: Indonesia vs Montenegro
Ketua Umum Federasi Sepak Bola Mini Indonesia (FSMI), Doni Setiabudi, menyatakan bahwa partisipasi Indonesia di ajang ini bukan sekadar untuk meramaikan kompetisi, tetapi sebagai bentuk keseriusan dalam membangun sepak bola mini nasional.
“Kami hadir di Piala Dunia Sepak Bola Mini 2025 bukan hanya untuk tampil, tapi untuk memberikan perlawanan. Tim ini telah dipersiapkan dengan latihan intensif, dan kami yakin bisa bersaing,” ujar Doni.
Tantangan Berat di Turnamen Internasional Perdana
Piala Dunia Sepak Bola Mini 2025 diikuti oleh total 32 negara, terbagi dalam delapan grup. Format pertandingan 6 lawan 6 menuntut pemain untuk tampil cepat, lincah, dan memiliki koordinasi tinggi dalam tim. Karena itu, adaptasi menjadi kunci bagi skuad Indonesia agar dapat menunjukkan performa terbaik di atas lapangan.
Meski ini menjadi partisipasi perdana Indonesia di turnamen ini, FSMI yakin para pemain bisa tampil maksimal. Beberapa di antara mereka memiliki latar belakang sebagai pemain futsal profesional dan sepak bola amatir yang telah menjalani seleksi ketat.
“Kami sadar lawan-lawan di grup ini bukan tim sembarangan. Tapi justru inilah kesempatan untuk menunjukkan kualitas kami. Target kami jelas: lolos dari fase grup dan melaju sejauh mungkin,” ungkap Doni.
Thailand, yang juga tergabung di Grup E bersama Indonesia, dipandang sebagai salah satu tim terkuat di kawasan Asia Tenggara untuk sepak bola mini. Montenegro dikenal tangguh dari kawasan Eropa Timur, sementara Kosta Rika membawa tradisi kuat sepak bola dari Amerika Tengah. Ini menjadikan Grup E sebagai salah satu grup paling kompetitif dalam turnamen ini.
Format Unik Sepak Bola Mini, Hiburan Alternatif dengan Aksi Cepat
Berbeda dengan sepak bola 11 lawan 11, format mini football yang digunakan dalam turnamen ini memiliki durasi pertandingan lebih singkat dan ukuran lapangan lebih kecil. Formasi yang digunakan pun berbeda, biasanya menitikberatkan pada kecepatan, teknik individu, serta kerja sama tim dalam ruang sempit.
Dengan hanya enam pemain di setiap tim termasuk kiper permainan menjadi lebih cepat dan dinamis. Ini menjadikan sepak bola mini sebagai tontonan menarik yang cocok dikembangkan sebagai alternatif hiburan olahraga di masyarakat.
FSMI berharap keikutsertaan Indonesia di Piala Dunia ini mampu membuka mata publik terhadap potensi sepak bola mini di tanah air. Bahkan, mereka menargetkan agar dalam waktu dekat, cabang olahraga ini bisa berkembang di level daerah hingga nasional dengan pembentukan liga dan turnamen resmi.
Dukungan Suporter dan Harapan untuk Masa Depan
Partisipasi Indonesia dalam Piala Dunia Mini Football 2025 diharapkan bisa memupuk antusiasme baru di kalangan penggemar sepak bola nasional. Dukungan dari masyarakat dinilai sangat penting untuk membangkitkan semangat para pemain yang bertanding jauh dari tanah air.
FSMI juga mengajak publik untuk menyaksikan pertandingan-pertandingan Indonesia melalui siaran langsung daring yang akan tersedia selama turnamen berlangsung. Ini menjadi langkah awal untuk memperkenalkan sepak bola mini secara lebih luas ke seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
“Kami berharap seluruh masyarakat Indonesia bisa memberikan dukungan moral. Apa yang kami lakukan di Azerbaijan adalah bagian dari mimpi besar untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan baru di dunia sepak bola mini,” tutup Doni Setiabudi.
Dengan semangat juang yang tinggi dan semangat kebangsaan yang menyala, Timnas Indonesia siap menorehkan tinta emas di panggung internasional baru. Piala Dunia Sepak Bola Mini 2025 bukan hanya kompetisi, tetapi juga momentum strategis untuk mengembangkan olahraga baru yang penuh potensi di masa depan.