JAKARTA – Jepang kembali menunjukkan kepemimpinannya dalam pemanfaatan teknologi digital di sektor pelayanan publik. Kini, negara tersebut memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk membantu menemukan dan mengembalikan barang-barang yang hilang di sistem transportasi umum.
Langkah ini terbukti efektif, dengan tingkat pengembalian barang yang meningkat drastis di sejumlah operator transportasi, sekaligus menyederhanakan proses pencarian yang sebelumnya rumit dan memakan waktu.
Platform AI "Find" Diadopsi di Ribuan Lokasi Transportasi
Menurut laporan dari Kyodo News, lebih dari 30 organisasi di Jepang telah mengadopsi sistem “Find”, sebuah platform pencarian barang berbasis AI yang dikembangkan oleh Find Inc., perusahaan teknologi yang berbasis di Tokyo.
Platform ini telah diterapkan di sekitar 2.300 stasiun dan fasilitas publik lainnya di seluruh negeri. Proses penggunaannya cukup sederhana namun canggih.
Saat sebuah barang ditemukan, staf akan memotret barang menggunakan tablet. Gambar ini kemudian dianalisis oleh sistem Find yang mengenali warna, bentuk, dan fitur visual lainnya. Data tersebut lalu disimpan ke dalam basis data terpusat.
Pengguna Bisa Lacak Barang Hilang Lewat Aplikasi Pesan
Pemilik barang dapat mengakses sistem ini melalui aplikasi pesan seperti LINE. Pengguna cukup mengisi detail kehilangan, termasuk lokasi, deskripsi barang, atau mengunggah foto. Bahkan jika tidak memiliki foto asli, mereka bisa memilih gambar serupa yang tersedia di sistem.
AI kemudian akan mencari kecocokan berdasarkan informasi yang dimasukkan dan menampilkan beberapa kemungkinan dengan urutan probabilitas tertinggi. Jika sistem menemukan kecocokan, pengguna akan diarahkan ke loket atau fasilitas terdekat untuk mengambil kembali barang miliknya.
Platform ini juga ramah bagi wisatawan karena tersedia dalam empat bahasa, yakni Jepang, Inggris, Mandarin, dan Korea.
Tingkat Pengembalian Barang Meningkat Tiga Kali Lipat
Keberhasilan sistem ini terbukti dari peningkatan tingkat pengembalian barang yang signifikan. Operator kereta Keio Corporation melaporkan lonjakan dari kurang dari 10 persen menjadi sekitar 30 persen setelah menggunakan sistem Find.
Hal serupa juga disampaikan oleh Yurikamome Inc., operator monorel otomatis di Tokyo, yang mulai menggunakan sistem ini sejak Juli 2024.
Menurut pejabat di Stasiun Shimbashi, penggunaan sistem Find telah mengurangi jumlah pertanyaan masyarakat secara drastis dan mempercepat proses verifikasi barang yang sebelumnya dilakukan dengan spreadsheet Excel.
“Kami melihat penurunan signifikan dalam beban kerja staf dan peningkatan kepuasan pelanggan,” kata seorang pejabat dari Yurikamome Inc.
Diterapkan Juga di Kepolisian dan Pusat Perbelanjaan
Tak hanya di sektor transportasi, sistem Find juga diterapkan di lembaga penegak hukum dan pusat perbelanjaan. Kepolisian Oita kini bisa melakukan verifikasi barang tanpa harus datang langsung ke gudang penyimpanan.
Sementara itu, di Stasiun Hakata, Fukuoka, platform ini digunakan secara terintegrasi dengan fasilitas sekitar, termasuk pusat perbelanjaan. Hal ini menghilangkan keharusan masyarakat untuk menanyakan barang hilang ke berbagai lokasi berbeda.
Lebih dari 1,5 Juta Barang Ditangani, Ratusan Ribu Sudah Dikembalikan
Platform Find telah menangani lebih dari 1,5 juta barang hilang. Dari jumlah tersebut, sekitar 480.000 barang berhasil dikembalikan kepada pemiliknya hingga Maret 2025.
CEO Find Inc., Ryu Wada, menyampaikan bahwa sistem ini hadir untuk menyederhanakan proses yang sebelumnya merepotkan.
“Dulu orang harus menelepon ke berbagai tempat untuk mencari barang mereka. Sekarang, cukup satu platform yang terintegrasi,” ujar Ryu Wada.
Ia berharap sistem Find bisa diadopsi lebih luas di Jepang, sehingga pengembalian barang hilang bisa dilakukan lebih cepat dan efisien.
Solusi Digital Masa Depan untuk Pelayanan Publik
Keberhasilan sistem Find membuktikan bahwa integrasi AI dalam layanan publik bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan masa depan. Dengan kemudahan penggunaan, efisiensi tinggi, dan kemampuan pencocokan cerdas, platform ini menjadi solusi nyata dalam menjawab permasalahan klasik barang hilang.
Dengan pengalaman positif dari pengguna dan operator, bukan tidak mungkin teknologi serupa akan diadopsi di berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk memajukan sistem pelayanan publik berbasis digital.